•03

18.3K 924 7
                                    

H A P P Y   R E A D I N G

Sagita X Libra
_______________________________

-MANDI BARENG-

.

.

.

"Kamar mandi kalian rusak, kalau mau mandi harus ke sungai." Kata Oma membuat Libra membelalakkan matanya.

"Gak mauu, Libra takut kalo ada ular gimana Omaaa." Rengek Libra.

"Nanti kalo ke sungai sama mas mu biar di jagain."

Libra lalu melirik Sagi di sebelahnya.

"Mas Sagi jahat, gak mungkin mau jagain aku." Ucap Libra

"Sagita itu kakak jadi harus jagain adeknya. Kalau Sagi gak mau jagain kamu bilang Oma biar Oma pukul Sagi pakai rotan 20 kali." Tutur Oma membuat Sagi menegang lalu berdecak kesal.

Sekarang hari mulai sore, mumpung masih jam 3 dan langit belum gelap Libra mengajak kakaknya untuk pergi ke sungai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang hari mulai sore, mumpung masih jam 3 dan langit belum gelap Libra mengajak kakaknya untuk pergi ke sungai.

"Mas ayo mandi." Libra menggoyangkan lengan Sagi yang tengah berbaring di ranjang mereka.

Sebelum menolak permintaan adiknya, Sagi mengingat ancaman dari Oma.

"... Oma pukul sagi pakai rotan 20 kali."

"Hahh, yaudah ayok." Membuat Sagi bangkit dan sekalian menyiapkan perlengkapan mandinya sendiri.

Sebelumnya Oma bilang kalau mau ke sungai bisa naik sepeda yang ada di halaman samping. Tapi sepedanya cuma ada satu jadi mau tidak mau Libra harus duduk menyamping di depan Sagi karena sepeda itu tidak ada tempat untuk ia duduk di belakang.

Jarak dari rumah ke sungai tidak terlalu jauh hanya butuh waktu 10 menit dengan mengendarai sepeda. Melewati pemukiman warga dan juga jalan yang di pinggirnya penuh hamparan sawah yang indah.

Terlihat Libra cukup menikmati pemandangan sore itu, karena saat di daerah tempat tinggalnya di kawasan perumahan ia tidak pernah melihat pemandangan dan nuansa pedesaan yang sejuk seperti ini.

Libra memandangi hamparan tumbuhan padi yang mulai kekuningan dihiasi langit cerah dan ditemani silir angin yang tertiup ringan menerpa tubuhnya, di perjalanan pun Libra selalu bersenandung ria. Melihat itu entah tanpa sadar ujung bibir Sagi terangkat mengukir senyum manis yang jarang ia tunjukkan pada adiknya.

Saat melihat aliran sungai yang tidak begitu deras Sagi segera menghentikan sepedanya. Libra turun dan mencari tempat aman untuk mereka mandi. Air di sungai itu cukup jernih membuatnya bisa melihat bebatuan yang ada di dasar sungai.

 Air di sungai itu cukup jernih membuatnya bisa melihat bebatuan yang ada di dasar sungai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Di sana aja mas, diatas batu besar itu." Tunjuk Libra pada Sagi.

Di area sungai itu memang sepi karena sudah jarang warga yang mandi di sana. Karena sekarang banyak rumah yang telah memiliki kamar mandi sendiri, tidak seperti dulu.

Sagi meletakkan peralatan mandi mereka beserta baju gantinya di atas batu besar, terlihat aliran air di sungai itu hanya sebatas pusar Sagi, namun lain halnya dengan Libra yang pendek membuat aliran air itu jadi setinggi dadanya.

Setelah itu dengan santai Sagi mulai melucuti pakaiannya sendiri di hadapan Libra.

Melihat itu Libra segera berbalik badan.

"Mas gak punya malu ya?!"

"Dih ngapain malu, paling cuma lo doang yang liat..." Balas Sagi santai sambil melepas celana bolanya menyisakan underwear nya saja.

"... Cepet lepas baju, mandi. Nanti keburu gelap..." Paksa Sagi menarik lengan Libra agar bocah itu menghadapnya.

"... Taruh sini baju lo nanti basah." Sagi mengambil kresek berisi baju di dekapan Libra.

Libra termenung menatap tubuh kakaknya yang terbentuk apik mencetak guratan halus otot-otot di perutnya. Memang tak begitu besar tapi sudah sangat bagus mengingat usia Sagi yang masih 18 tahun.

"Li, mau lepas baju sendiri apa gue lepasin?"

"Um, aku malu." Cicit Libra, membuat Sagi mengernyitkan dahinya.

"Malu kenapa lagi sih, udah buruan ah!" Sagi dengan paksa menarik ujung kaos Libra hingga terlepas.

Menelan ludah kasar agaknya Sagi terkagum dengan kulit putih bersih milik adiknya, dan juga nipple pink yang menggemaskan itu kenapa jadi sangat menarik di matanya! Perasaan saat di gigit semut kemarin tak semenggoda ini.

"Mas jangan di liatin gitu!" Libra menciptakan air ke wajah Sagi, membuat Sagi tersadar akan lamunannya.

"Idih, badan kok cuma tulang sama kulit. Makanya kalo makan yang banyak sambil olahraga." Ejek Sagi, sekaligus untuk mengalihkan pikiran anehnya tadi.

"Biarin aku kan masih kecil!"

"Udah nih sabun, buruan pake, gantian." Sagi menyerahkan sebatang sabun pada Libra.

Tak terasa kini sudah hampir jam setengah 5. Mereka memilih menepi ke pinggiran sungai yang kering untuk berganti pakaian. Kenapa mereka mandi sampai selama itu ya karena tadi setelah selesai Sagi dan Libra bermain di sungai dulu.

"Mas mau beli jajan, tadi aku liat ada warung di sebelah sana." Ucap Libra pada Sagi yang tengah mengayuh sepeda menuju arah pulang. Sagi lalu berdehem mengiyakan.

Setelah sampai di sebuah warung rumahan yang berisi jajanan Libra langsung mengambil jajan yang ia suka, kebanyakan jajanan manis seperti coklat koin, permen, yupi, dan roti-roti manis.

"Jajan nya manis semua, diabetes lo." Bisik Sagi di telinga Libra.

"Biarin. Enak tau, jangan minta loh nanti."

Setelahnya jajan yang di ambil Libra di total semua. "Jadi 48 ribu ya dek." Ucap Ibu pemilik toko.

"Mas bayarin." Sikut Libra membuat Sagi mendelik geram.

"Lo gak bawa uang?!" Tanyanya dan dibalas gelengan juga cengiran jail di wajah Libra.

"Ini bu." Terpaksa Sagi memberi selembar uang 50 ribu yang ia bawa.

"Untung gue bawa duit kalo nggak gue tinggal lo di sini, bocah nakal." Bisik Sagi sambil menjentik dahi Libra.

._________.

.

.

.

.

.

.

.

.

Emang dasar Libra bocah prik, ada aja tingkahnya sampe ngide buat morotin Sagita. Wkwk lanjutkan bakatmu ya nak...👍

Don't forget to follow me:)

luCigaratte–

Komen
Click Vote

My Libra [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang