03

154 15 0
                                    

Kacau.

Kata itu sangat cocok untuk mendeskripsikan tentang keadaan yang tengah terjadi sekarang.

Di dalam kamar yang sudah sangat berantakan, kini terlihat seorang remaja yang merintih kesakitan. Joan, salah satu remaja yang merintih kesakitan karna seseorang yang dengan kasar menumbuk lubang nya tanpa ampun.

Marvel, ya siapa lagi pelakunya kalau bukan dia? Marvel tanpa peduli dengan keadaan Joan, dengan tanpa perasaan menambah kecepatan tusukannya pada lubang ketat Joan.

"Mar-aghhh ampunhhh" Joan lelah, lubangnya sungguh perih. Marvel sangat kasar menghantam lubangnya yang dimasukkan tanpa pemanasan.

Bayangkan saja, melakukan hubungan badan tanpa pemanasan? Itu sangat menyakitkan bagi Joan.

Nafas hangat Marvel yang menyapu leher jenjang Joan membuat pemikiran Joan itu mulai melayang, melupakan rasa sakit pada bagian bawahnya.

Marvel kini mengalihkan tangannya untuk mengelus penis Joan, mengocoknya dengan tempo pelan agar Joan dapat teralihkan dari rasa sakit pada lubang nya.

"Ahhh marvelhhh eghhh s-stophhhh" ini nikmat, Joan tidak berbohong. Marvel sangat pintar mencari cara untuk membuat Joan melayang dan melupakan sakitnya.

Joan dapat melihat senyum puas yang terdapat di wajah tampan Marvel, Joan akui Marvel memang tampan.

"Menikmatinya, sayang?" Marvel memilih menjilati telinga Joan dengan sensual dan terus menusuk lubang itu.

Setelah beberapa tusukan kini Joan berteriak, ia ingin keluar sekarang. Sungguh Joan sudah tidak sanggup menahan sperma nya

Tatapan serius itu kini menatap wajah sayu Joan, ia menggeram perlahan "tahan, Joan."

Menggeleng, Marvel dapat melihat Joan menggeleng frustasi. Ia tak suka Joan keluar mendahului nya, ia dengan cepat menutup lubang kencing Joan

"MAR-AHHH JANGANHHHH DI EGHHH TUTUPHHH" berteriak, hanya itu yang bisa Joan lakukan. Ia tak bisa berbuat apapun, tangan dan kaki nya di ikat oleh Marvel.

Ini sungguh menyiksa bagi Joan sendiri, lain dengan Marvel yang nampak terlihat puas.

"Vell, ahh a-aku mohonhhh" tak ada pilihan lain selain memohon, ia sudah tidak sanggup menahan spermanya.

"Shh, tunggu Jo." Marvel kini menambah kecepatan genjotannya, membuat joan berteriak kesakitan.

Hingga beberapa tusukan, kini kedua remaja itu mengeluarkan spermanya masing-masing

Joan yang mengeluarkan di depan perut Marvel yang masih terbalut baju, dan Marvel yang mengeluarkan di dalam lubang Joan.

kapten vs berandalan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang