13. Expectation (2017)

52 9 9
                                    


Laskar

Banyak orang bilang kalau cewek dan cowok tuh gak mungkin bisa sahabatan lama karena pasti salah satunya ada rasa.

Gue antara setuju dan gak setuju sih sama pernyataan itu.

Mungkin kalau orang melihat gue, mereka akan mengira kalau gue adalah orang yang cuek dan dingin karena jujur aja tampang gue emang cukup mengintimidasi. Tapi sebenernya gue jauh banget dari sifat itu, gue adalah orang yang mudah bergaul.

Gue suka berbicara dan membangun pertemanan dengan orang baru. Cuma sikap friendly ini bukan berarti bisa membuat gue menerima semua orang untuk dekat dengan gue. Yes i make friends with anyone but i don't build a deep relationship with anyone either.

Hanya satu orang yang berhasil membuat gue akhirnya terbuka sepenuhnya dan benar-benar gue anggap sebagai sahabat atau teman terdekat gue.

Namanya Claire, and yes dia cewek.

Dan balik lagi ke pernyataan kalau cewek sama cowok gak bisa temenan lama karena pasti salah satunya ada rasa, gue gak setuju. Karena selama 3 tahun berteman dengan Claire, sepertinya kita gak pernah melibatkan perasaan.

Gue nyaman sama Claire, gue bahagia banget tiap lagi main sama dia. Claire adalah satu-satunya orang yang bisa membuat gue gak takut untuk menjadi diri gue sendiri. Claire adalah orang pertama yang mendukung gue untuk melakukan apa yang gue inginkan which is music.

Sejak kecil, gue cinta banget sama musik. Sayangnya, gue gak bisa dengan bebas mencurahkan rasa cinta gue terhadap musik karena musik bukan hal yang bisa menjamin masa depan, kata orang tua gue.

Herannya, mau sekeras apapun nyokap dan bokap meminta gue untuk berhenti menghabiskan waktu di musik dan mulai fokus ke pelajaran akademik khususnya IPA dan matematika, gue tetap kembali ke musik. Setiap sore, ketika orang tua gue masih sibuk kerja di rumah sakit dan gue sendirian di rumah, gue akan meluangkan waktu selama beberapa jam untuk mengulik lagu dengan gitar kesayangan gue. Gue menikmati musik sendirian, gak ada yang mendukung, gak ada yang memuji kemampuan gue.

Tapi sore itu, ketika seorang anak perempuan yang gak gue kenal secara diam-diam memperhatikan gue yang sedang asik bermain gitar. Ketika dia tiba-tiba memberanikan diri untuk mengajak gue bicara hanya untuk mengatakan bahwa dia menyukai permainan gitar gue, di situ lah gue merasa dihargai. Gue merasa diapresiasi dan gue merasa di dukung.

Mungkin momen kecil itu lah yang akhirnya membuat gue mau kenal dan memperkenalkan diri gue lebih dalam kepada Claire. Momen kecil itu jugalah yang mengawali persahabatan kita yang ternyata bisa bertahan lebih dari 3 tahun. Dan selama 3 tahun, gue bersyukur banget bisa menikmati waktu gue bersama Claire.

Tapi yaudah batasnya sampai situ aja. Gue gak pernah berharap atau berfikir bahwa status antara gue dan Claire akan berubah. Entahlah, gue gak bisa bilang kalau gue gak pernah baper sama cewek itu.

Gue cowok normal, ada momen dimana gue merasa sayang banget sama Claire karena perhatiannya dan cara dia memperlakukan gue. Tapi gue sudah terlalu nyaman dengan status pertemanan ini. Entah kenapa, diotak gue gak ada bayangan aja kalau misal Claire berubah status jadi pacar gue. I think she's comfortable with this friendship status too, anyway.

Jadi ya yaudah, gue menikmati pertemanan ini aja. Toh kenapa harus pacaran kalau kita bisa sedekat ini hanya dengan status teman?

Hampir semua hari-hari gue di masa SMP diisi dengan kehadiran Claire. Kebetulan di kelas 8 dan 9 kita sekelas dan itu membuat kita makin dekat. Memasuki masa SMA, gue dan Claire kembali satu sekolah dan satu kelas. Gue pikir masa SMA gue gak akan jauh beda dengan masa SMP gue. Kita akan tetap menjalani hari-hari kita berdua, melakukan apapun berdua, pergi kemanapun berdua, tapi ternyata enggak.

AccismusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang