03 Hujan dan malam

176 145 7
                                    

°~Aku suka hujan, karena di kala hujan, aku bisa sepuasnya menangis, sembari menatap laut biru jernih di depan, memikirkan keluarga yang tersayang~ Syandana Samana Arnawama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

°
~Aku suka hujan, karena di kala hujan, aku bisa sepuasnya menangis, sembari menatap laut biru jernih di depan, memikirkan keluarga yang tersayang~ Syandana Samana Arnawama

°
°
°

Pukul 00.00 Malam.

SYANDANA telah sampai di tepi pantai. Lelaki tinggi itu segera turun dari motor tingginya. Ia mengeluarkan sebuah buket bunga mawar merah dari tas hitam yang ada dipunggungnya.

Setelah berhasil dikeluarkan, tas itu ia simpan ke dalam bagasi motor kecuali benda pipih yang memang akan ia taruh disaku celana saja.

" Gue harap mereka suka sama bunga yang dibawa ". Gumam sian sambil tersenyum hangat menatap buket yang ada di tangan kanannya......

Dia, lelaki yang memakai jaket hitam itu kini mulai melangkahkan kakinya untuk semakin mendekati bibir pantai.

Berjalan terus ke arah depan tanpa memikirkan jika hujan semakin deras hingga jaket yang ia pakai saja sudah menjadi basah. Harusnya tadi ia memakai jaket anti air saja.

Walaupun bisa saja ia nanti akan jatuh sakit lagi. Tetapi belakangan ini ia jarang sekali sakit. Mungkin ia sedang beruntung saja. Penyakitnya yang mungkin kambuh pun sudah tidak kambuh lagi belakangan ini. 

Kaki yang beralas sepatu sneakers itu menginjakkan kakinya diatas pasir pantai yang sudah basah akan air ombak yang cukup rendah menerjang kakinya.

Dia terus saja berjalan kearah laut hingga lutut kakinya tidak terlihat karena terkubur air. Menatap kedepan, berharap jika orang yang ia rindukan tengah datang kearahnya.

Walaupun ia sudah mempunyai keluarga baru. Pak nino dan bu nina yang sudah merawatnya selama 10 tahun lamanya. Akan tetapi ia merasakan hal yang berbeda saat ia bersama dengan keluarga kandungnya. Rasa nyaman dan hangat itu sudah tidak ia rasakan lagi.

Lalu, ia mengeluarkan buket berwarna hitam yang ada beberapa buah bunga mawar merah itu. Meletakkannya tepat di atas air laut yang membiru, membiarkannya terus mengambang hingga terbawa arus ombak yang terlihat mulai meninggi dan akan menghampirinya.

Berharap jika mereka yang telah tiada bisa melihat warna merah bunga mawar yang indah itu dan menerimanya dengan sebuah senyuman hangat yang telah lama ia rindukan.

Namun, hal itu mungkin akan sangat mustahil dikabulkan. Karena mereka mungkin saja sudah menjadi bangkai, dimakan oleh ikan-ikan besar di laut dalam sana. Jika raga mereka tidak utuh. Jiwa mereka sepertinya sudah tenang diatas sana. Tapi, kenangan indah bersama mereka selalu ada berada dihatinya.

Lelaki dewasa itu pun tanpa sadar sudah meneteskan air mata yang tadinya tidak akan ia keluarkan lagi kini keluar begitu saja tanpa permisi. Ia sudah tak bisa menahannya lebih lama lagi. Menahan perasaan sedihnya terus menerus. Menahan rasa sakit yang dideritanya terus menerus.

DEAR S [HIATUS]Where stories live. Discover now