Ratih melengang pergi tak mau ambil pusing dengan ocehan Tiara. Ia lantas masuk kedalam dapurnya membuka plastik hitam berisi daging Lala yang sudah ia pilih bagian yang bagus tanpa lemak. Daging yang bagus akan mempengaruhi ke enakan masakannya.
Tak lama kemudian asap membumbung, beberapa orang sudah duduk di pondoknya berteriak meminta untuk segera di bawakan makanan.Ratih tidak tau sejak kapan orang begitu kecanduan dengan daging manusia.
"Sabar ya...sebentar lagi akan saya sediakan!"ucap Ratih membawa panci berisi makanan. Kualahan ia melayani hampir 10 orang mulai dari perempuan laki-laki yang tua maupun muda.
Ratih memutar bola matanya ketika sosok yang sangat ia benci itu datang dengan senyum mengembang," aku beli satu bungkus!" Ucapnya menyodorkan lembaran uang dua puluh ribuan.
Ia menyambar lembaran uang itu kemudian memberi satu plastik berisi gulai,"katanya masakan kamu lebih enak, penasaran sama masakan ku?"
Tiara tersenyum,"aku lebih penasaran, daging apa ini?"
"Jangan sembarangan ya Tiara, kamu selalu mencoba memfitnah usaha saya. Emangnya gak cukup kamu ngambil mas Joni?" Ucapnya dengan intonasi keras.
Spontan Tiara terdiam ketika orang-orang mulai memperhatikan dirinya. Ia benar-benar tak tahan dan memutuskan kembali kerumahnya di rumah ia mengambil mangkuk dan sendok.
"Kamu beli apa itu?" Tanya joni yang baru saja keluar dari kamar, lelaki itu tidak pergi ke kebun jeruk ibunya karna badannya agak demam.
"Gulai, beli di tempat Ratih?" Tanyanya duduk di samping istrinya.
Ratna mencoba sesuap kuahnya memang enak di padukan dengan daging empuk yang rasanya asing di lidahnya.tapi ia tidak munafik pantas saja masakannya laku keras.tapi, daging apa yang ia gunakan? Apa benar firasatnya jika Ratih kehutan untuk mendapat daging binatang buas yang bisa ia masak. Entah itu daging celeng atau kera.
"Aku curiga mas, sama mbak Ratih. Apa benar ya kalau daging ini, dari binatang buas?"
"Kamu kenapa sih, selalu berfikir buruk sama Ratih.sini kalau gak suka biar aku aja yang makan!" Ucap Joni merampas mangkuk istrinya. Lelaki berusia 30tahun itu melahapnya seperti tidak makan tiga hari begitu lahap dan rakus.tiara sampai bergidik melihatnya.
Sama seperti para pembeli lainya mereka akan makan dengan brutal dan melupakan adab.
"Ada yang tidak beres dengan makanan mbak Ratih."
****
Hari ini Ratih kelelahan, namun ia senang uangnya bertambah ia bisa membeli apa yang ia mau di pasar atau di kota.hutang-hutangnya mulai lunas dan kemarin rumahnya selesai di renovasi menjadi rumah tembok minimalis yang indah. Tinggal merenovasi pondoknya dan beberapa hutang saja.
Perempuan itu membawa sisa daging dari dapur menuju gudang di belakang rumah. Yang posisinya menjorok ke hutan. Ia menyalakan lampu kemudian memasukan plastik daging ke dalam freezer.
Ia hampir lupa jika tulang bagian tangan dan paha Dina masih ada di sana. Ia membungkusnya dengan koran kemudian membuangnya kedalam sumur buta yang terletak di sebelah gudang.
Ponsel pintarnya berbunyi perempuan manis itu menempelkan benda pipih ke telinganya.
"Iya,mas bima?" Ucapnya sumringah, setelah beberapa saat tidak bertemu dengan sang pujaan hati.tapi sosok itu kini memenangkan hatinya dan menjadi kekasih kembang desa ini.
"Iya, aku kangen banget.mau ketemu di mana?"
"..."
"Iya, aku bakalan siap-siap sekarang juga."
Tak lama kemudian ia keluar dengan taxi yang ia pesan lewat handphone.jaman memang maju sekarang bahkan sejak Ratih memasang wifi di rumahnya.ia tak perlu lagi jauh-jauh ke pasar untuk membeli makeup ia hanya pesan di aplikasi dua hari kemudian barang datang.
Perempuan itu turun dari taxy dengan dres putih berkilau se mata kaki, Hells hitam menambah aura sexy. Dan riasan yang alami membuatnya semakin cantik.
"Sudan lama nunggu?" Tanyanya duduk di sebelah bima, lelaki itu sudah memesan beberapa makanan untuk makan malam.
"Kamu tau kan ini hari apa?" Tanya bima meraih tangan pasangannya. Ia mengeluarkan sebuah kotak kecil di mana cincin emas dengan permata indah.
Ratih menutup mulutny tak percaya.laki-laki itu memasangkan cincin itu ke jari maninya.
"Makasih, mas. aku hampir lupa kalau hari ini adalah ulang tahunku."
"Semakin hari,kamu semakin cantik,"pujinya meraih lembut wajah ratih.
Keduanya lantas menikmati hidangan restoran yang cukup enak itu. Ratna juga sudah menjatuhkan hati pada bima, mereka berdua akan segera bertunangan. Ratna memang memiliki standar tinggi sekarang. Bahkan lelaki saja takut jika ketauan pacarnya adalah bima.
Bima merogoh kantung jasnya menempelkan benda pipih yang bergetar ke telinga.
"Ya...ada apa citra?"
Ratna mendengus mendengar nama gadis itu.ya, selalu saja menganggu padahal bima dan Ratih tidak sering bertemu.
"Ada pertemuan lagi?"
Bima mengeleng lantas menyuapkan daging ke dalam mulutnya.
"Tidak, aku sudah mengutus bawahan ku untuk kesana.hari ini hanya kita berdua..."
****
Usai berbelanja Ratih kembali pulang dengan membawa beberapa tas belanjaan.sampai rumah sudah tengah malam ia tak mampu untuk tidak segera tidur. Ia juga sempat minum alkohol saat berkaraoke dengan bima.
Sekelebat bayangan hitam terlihat di belakang rumah.tubub Ratna merinding.sosok gelap itu mendekati gudang penyimpanan daging.
"Berhenti!" Teriak ratih. Menyadari Ratih di sana bayangan itu berlari menjauh kedalam hutan.
Tak mau ambil pusing perempuan itu lantas masuk kedalam rumah untuk tidur sejenak.
Sementara itu...
Di semak tepatnya di samping gudang dengan cat putih itu. Sosok berambut panjang berdiri menyadari sudah aman ia mencoba membuka pintu yang terkunci.
Tiara mencium aroma tak sedap dari bibir sumur. Dengan berbekal ponsel ia mencoba menerangi lobangnya. Hanya ada sampah dan beberapa plastik merah yang entah berisi apa?
Penasaran Tiara mengambil tongkat panjang meraih plastik merah yang berat seperti ada bongkahan batu di dalamnya.
Aroma semakin menyeruak, ketika benda aneh itu sampai di permukaan. Pelan-pelan Tiara membuka plastiknya.
Kaget bukan kepalang ia menemukan sebuah tulang dengan ukuran besar entah milik hewan apa namun tak mungkin jika itu tulang kambing. Atau sapi bentuknya aneh.
"Ini bukan tulang sapi atau kambing," ucap Tiara,karna dulu ia pernah bekerja di tempat pembuatan sosis. Tentu saja ia tau bentuk tulang binatang itu.
Hai semuanya, jangan lupa dukung ceritanya dengan memberi bintang agar cerita ini mudah di temukan orang lain♥️♥️♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
MANDI DARAH
Horrorsakit hati, setelah kedatangan janda bernama Tiara di kampung widodari. Ratih harus merelakan calon suaminya di rebut. ia harus menerima ejekan serta olokan Joni (calon suami) tentang bentuk tubuh dan wajah yang tidak secantik Tiara. tapi, di sela k...