-Chap 01-

40 7 84
                                    

☆*: .。. Abyssal Wheeze .。.:*☆
  Presents... -Chap 01-

-🪽-

"Ayolah ayahh! Narika ingin ikut!!" teriak anak bersurai biru itu dengan nada merayu. "Baiklahh! jangan berteriak seperti anak kecil deh, kamu kan sudah berumur 16 tahun" jawab ayahnya sambil menghela nafas dan mencubit pipi anak perempuan tertuanya itu. "Yey! akhirnya aku bisa ketemu sama kak Eiji lagi setelah sekian lama!" ucap Anak itu sambil meloncat-loncat. "Kalau begitu tunggu apa lagi? Sana siap-siap" suruh sang Ayah.

Anak perempuan bersurai biru itu segera berlari ke arah kamarnya, mencari baju yang bagus di lemarinya. "Kakak mau kemana?" tanya adik perempuannya yang sedang asyik bermain ponsel. "Mau ikut ayah ke lab! kamu mah disini aja, bareng tante. Heheheheh" jawab sang kakak dengan nada sombong. "Oh..Ok" ucap adiknya yang tak peduli sambil melanjutkan kegiatan bermain ponselnya.

Perempuan bersurai biru itu segera berlari ke dalam mobil sang ayah. Mungkin ini adalah waktu yang pas untuk memperkenalkan karakter-karakter kita. Perkenalkan karakter utama kita yaitu, Eiko Narika! Dia punya ayah yang bekerja sebagai profesor tingkat tinggi yang sudah mengerjakan eksperimen eksperimen berbahaya, kalau soal ibunya Narika, kalian mending ga usah tanya-tanya dulu deh, soalnya Narika pasti bakalan gebuk kalian pake apapun yang ada disekitarnya, biarin nanti author aja yang jelasin. Oh iya, Narika juga punya adik bernama Eiko Hinata yang sibuk melulu sama ponselnya.

Mereka telah tiba di lab dimana ayah Narika bekerja, "Nah kita sampai..Kamu tunggu kak Eiji aja dulu di ruang tunggu, soalnya ayah ada meeting bentaran." Suruh ayah setelah mengantar Narika ke ruang tunggu. "Baik, ayah." Jawab Narika yang langsung duduk di sofa, sedangkan ayahnya nyelonong pergi bae tanpa pamitan, kayak dia yang diberi harapan eh malah pergi tanpa pamitan- Eh kok malah bahas ginian sih...Oke lah mari kita kembali ke alur-. Narika segera membuka ponselnya, memulai kegiatan meng-scroll media sosialnya.

"Narika?" Tanpa Narika sadari seseorang laki laki berambut hitam dengan jas putihnya, jangan lupakan dasi merahnya, berdiri di sebelahnya, mengintip ponsel Narika. "Eh-..Kak...Eiji?" kaget Narika sambil menyembunyikan ponselnya di belakang tubuhnya. "Hah..Kak Eiji kok beda amat" tanya Narika terheran-heran. "Iya dong, tapi makin tua" jawab Kak Eiji tersenyum lebar-lebar. "Gak mungkin makin tua ah...Orang jadi cakep begitu!!" teriak Narika sambil memfoto-foto Eiji dari segala arah. "Hahah, kamu ada ada aja." Tawa Eiji malu.

"Eh....Gimana kerja sambilan disini? Lancar gak?" tanya Narika setelah memposting foto kak Eiji di instagram. "Hmmmz...Jujurly...Lancar-lancar aja sih." Jawab kak Eiji mengangguk "Aku ga ganggu kerjaan kakak kan?" tanya Narika, lagi. "Aelah, engga kok..Aku lagi kosong" jawab kak Eiji yang mulai bosan ditanya melulu. "Kamu mau keliling ga?" sekarang giliran kak Eiji yang bertanya. "Hm..boleh boleh aja sih" jawab Narika setelah memasukkan ponselnya ke kantong celananya.

Mereka mulai berkeliling laboratorium, kak Eiji menjelaskan beberapa ruangan seperti ruangan experimentation, ruangan yang berisi obat obat yang diracik sedemikian rupa untuk dicoba ke hewan atau terkadang malah ke manusia. Ya ini mungkin terdengar kejam bagi kita, iyakan?...Namun bagi professor tingkat tinggi seperti mereka, ini tidak kejam, seperti mengurung kucing liar, kemudian memberinya makan (apalh ga jelas). Mereka berdua baru berjalan setengah dari laboratorium tapi tiba-tiba Narika angkat bicxara setelah terdiam mendengar penjelasan penjelasan kak Eiji "Eh, kak Eiji" panggil Narika. "Iya? kalau kamu ada pertanyaan tanya aja" jawab kak Eiji sambil tersenyum.

"Anu- toilet dimana ya?" tanya Narika sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali. "Uh......Ke kanan terus ke kiri, kalau liat perempatan, lurus aja, abis itu liat ke kanan, ada toilet. Jangan tersesat loh ya" jawab kak Eiji, dia sungguh tak menduga Narika akan bertanya soal itu.

Narika mengangguk, dan langsung berlari kearah yang telah diperintahkan oleh kak Eiji, sosok kak Eiji sudah tak terlihat jika Narika menoleh. Kini dia berada di perempatan, dia benar benar lupa harus kemana, yah..Dia kan buta arah + dan suka lupaan. "Duhh, tadi kak Eiji nyuruhnya kemana ya abis perempatan. Kebelet banget lagiii, plis jangan kejadian lagi kayak waktu gue SD." gumam Narika sambil cap cip cup kembang kuncup, menentukan arah. Akhirnya dia memutuskan untuk kearah kanan.

Setelah 2 menit mencari toilet di lorong kanan, akhirnya Narika menemukannya di paling ujung lorong. Walaupun tulisannya 'Toilet rusak, silahkan pergi ke toilet baru di lorong sebelah kiri dari lorong ini.' "Ah bomat, yang penting sama sama toilet" kesal Narika yang terlalu kebelet untuk peduli dan main masuk saja. Di kamar mandi tersebut terdapat dua ruangan untuk dua orang, satunya tertutup rapat rapat, sepertinya terkunci, tapi tidak terlihat ada orang di dalamnya. Pemandangan di dalam kamar mandi itu cukup mengerikan, lampu hanya nyala satu, itupun kedap kedip, disana banyak botol botol berserakan, tapi Narika tetap tidak peduli, Dia masuk.

Akhirnya dia telah selesai menyelesaikan hajatnya, dia segera mencuci tangan di wastafel, wastafel tersebut memiliki kaca penuh dengan coretan, yah hanya di pinggir kacanya saja, jadi tidak menghalangi, Narika mencuci tangannya, kemudian menatap kaca, ada yang beda dengan dirinya. "..Mata kanan gue..kenapa?" tanya Narika pada diri sendiri setelah menyadari bahwa mata kanannya mengeluarkan cairan hitam, yang seharusnya putih, sekarang hitam, hitam pekat, pupilnya juga berubah menjadi merah. Narika masih terdiam tidak percaya, padahal dia tidak melakukan apapun kecuali ke kamar mandi ini. "Apa aku tanya kak Eiji aja kali ya...?" tanya nya lagi, sambil menutup mata kanannya.

Namun, saat Narika ingin keluar dari kamar mandi tersebut, suara teriakan keluar dari ruangan yang terkunci, entah suara siapa. Narika tentu saja kaget dan merinding, tapi memberanikan diri untuk membuka ruangan yang terkunci itu dengan menendangnya, di dalam situ berisi sebuah tubuh 4 anak kecil yang saling menggigit, dengan tanduk yang lumayan runcing, mereka menoleh kearah Narika, kemudian memelototinya. "A..Apa ini.." tanya Narika dengan suara gemetar dan refleks mundur beberapa langkah.

4 bocah itu memiliki tubuh berbulu, dengan tanduk yang runcing dan mata yang berwarna hitam pekat dengan pupil kecil bewarna merah. Jangan di bayangkan seperti apa, biarkan authornya aja yang ngeri wkwkwk. Setelah beberapa detik dengan keheningan, Narika langsung lari keluar dari kamar mandi tersebut, masih dengan teriakan yang kencang, 2 bocah dari 4 bocah itu mengejar Narika. "KOK MEREKA NGEJAR SIH" teriak Narika masih sambil berlari, tenang. Narika dulu pernah ikut eskul olahraga, jadi stamina dia banyak. Dari kejauhan, terlihat kak Eiji yang menatap kanan dan kiri dengan wajah kebingungan dan khawatir. "kak Eiji!!! Tolooong!" teriak Narika memanggil kak Eiji. "Narika? Udah ke toiletnya?-" tanya kak Eiji yang menoleh dengan wajah kaget.

"Kakkk! Mereka mengejarkuu!" teriak Narika ketakutan sambil berlari kearah kak Eiji. Kak Eiji yang melihat itu langsung panik dan menarik tangan Narika untuk masuk kedalam sebuah ruangan, kemudian menguncinya. "Apa apaan itu.." tanya kak Eiji yang masih kaget.

Narika menceritakan semuanya, tak disadari ada dua perempuan yang mendengarkan dari belakang mereka. "Wah wah...Kalian salah masuk ruangan kah?" tanya wanita bersurai biru tua sambil memakan sebuah cemilan kemasan "Sopankah begitu?" lanjut wanita bersurai oranye dengan tanduk kuning di kepalanya.

.

.

.

To be continued <3 !

Yeyeyeyeyey, akhirnya selesai juga chapter satu, berapa bulan jir ini gue bikinnya? Maaf klo lama ges hwehe.. Jangan lupa di vote loh ya!

See you in next chapter

[ShyryAqua , cnnlyn , RACHREL , Putrisykl , Pupulchra_Italiya , Emaknya_Robin , farrasayuvi30] (Sorry for the tag)

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 23 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

☆*: .。. Abyssal Wheeze .。.:*☆ [Need Cast]Where stories live. Discover now