💛 29

14.6K 1.8K 47
                                    

.
.
.
.

Semoga Menghibur 🌜

Kehidupan adalah perjalanan panjang yang dimana banyaknya peristiwa yang menyedihkan, dan juga kebahagian?

Jangan merasa diri kita yang paling menderita didunia ini. Ubahlah rasa itu menjadi syukur atas apa yang menimpa kita saat ini .

Kaylan memeluk tas ranselnya erat. Ia menundukkan wajahnya setelah melihat orang-orang yang menatap aneh padanya tadi. Opa dan omanya sudah pergi setelah mengantarkan Kaylan kekelasnya. Dan itu__membuat dirinya takut.

"Jangan takut, " ucap seseorang disebelahnya tiba-tiba sambil menatap Kaylan. Lion, teman yang tadi opannya ceritakan. Leon anak seumuran dengan Kaylan. Akan tetapi, sifatnya sangat berbeda dengan dirinya. Kaylan jadi malu melihat dirinya yang tidak seperti Leon.

Leon yang melihat itu menggenggam tangan kecil temannya? Ah, sepertinya tidak pantas jika anak seimut ini dianggap teman. Mungkin adik?

"Jangan takut, katakan padaku jika kau ingin sesuatu." ucap Leon pelan sambil mengusap rambut Kaylan. Bahkan aromanya saja seperti bayi.

Kaylan mengedipkan matanya, ia masih gugup berbicara dengan orang didepannya ini. Kaylan meremas tangannya untuk menahan gugupnya. Sedari dulu Kaylan tidak memiliki teman seumuran seperti saat ini. Dan ini adalah pertama kalinya Kaylan memiliki teman. Ditambah ini adalah sekolah yang dulu ia tempati juga.

Beberapa menit kemudian, pelajaran sudah dimulai. Suasana kelas hening. Saat Kaylan memasuki kelas tadi, sebenarnya Seluruh murid dikelas sangat kaget. Bagaimana bisa anak berandalan seperti Kaylan berubah drastis setelah 2 bulan menghilang? Mereka semua tidak mengetahui jika Kaylan dirawat dirumah sakit, semua disembinyikan rapat oleh Alexander saat itu.

Kaylan menatap sayu papan tulis didepannya. Ia sangat ngantuk saat ini, ditambah haus yang sedari tadi ia tahan.

Leon yang melihat itu tersenyum. Benar apa yang dikatakan ayahnya, kalau anak ini berbeda dengan anak lainnya. Tidak sia-sia dirinya pindah sekolah.

"Kau mengantuk?" bisik Leon.

Kaylan yang mendengar bisikan itu menoleh.
Lalu, menatap sayu Leon. Kemudian Kaylan mengangguk pelan. Ia sudah tidak bisa menahannya lagi.

"Leon, Kay haus~" ucap Kaylan pelan sambil menatap orang yang belum lama ia kenal. Kaylan benar-benar haus saat ini.

Saat Kaylan memeriksa tasnya tadi ia kira omanya menyiapkan botol minum, akan tetapi botol dot yang omanya siapakan. Mana mungkin ia mengeluarkan botol bayi itu ditempat ramai seperti ini.

Leon yang mendengar itu langsung berfikir, ia tidak pernah membawa minum jika pergi kesekolah. Jika haus, maka ia akan membeli dikantin.

"Pak guru, saya dan Kaylan izin pergi keluar." ucap Leon tiba-tiba menatap datar guru lelaki yang masih menjelaskan materi pelajaran.

Guru didepannya menatap Leon, lalu mengangguk. Berbahaya jika ia melarang keinginan anak pemilik sekolah itu.

Leon menarik tangan kecil Kaylan, lalu pergi begitu saja keluar dari kelasnya.

Semua murid yang melihat itu hanya diam. Mereka sangat tahu siapa seorang Leon Wesley. Walupun anak itu baru pindah kesekolah akan tetapi aura yang terlihat sangat dingin dan tidak tersentuh. Sangat menyeramkan. Ditambah Leon adalah pemilik sekolah ini, sedangkan keluarga Kaylan adalah donatur tertinggi disekolah ini.

Kaylan masih memegang tasnya sambil mengikuti langkah besar Leon.

"Le-leon," cicit Kaylan menahan tangannya. Ia sangat lelah mengikuti langkah teman tingginya ini.

Remove Wounds Where stories live. Discover now