19. Accountability

64 22 12
                                    

🎭🎭🎭

Taehyung masih belum menghentikan aksinya, bahkan saat pintu ruang rawat Sohyun terbuka dengan presensi Jihoon yang masuk ke dalam. Mereka pun masih tidak menyadari bahwa ada orang lain yang melihat.

Jihoon hanya terdiam dengan pemandangan yang baru saja ia lihat. Kemudian mengalihkan pandangan ke arah lain dan berdehem, otomatis kegiatan yang dilakukan oleh Sohyun maupun Taehyung berhenti.

Mereka berdua menoleh serentak ke arah sumber suara. Sohyun terkejut mendapati Jihoon yang hanya melihatnya datar.

Karena rasa kaget nya, Sohyun refleks mendorong tubuh Taehyung hingga terjengkang ke belakang hingga terjatuh.

“Argh!” teriak Taehyung saat tubuhnya terjerembab ke lantai.

Sohyun yang melihat itu pun hanya menatap Taehyung menyesal. Sungguh, yang tadi itu hanya refleks karena malu.

“Ji-jihoon! Kau dari tadi di situ?” tanya Sohyun gugup.

“Lumayan.” sahut Jihoon singkat, kemudian memutuskan pandangan pada Sohyun, “Aku ke sini, karena mau mengantar pak komisaris yang ingin bertemu dengan mu.”

Sohyun terdiam, entah kenapa dia mungkin akan semakin malu jika pak komisaris yang memergokinya. Untung saja yang masuk lebih dulu itu Jihoon.

Taehyung meringis kecil saat bangkit berdiri, bokong nya terasa linu karena dia jatuh dari atas tempat tidur. Ternyata walaupun masih sakit, kekuatan Sohyun tetap ada.

Jihoon menggeser pintu ruang rawat Sohyun, kemudian masuklah Lee Donghae. Sohyun yang melihat itu segera berdiri tegak dan memberikan hormat.

Donghae tersenyum, “Tidak apa. Duduk saja Sohyun. Kau masih tidak boleh banyak bergerak.”

Sohyun mengangguk, lalu duduk di tempat tidurnya kembali.

Donghae mengalihkan pandangan ke arah wajah asing yang baru pertama kali dia lihat, Taehyung yang di tatap pun menjadi gelagapan sendiri.

Jihoon yang berdiri tegap di belakang Donghae hanya mendengus, kemudian menghampiri Taehyung, “Ada yang ingin pak komisaris bicarakan dengan Sohyun. Jadi di harapkan kau keluar dulu!”

Taehyung menatap Sohyun terlebih dahulu, kemudian mau tau mau keluar dari ruang rawat Sohyun. Tak lama, barulah Jihoon ikut keluar, membiarkan Sohyun dan pak komisaris bicara empat mata.










🎭🎭🎭


“Jadi, bapak menyuruh saya menyamar di highlight school, karena bapak tau kalau pembunuh orang tua saya itu Jeon Shinwa?”

Donghae yang terduduk di sofa pun hanya terdiam, sebenarnya dia juga merasa bersalah karena telah membohongi Sohyun sejak lama.

“Maaf Sohyun, aku tidak bermaksud membohongi mu atau membuat mu mengingat kembali kejadian itu. Aku hanya ingin kau sendiri yang mengetahui nya tanpa ada andil orang lain. Aku ingin, kau yang menangkapnya sendiri.”

Sohyun mendesah berat, tatapan nya menyorot Donghae dengan sayu. Tak lama, hanya sedetik sebelum dia memutuskan pandangan dan menatap kakinya yang masih terbalut perban.

Jeon Shinwa memang yang menjadi penyebab utama kematian kedua orang tuanya. Tapi yang melakukan eksekusi, ialah pria bernama Daesung.

Yang ia tahu, bahwa Jeon Shinwa telah mati karena tertembak. Sementara Daesung langsung mendekam di balik jeruji besi.

Tapi entah kenapa, ada di dalam diri Sohyun yang masih tidak terima. Jeon Shinwa mati, dengan begitu mudahnya. Sementara ia harus hidup dengan ingatan suram atas kejadian yang menimpa orang tuanya.

UNDERCOVER✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora