05

18 3 2
                                    

・───・★・───・

Zia memandang atap langit rumah nya yang ada lukisan bunga lavender yaitu ciri khas keluarga ini.

Namun gadis OSN bahasa Inggris ini malah teringat sewaktu ia bertemu dengan amu.

FLASHBACK MASA SMP

Zia pov.
Saat itu aku baru kembali dari Australia karena aku Smp disana dan aku kembali ke sini karena libur sekolah.

"Aaa"
"Uhh"
"Jijik"
"Jorok"
"Bangsat"

Gumaman itu selalu teriang-iang saat gadis berkerudung itu sendirian dan meratapi nasib nya.

Aku dengan rambut hitam lebat pendek, masuk ke kamar amu dan menaruh tangan ku di bahu serta membuat amu menatap mata hazelnut milik ku.

"Amu!" Ujar ku sedikit berteriak karena amu terus menggaruk wajah nya.

Dengan cepat aku menepis tangan nya dan memeluk tubuh amu agar ia tenang.

Awalnya ia memberontak namun lama kelamaan ia berhenti dan masih memeluk ku.

"Tenang, ada aku disini ya" Zia mencoba menenangkan Amu yang masih terus menangis.

ESOK HARI.

Sho pov.
Toro, dan aku, kami memang sudah kenal anak ini dari lama.

"Ngapain senyum senyum" Tanya ku heran melihat Amu yang senyum senyum sendiri.

"Ga papa. Aneh rasanya liat rambut mu pendek biasanya gondrong." Ucap Amu tersenyum lembut setelah mengatakan hal itu.

Amu melanjutkan ucapan nya. "Sho jadi keliatan good boy" Lalu aku membalas dengan senyuman.

Gadis berambut hitam pendek juga tersenyum sambil menghela nafas lega melihat Amu, toro dan aku tersenyum.

"Guess I'm a good boy today" Lanjut ku sambil menyuapi gadis di samping ku yaitu Zia.

Yaaa Zia dan Amu baru berteman semenjak 4 bulan sebelum hari ini namun Zia terlihat sangat perhatian pada Amu.

Setiap minggu toro dan aku kerumah Amu untuk belajar, supaya Amu tidak ketinggalan pelajaran. Selain aku, toro dan Zia, Amu belum berani bertemu yang lain.

"Tebak siapa yang jadi guru baru. " Toro memecahkan keheningan dengan pertanyaan.

"Siapa" —Amu

"Si satpam" Jawab Sho enteng.

"Gak percaya" Ujar Amu singkat.

Hari dimana Amu menghilang, ia menjadi korban pelecehan seksual.

Beruntung nya aku dan Zia melewati jalan itu karena menghindari kejaran dari papa Zia. Sebelum kejadian semakin parah, aku sempat berkelahi dengan si pelaku dan Zia juga melindungi Amu agar tak di sentuh oleh pelaku.

Tapi sayang nya dia berhasil kabur dan berhasil menusuk salah satu anggota tubuh Zia karena melindungi Amu bahkan meninggalkan bekas di bahu nya.

Zia menoleh menatap ku dengan tatapan polos seperti biasanya, lucu.

Ia menghela nafas seperti biasa nya, helaan nafas dia adalah ciri khas nya mengekspresikan keadaannya.

"Sho lagi mikir apasi? Serius amat muka nya." Tanya Amu.

Aku menyatukan tangan ku dan menaruh di dagu ku.

"Bukan apa-apa, aku cuma kepikiran daging yang bagus buat makan anjing anjing ku." Ucap ku namun tangan Zara memegang lengan ku yang menandakan aku harus kembali tenang.

End Sho pov.

┊┊┊┊
┊┊┊✧
┊┊✦
┊✧

"Hati hati makan apel nya"
"Iya"

ᴀʟᴜɴᴀɴ ᴍᴜsɪᴋTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang