♡ [14.➹ Pertengkaran ➹] ♡

3.6K 229 0
                                    

I hope your enjoy Reading to my novels

‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙

Keesokan harinya, Aletta bersiap siap untuk kembali. Seharusnya ia tak perlu menyiapkan apa pun. Namun, Karyx dan Rashta tak ingin Aletta kembali dengan tangan kosong.

Bahkan, Karyx rela memberikan satu  peti koin emas miliknya hanya untuk Aletta.

Dan, Rashta rela memberika beberapa perhiasan nya untuk Aletta. Ia memberikan perhiasan yang tak pernah ia sentuh sedikit pun.

Aletta menghela napas nya lelah.

"Kenapa harus sebanyak ini?" Tanya nya dengan lesu.

Rashta tersenyum "sudahlah bawa saja" Katanya.

Aletta menghela napas nya lelah. "Ini terlalu banyak" Katanya.

Karyx pun mengucapkan mantra dan cahaya kuning itu mengelilingi beberapa benda benda yang akan di bawa Aletta pulang.

Cahaya kuning itu memudar dan muncul sebuah pola sihir di dalam kertas dan benda benda besar yang tadinya akan Aletta bawa kini menghilang.

Karyx menyodorkan kertas itu. " Robek kertas ini ketika kau ingin mengeluarkan nya " Kata Nya.

Aletta menganggukkan kepalanya.

Ia pun melambaikan tangan dan sedetik kemudian ia sudah menghilang dari kamar Rashta.

➹➹

Setelah membuka matanya, Aletta sudah berada di kamarnya. Ia pun membersihkan diri dan berganti baju.

Setelah membersihkan diri nya, Aletta merebahkan tubuhnya dan tanpa sadar ia terlelap.

➹➹

Saat matahari hendak tenggelam, Aletta baru membuka matanya. Ia pun memanggil Firn dengan lonceng yang terhubung ke kamar Firn.

Tak lama kemudian Firn pun datang dan Aletta pun mandi dengan di bantu oleh Firn.

Setelah selesai bersiap, Aletta pun pergi ke taman Florencia dengan Firn yang selalu mengikutinya.

Sesampainya di taman, Aletta duduk di kursi dengan Firn yang berdiri di belakangnya.

Aletta menghirup udara dan ia pun tersenyum tipis. Ia sangat menyukai aroma taman Florencia.

➹➹

Saat Aletta sedang menikmati udara di taman Florencia tanpa sadar ada dua orang yang sedang bertengkar di belakangnya.

"Sialan! Kenapa kau mendekati adikku?!" Bentak Treston dengan suara keras.

Ia tak khawatir jika Aletta mendengar suara kerasnya karena ia sudah memasang barier untuk meredam suara nya yang keras.

"Dia juga adikku" Balas Geordan dengan santainya.

"Tidak! Dia bukan adikmu! Di hanya adikku! Hanya milikku!" Bentar Treston dengan mengeluarkan aura sihirnya yang mengelilingi tubuhnya.

Geordan menatap datar Treston yang ada di hadapannya. Ia tau alasan Treston sangat menyayangi Aletta.

"Kau tidak boleh egois, Treston" Kata Geordan dengan datar.

"Aku tak peduli!"

➹➹

Aletta yang sedikit merasakan mana Treston yang marah, ia pun melihat kebelakang. Namun, tak ada apa pun.

Ia pun berdiri dari duduknya dan meminta Firn untuk tidak mengikutinya.

Ia melangkahkan kakinya sesuai apa yang di arahkan oleh hati dan pikirannya.

Ia terus melangkah dan langkah kakinya membawa dirinya ke arah bagian utara taman Florencia yang sedikit luas. Namun, hanya ada tumbuhan liar saja yang merambat di dinding dinding pembatas antara kediaman dan hutan.

Selain tumbuhan liar, ia juga melihat kedua orang yang seperti sedang berseteru. Dan Aletta mengenali kedua orang itu. Ia yakin jika Treston membuat barier peredam suara.

Aletta pun mengeluarkan sihir apinya dan membidik barier itu dengan dua kali serangan.

Krakk

barier itu hancur dan Treston menoleh dengan tatapan mata tajam yang membuat Aletta sedikit terkejut.

Ia kira Treston tidak bisa berekspresi seperti itu.

"Ada apa?" Tanya Aletta dengan suara yang sedikit lembut.

Tatapan tajam Treston pun melunak ketika melihat yang menghancurkan barier yang ia buat adalah adik kecil tersayang nya.

"Tidak apa apa, kami hanya sedikit berdebat" Jawab Treston dengan senyuman lebar seperti seseorang yang tadi memandang Aletta dengan tajam bukanlah Treston.

"Aku tak mempercayai alasanmu itu, kak" Kata Aletta dengan senyuman lebar.

Treston berdecak lalu setelahnya ia menghampiri Aletta dan merangkul pundak Aletta.

"Dia yang terlebih dahulu memulai nya, adik" Kata Treston dengan nada yang merajuk sembari menunjuk Geordan.

Aletta mengernyitkan dahinya. Ia tak pernah melihat tingkah Treston yang seperti ini.

Geordan memutar bola matanya malas. Biarlah, suka suka Treston. Ia tak peduli, yang terpenting Treston tidak membuat Aletta terluka.

➹➹

"Bagaimana dengan perkembangan sihirmu, adik?" Tanya Treston yang sedang duduk di sebelahnya.

"Sedikit meningkat" Kata Aletta.

Treston menganggukkan kepalanya.

Seketika keadaan hening, mereka berdua  terfokus menikmati angin yang berhembus.

Mereka berdebat dengan pikiran masing masing.

Aletta memikirkan keberadaan Vien yang katanya akan kembali. Sudah dua minggu Vien pergi dan itu membuat Aletta memikirkan nya.

Dan ia juga memikirkan kembali perjodohan nya dengan laki laki brengsek itu.

Duke sialan itu sudah memberinya waktu untuk mencari penggantinya dalam tiga bulan. Dan itu waktu yang sangat singkat untuknya. Ia harap akan ada keajaiban nantinya.

Ia tak mau mengulangi kejadian di masa lalu yang membuatnya dendam kepada Evan dan Teressa.

Ia juga memiliki rencana untuk Teressa. Tapi, sebelum merencanakan sesuatu, ia harus menemui seseorang terlebih dahulu untuk membantunya melaksanakan rencana itu.

‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙


Sidoarjo, 23 April 2024

TBC.

Princess Aletta [ END ]Where stories live. Discover now