09:Ada Apa Dengan Minghao?

841 114 10
                                    

Penyambutan berlangsung ketika 3 orang penting di kerajaan datang. Penyambutan tersebut tidak terlalu mewah dan tidak terlalu sederhana. Lagipula, tamu kita ini tidak terlalu suka dengan kemewahan yang berlebihan.

"Selamat datang, ayah, ibu, nenek!!" Ucap Seungcheol, Jeonghan, Woozi, dan Seungkwan membungkuk sebagai tanda hormat.

"Terima kasih!" Ucap sang ibu.

"Mari masuk!"

Semua orang mulai masuk ke dalam ruangan yang telah disiapkan untuk tamu spesial. Ruangan yang tidak terlalu luas tetapi muat untuk beberapa orang. Mereka mendudukkan dirinya di kursi masing-masing.

"Dimana Minghao?" Tanya sang ibu, Ratu Alice.

"Kau benar. Dimana cucu kesayanganku? Aku sangat merindukannya" Tanya sang nenek, Ratu besar Gloria.

"Kalian hanya mencari Minghao saja? Ada kita juga disini." Ucap Seungkwan.

"Kau seperti tidak mengenal mereka saja." Ucap sang Raja Aldrich.

"Ayah sebenarnya juga sama saja seperti ibu dan nenek. Ayah jangan seolah-olah adil pada kami. Sebenarnya ayah juga mencari Minghao, kan?" Tanya Jeonghan. "Pintar sekali" ucapnya.

"Kenapa lama-lama aku menjadi iri dengan Minghao? Aku ingin sekali seperti Minghao. Ingin merasakan apa yang Minghao dapatkan dari kalian." Ucap Joshua.

"Tidak perlu iri seperti itu. Aku juga menyayangi kalian." Ucap Ratu Alice.

"Bagaimana kami tidak iri dengan sikap kalian ke Minghao? Bisakah kami merasakan apa yang Minghao rasakan?" Tanya Woozi. "Satu hari saja." Lanjutnya.

"Aku sebenarnya tidak terlalu tertarik. Tapi aku setuju dengan ucapan Woozi." Ucap Seungcheol yang sedari tadi diam.

Tatapan memohon terbit di mata mereka. Sedangkan Raja dan Ratu saling menatap satu sama lain. Memang benar mereka sangat menyayangi Minghao, bahkan lebih. Mereka juga menyayangi yang lain, tetapi tidak sebanding dengan Minghao. Jika ikut persentase, Minghao 100+% dan mereka hanya 80% (?).

"Untuk apa satu hari? Bahkan selamanya saja juga tidak masalah"

Mereka semua menolehkan kepalanya dan melihat ke arah Minghao yang sedang menggendong seorang bayi harimau yang ia temukan beberapa hari lalu, Chester. Ia menghampiri Raja dan Ratu dan memberikan salam.

"Maafkan aku yang datang terlambat. Tadi aku harus mengejar hewan yang nakal ini." Ucap Minghao.

Ia memeluk ketiga orang yang ia rindukan dan kemudian duduk di kursi yang kosong. Ia meletakkan Chester di pahanya dan mengelus bulu lembut itu.

"Kalian juga harus menyayangi mereka sama seperti kalian menyayangiku. Aku tidak ingin di hubungan saudara kami, mereka iri denganku. Kalian harus adil." Ucap Minghao yang masih mengelus bulu Chester

"Ey, tidak jadi. Kalian sayang saja sama Minghao, kami tidak perlu tidak masalah." Ucap Woozi.

"Sayang saja. Mereka pasti juga ingin merasakan apa yang aku rasakan. Jangan pilih kasih." Saut Minghao.

"Begini, Minghao-ya. Kami juga ingin seperti apa yang kau minta. Hanya saja, terlalu sulit bagi kami." Ucap Ratu Gloria.

"Maka dari itu, belajar dari sekarang. Iya kan, Chester?" Ucapnya sembari menggendong Chester dan mengangkatnya ke udara.

"Tapi-" ucapan Raja Aldrich terpotong karena ucapan Minghao. "Tidak bisakah kalian menuruti permintaan ku? Jika tidak menurutiku, kalian berarti tidak sayang padaku lagi." Minghao memasang wajah sedihnya.

"Ayo Chester. Kita bermain lagi. Tetapi- ehh jangan tinggalkan aku! Chester, tunggu!" Minghao ikut berlari saat Chester berlari terlebih dahulu dan meninggalkan semua orang yang kini terdiam.

KERAJAAN CARATLANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang