BAB 8, Part 1

638 72 25
                                    





Happy Reading!

Dapur kecil yang dulunya terdengar bising, karna suara empat anak Laki-laki yang ada di sana bersiap untuk makan bersama walau suasana tidak sehangat seperti di rumah mereka dulu. Sekarang semuanya berubah, dapur itu terdengar sangat  sunyi hanya sedikit percakapan yang terdengar di sana

"Bang" Indra mendekati Oki yang berada di depan kompor untuk memasak makanan mereka "Udah mateng ini udah bosen aku makan, Makanan gosong terus" Sembari mematikan api kompor

"Kalau masak itu ga usah melamun" Tegur Boris yang tengah menata piring di atas meja "Iya" Oki hanya menjawab seadanya, tidak seperti biasanya, Oki harus beragumen panjang lebar baru bisa mengiyakan perkataan Boris.

Indra memindahkan tumis kangkung yang di masak Oki tadi ke dalam mangkok dan menaruhnya di atas meja "Udah bang, Sini duduk" Ajaknya melihat Oki yang masih berdiri di posisi yang sama seperti tadi, akhir-akhir ini, Oki sangat sering melamun.

Oki tak menjawab dirinya melangkah mendekati meja makan dan duduk di kursi, Begitu juga dengan Indra dirinya duduk di kursi meja makan. Indra melempar senyum kepada abang-abangnya, suasana ini benar-benar canggung, karena tidak satupun diantara mereka yang membalas senyum Indra.

Lewat beberapa saat, piring mereka masih kosong. Tidak ada yang mau memulai makan, mereka hanya diam, melamun, lalu berisak.

Indra yang merasa tidak nyaman dengan ini, dirinya mencoba untuk mencairkan suasana "Bang udah protes cacing di perut kita ini makanlah yok" Indra menyendokan nasi dari wadahnya dan menaruhnya di piring miliknya

Tapi apa yang di lakukan Indra tidak di gubris Oki dan Boris keduanya masih terdiam, Indra yang melihat kedua abangnya masih terdiam dirinya pun juga ikut terdiam, Bingung apa yang harus dirinya lakukan

"Bang Boris, Bang Oki, Jangan kek ginilah kalau Bene tau pasti sedih dia Bene ga suka tengok abang abangnya sedih kek gini, Kalau Bene ada di sini di marahin nanti kalian itu"

Boris dan Oki yang mendengar apa yang di katakan Indra tadi keduanya saling menatap, mereka mengalihkan tatapannya ke muka Indra, yang membuat Indra sedikit tersenyum.

"Makan ya bang?"

Oki dan Boris menatap Indra bersamaan dan mengangguk "Nah gitu dong" Indra tersenyum lalu kembali menyendokan nasi dan menaruhnya di piring Oki dan Boris

Lalu setelah itu baru menyendokan tumis kangkung ke piring Oki, Boris dan piring miliknya sendiri.

"Itu satu lagi belum kau isi Nda" Boris mengarahkan matanya ke piring kosong yang posisinya ada di sebelah Indra

Indra pun menoleh ke piring kosong itu dan terdiam sejenak lalu menatap Boris "Kita sekarang cuman bertiga bang" Boris memang belum terbiasa dengan perginya Bene dirinya masih menyiapkan empat buah piring di atas meja, Padahal hanya ada dirinya, Oki dan Indra.

Boris baru mengingatnya dirinya merasa kehilangan namun belum terbiasa, "Baru ingat Nda" Lalu Boris langsung menyuapkan makanan ke mulutnya, Boris menyembunyikan sesuatu, dirinya menyembunyikan kesedihannya.

"Bukan baru ingat bang kau cuman belum terbiasa, Kau merasa kehilangan bang ga usah kau sembunyikan" Indra tau apa yang sebenarnya di rasakan Boris karna dirinya juga merasakan hal itu

Namun Boris terlihat yang paling terluka, Itu pasti karna baru saja hubungan Boris dan Bene sedikit membaik tapi keduanya sudah di pisahkan, dan Boris juga menyesali sikapnya ke pada Bene yang seolah-olah dirinya membenci adik kecilnya itu.

Dari Adek Untuk AbangWhere stories live. Discover now