Chapter 30

108 11 0
                                    

"Akhirnya jadi seperti ini bukan?" Sudut bibir Lilly terangkat sembari menatap gadis yang tinggi nya hampir sama dengan nya itu dengan tatapan menantang.

Ginny rasanya ingin mengumpat saking kesal nya, "Sesuai keinginan mu bukan? Lagipula aku tidak berubah pikiran, aku tidak akan menyerahkan Vio atau membiarkan mu merebut nya" Ginny berucap dengan nada dingin, ia benar-benar akan membuat perempuan dihadapannya ini tidak mendekati Vio lagi karena bisa saja dia membawa pengaruh buruk jika terus berada di sekitar nya.

Lilly mengangkat kedua bahu nya, "Yaa terserah mu saja" perempuan yang biasanya selalu memasang wajah datar, kini terkekeh kecil sebelum menjauh dari Ginny.

Pertandingan semifinal yang sudah dinanti-nanti --setidak nya oleh Vio-- antara Tim Ginny dan Lilly akan segera dimulai. Atmosfer di lapangan basket terasa lebih tegang dari sebelumnya, apalagi dengan interaksi dari kedua gadis itu yang tampak kurang akrab bisa terlihat oleh penonton.

Bagaimana keadaan Vio?

Sudah pasti ia sedang duduk di bangku penonton dengan gugup namun cukup heran juga dengan interaksi dari kedua nya. Vio sudah terbiasa jika melihat Maya yang bertengkar dengan Ginny, tetapi kali ini Lilly? Biasanya gadis dengan tahi lalat di bawah mata nya itu tampak acuh tak acuh dengan keberadaan Ginny.

"Apa ada masalah diantara mereka?" Vio bertanya kepada Maya dan Alya yang duduk di samping kanan dan kiri nya

Alya yang ditanya menggelengkan kepala nya kecil sebagai jawaban, "Lilly tidak mengatakan apapun kepada ku sih, bagaimana kepadamu May?" Alya melemparkan pertanyaan tadi kepada Maya.

Maya yang tadinya sedang menatap kedua temannya itu langsung  mengalihkan pandangannya, "Itu... aku juga tidak tahu hehehe" gadis tersebut menggaruk kepala nya dan berusaha tetap terlihat tenang.

Beruntung sekali Vio tidak menyadari jika Maya sedang mencoba menutupi sesuatu, namun Alya yang melihat itu sudah menyadari ada sesuatu yang partner gosip nya itu sembunyikan.

Rasa penasaran, heran dan bingung yang tadinya Vio rasakan langsung hilang ketika pertandingan dimulai.

Dari awal pertandingan, jelas bahwa kedua tim sangat bersemangat. Ditambah dengan kedua tim yang memiliki keterampilan yang seimbang, pertarungan untuk merebut tempat di final menjadi semakin sengit.

Vio bisa melihat tim kelas nya bermain dengan tim yang solid dan pertahanan yang kuat, mencoba untuk menguasai permainan di set pertama. Namun tentu saja itu tidak mudah karena tim Ginny, berusaha menyerang balik dengan cepat.

Sorakan kecewa terdengar saat bola yang dilempar oleh Rae tidak memasuki ring, sementara teman-teman kelas nya yang lain mulai heboh karena bola tersebut diambil alih oleh tim mereka, ini membuat Vio cukup dilema karena tidak tahu harus ada di pihak yang mana.

Emosi Vio bercampur antara senang dan cemas, membuatnya merasa tidak tenang sepanjang pertandingan. Ketegangan meningkat setiap kali skor berubah, dan kini dipimpin oleh tim Ginny dengan perbandingan poin yang tipis dengan tim Lilly.

Vio tanpa sadar bersorak secara bergantian untuk kedua tim saking bingung harus mendukung siapa diantara tim kelas nya atau tim sang kekasih. Dan saat pertandingan mendekati akhir, skor kedua tim sangat dekat, menambah ketegangan yang sudah ada, setiap pemain antar tim mulai bertindak jauh lebih agresif dan memperlihatkan bahwa mereka ingin menang.

Tak terkecuali Ginny, yang terlihat begitu fokus dan sesekali terlihat mengarahkan anggota tim nya. Sepertinya gadis itu tak mau sampai membuat Vio kecewa karena permainan basket nya, jadi ia terus berusaha mengambil alih bola basket dari lawan dan mengoper kepada Rae selaku shooter.

The Blushing Pen PalsDonde viven las historias. Descúbrelo ahora