<14>

41 5 1
                                    

Happy reading🥀

💐💐💐💐💐💐💐
____________________________

Sudah dua jam lamanya Azura di dalam ruang ICU. Belum ada tanda-tanda dokter akan keluar dari ruangannya.

"Tante mending makan dulu di kantin, dari pagi tante belum makan kan" ucap Kevin

"Gimana tante bisa makan kalau keadaan Zura kaya gini Vin! Tante gamau ninggalin Zura disini sendirian" jawab Riska masih dengan air mata yang mengucur deras di wajahnya.

"Zura ga bakal suka kalo tante kaya gini! Biarin Kevin yang jaga Zura disini, tante makan dulu ya" sahut Kevin seraya menenangkan Riska dengan mengelus pelan punggungnya yang bergetar.

Tak lama dari perbincangan kedua manusia tersebut, terlihat dokter keluar dari ruangan. Dengan cepat Riska dan Kevin pun bangkit dan menanyakan keadaan Azura.

"Gimana keadaan anak saya dok? Dia baik-baik aja kan?" tanya Riska dengan nada berharapnya

"Pasien telah kehilangan banyak darah dan sekarang keadaannya kritis. Sayangnya disini sedang kekurangan stok darah yang dibutuhkan pasien. Apa ada keluarga yang bersedia mendonorkan darahnya? Tidak ada waktu banyak untuk kita menunda"

Pernyataan yang dikeluarkan oleh dokter tersebut membuat Riska terkejut bukan main. Ia langsung menatap penuh harap ke arah Kevin karena hanya dia keluarga yang memiliki golongan darah sama dengan Azura.

"Vin, tante mohon sama kamu. Tolong selamatkan adik kamu. Tante mohon Vin, dia adik kamu! Buka hati dan mata kamu!" ucap Riska seraya menggenggam erat tangan Kevin.

Kevin hanya terdiam, entah apa yang sedang dipikirkannya saat ini. Melihat Riska yang begitu mengharapkan bantuannya, ada sedikit rasa tak tega muncul di hatinya.

"Vin, tante mohon untuk sekali ini saja"

Riska terus membujuknya agar mau mendonorkan darah untuk Azura. Dengan segala pertimbangan, akhirnya ia menyetujui permintaan tersebut.

"Kevin mau tan, tapi Kevin minta jangan beritahu Azura tentang ini"

Riska yang mendapat jawaban tersebut pun merasa bingung. Sedangkan Kevin hanya menampilkan senyum tipisnya hingga ia berlalu mengikuti dokter untuk mengambil darahnya.

______________________

Cahaya matahari yang menyilaukan mata menusuk indra penglihatan seorang gadis yang masih menutup matanya. Ia terusik dengan cahaya tersebut sehingga ia terbangun dari tidurnya.

Ia merasa bingung dengan tempat yang ia pijaki sekarang. Banyak bunga bermekaran yang tumbuh di sekelilingnya. Ketika ia memperhatikan sekeliling, dirinya menemukan sebuah kursi panjang yang diduduki oleh seorang anak kecil. Ia duduk membelakangi Azura seraya bersenandung kecil. Azura pun berjalan menghampiri gadis kecil tersebut dan berniat menyapanya.

Ketika Azura hendak menyapanya, gadis kecil tersebut segera membalikkan tubuhnya menghadap Azura. Betapa terkejutnya Azura melihat gadis kecil dihadapannya ini. Senyum hangat yang sudah lama ia rindukan kini hadir kembali di penglihatannya.

Tanpa berlama-lama ia segera berhambur ke pelukan gadis kecil tersebut yang dihadiahi kekehan kecil. Tangan gadis tersebut mengelus pelan punggung Azura yang bergetar menandakan ia sedang menangis.

Lama mereka terdiam dengan posisi yang saling berpelukan, Azura pun melepaskan pelukannya dan beralih menggenggam erat tangan mungil gadis didepannya ini.

"Zir, gue kangen sama lo"

Hanya itu yang Azura mampu katakan. Dirinya sangat sulit untuk menjabarkan betapa bahagianya ia sekarang. Kemudian ia pun kembali memeluk sang adik dengan begitu eratnya seakan tak ingin kehilangan lagi.

"Aduh kak, jangan kenceng-kenceng peluknya. Zira ngga bisa nafas nih" sahut Azira seraya menampilkan wajah masamnya

Azura yang mendapati ekpresi lucu sang adik lantas mencubit gemas pipinya.

"Anjir lo Zir, kok lo malah masih kecil gini sih? Lo kan kembaran gue, gue aja udah segede gaban lah lo masih kecil gini"

Tawa Azura langsung lepas begitu saja ketika Azira semakin menekuk wajahnya dan meletakkan tangan didepan dadanya.

Melihat respon yang diberikan sang adik, Azura pun menghentikan tawanya diganti dengan senyuman hangat miliknya. Rasanya seperti mimpi bisa bertemu kembali dengan sang adik tercinta.

"Ini bukan kenyataan kak, ini alam bawah sadar kakak"

Ucapan yang baru saja Azira lontarkan membuat kerutan di dahi Azura menandakan ia sedang bingung.

"Gimana maksud lo? Kenapa lo nyebut kalo ini alam bawah sadar gue?" tanya Azura dengan raut bingungnya

Azira pun tak langsung menjawab pertanyaan sang kakak. Ia diajak untuk duduk terlebih dahulu sebelum Azira menjelaskan semuanya.

"Kakak inget kan kalo sebelum ini kakak ada ngelakuin hal yang nekat"

Azura lantas menundukkan kepalanya mengingat apa yang telah ia lakukan sebelumnya. Ia hanya merasa tak ada tujuan lagi untuk ia hidup, dan sialnya ia malah terhasut untuk mengakhiri hidupnya.

"Gue udah ga kuat lagi buat ngejalanin seterusnya Zir! Lo ga tau gimana susahnya buat ngebuka hati mereka! Gue pembunuh Zir! Gue pembunuh!"

"Kakak bukan pembunuh, itu semua udah takdir. Kakak ga bisa disalahin gitu aja"

"Tapi nyatanya mereka semua nganggep gue pembunuh!"

"Jangan nyerah kak, masih ada waktunya untuk bisa dapetin kasih sayang dan perhatian itu. Zira tau kalau kakak pengen banget disayang kaya orang lain, masa mau nyerah gitu aja sampai sini?"

"Apa gue bisa buat terus bertahan sampe akhir? Setelah gue nyoba buat akhirin hidup gue, apa semuanya bakal berubah?"

"Waktu akan menjawab semuanya kak, teruslah bertahan demi Zira. Jangan pernah lagi salahin diri sendiri atas takdir Tuhan yang sudah ditetapkan"

Azura lantas memeluk Azira dengan begitu eratnya. Tekadnya kembali muncul untuk meraih apa keinginannya.

"Jangan khawatir kak, Zira bakal selalu ada dihati kakak. Teruslah jaga senyuman hangat ini untukku ya kak"

Azura lantas tersenyum setelahnya, baginya ini adalah anugerah terindah.

"Zira pamit ya kak. Jaga terus tekadnya jangan sampai musnah! Semangat! Sampai jumpa lagi kakak!"

Belum sempat Azura menjawab perkataan Azira, tiba-tiba cahaya terang menusuk memasuki penglihatannya.

_____________________________________

Azura comeback guys!! Pantau terus cerita Azura sampe akhir yaaa😍 Spam votmentnya yok🤩

See you next up!!!🥰

AZURA SI CEWE BARBAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang