19. Pecah sudah

702 95 3
                                    

"..."

Caine hanya diam menatap lurus punggung Rion yang mengajaknya berbicara tanpa menatap mukanya. Sedangkan Garin dan Gin berdiri menghadap ke arah Caine berada membuatnya dapat mengetahui ekspresi sebenarnya dari raut wajah Caine.

Funin, entah kemana dia menghilang. Setelah turun menuju ruang tamu menemui Rion bersama Gin dan Garin, ia langsung pergi keluar.

"Kenapa lo diem aja? Sini duduk didepan gue."

Perintah yang seakan tak bisa diganggu gugat itu dituruti langsung oleh Caine. Ia duduk didepan Rion yang memasang muka datarnya dan memegang rokok yang menyala.

"Jadi... Gimana lo bakal ngejelasinnya, Caine?"

"Gue ga kenal dia, itu poin utama gue. Lo sendiri juga udah pasti denger hal ini dari Garin sama Gin kan? Nomernya bahkan ga gue simpen." balas Caine dengan nada percaya dirinya.

"Siapa tau lo sengaja hapus nomernya buat ngehapus jejak kan. Gue tanya sekali lagi, siapa orang yang dia maksud? Kita alias Tokyo Noir Familia atau... Lo punya keluarga lain dibalik ini?" Tenggorokan Caine tercekat. Ia sedikit tak menyangka Rion meragukan Caine.

Tak dipungkiri bahwa Caine memang baru baru ini masuk kedalam TNF, tapi dia sudah berteman dekat dengan Rion sejak mereka masih kecil. Sudah pasti mereka saling mengerti satu sama lain, lantas apa yang dipikirkan Rion hingga dia meragukan Caine?

"Lo... Curiga gue jadi mata-mata TNF?" ucap Caine.

Tak disangka, ucapan Caine didengar oleh seluruh anggota TNF yang baru saja kembali setelah disusul oleh Funin. Mereka dapat melihat dengan jelas bahwa Caine saat ini yang tengah diinterogasi kembali oleh Rion yang memasang wajah datar itu.

"Pi... Lo serius ngeraguin Caine? Kita udah denger masalah chat itu dari Funin. Kenapa ga lo cari tau dulu alias hack nomernya kalo bisa." balas Krow dari arah pintu masuk.

"Gue lagi cari tau, langsung dari orangnya. Lo denger sendiri kan Krow?" sahut Rion.

"Denger, sedeket apapun lo semua sama gue, kalo lo gabung TNF cuma buat mata-mata keluarga ini, di jam ini, menit ini, dan detik ini juga gue bakal tembak kalian ditempat." imbuh Rion dengan nada dinginnya itu.

"Kita semua tau asal usul Caine. Jadi apa yang bikin lo curiga kalo pesan pesan ancaman kaya gini dari Caine?!" balas Echi dan langsung berdiri didepan Caine melindunginya.

"Rion, lo tau kan kalo gue ngerasain pertama kali bener bener punya keluarga itu di kalian. Kalo lo curiga itu gue, fine. Lo boleh bedah lagi asal-usul gue. Tapi, gue bakal bilang ini berulang-ulang kali ngeyakinin lo semua kalo gue ga mungkin nge khianatin kalian yang udah gue anggep keluarga." ujar Caine dengan lembutnya.

"Mami, kita tau mami ga ada campur tangan sama hal kaya gini. Kita juga tau kalo mami ga mungkin ngelakuin hal yang bakal ngerugiin kita semua. Tapi meskipun begitu, kalo mami beneran menjalin Relasi demi ngehancurin TNF, maaf mi. Kita juga ga ada pilihan lain selain beresin hal yang bikin keluarga ini terhambat." sahut Mia yang datang bersama Makoto disebelahnya.

"Mia, udah lama ga lihat kamu. How are you?" balas Caine sedikit tersenyum.

Pasalnya, hanya Mia dan Makoto yang hampir tak pernah ada disini. Mereka pergi keluar kota melakukan bisnis jauh yang diperintahkan oleh Rion.

"Baik kok mi. Kita udah beresin bisnis nya juga 2 hari yang lalu dan baru sampe kota hari ini. Mami okey?" balas Makoto sedikit khawatir kepada kondisi Caine.

"Uhm... I'm okay, i'm okay." balas Caine.

Rion menghela nafasnya lelah. Ia menyuruh untuk Garin dan Gin duduk di kursi agar tak menghalangi pandangannya kepada Caine.

"Mia sama Selia, kalian cari tau nomer yang ngirimin Caine pesan ancaman. Samain sama nomer yang ngirimin Krow, Echi, Elya, Gin, sama Garin."

"Bentar.... Mami kemarin bilang kalo yang ngirimin pesan ke mami inisialnya A kan?" Caine mengangguk sesaat setelah menjawab pertanyaan Selia.

Caine memberikan ponsel nya pada Selia untuk diperiksa. Mia dan Selia saling pandang lalu terkejut.

"Nomer yang kemarin chat ke mami beda sama yang inisial A... Kata si inisial A ini kalo mami cuekin dia terus dia bakal spam teror." ujar Selia sambil membaca pesan di hp Caine.

"Kak Selia, ini nomer yang ngirimin pesan ke Garin sama Mami inisialnya sama kaya yang di hp mami! Inisial A!" Semua nya mendekat kearah Selia serta Mia dan benar saja bahwa inisial pengirimnya sama.

"Kalo punya Gin sama Krow pengirimnya sama-sama inisial AS. Sedangkan Echi sama Elya sama-sama inisial Z." imbuh Selia.

"Elya, lo punya relasi depannya huruf Z?" tanya Rion kepada Elya.

"Gak si pih." balas Elya.

"Kalo lo Chi?"

"Ada... Tapi dia dari kanpol, masa iya dia?" balas Echi sedikit berpikir.

"Bisa jadi Chi. Siapa namanya?" tanya Rion.

"Zilla Zakaria." Rion mengangguk.

Lalu mereka mulai mendiskusikan hal itu hingga sore mendekati malam. Rion beranjak dari duduknya mengajak Caine keluar ke depan rumah.

~><~><~><~><~><~><~><~><~><~><~><~><

"Sorry, sempet curiga ke lo juga tadi. Soalnya gue lihat beberapa hari ini lo aneh." ucap Rion.

"It's okay." balas Caine.

Mereka pun terdiam sembari duduk menatap gelap malam itu. Di kesunyian malam itu, suara pecahan kaca terdengar dari dalam rumah.

Rion dan Caine langsung bangkit dari duduknya dan pergi menghampiri sumber suara tersebut.

"Kenapa ini?!!" Tanya Rion

"Hp Mami kena hack, pih!! Pesannya kehapus semua!!" ucap Selia panik.

"Yaudah, benerin dulu hack nya. Kalo udah selesai kalian makan dulu, terus tidur. Lanjut besok aja." balas Rion.

Selia pun mengangguk. Mia sedari tadi makan sembari mengotak atik chat Krow dan Gin. Sedangkan Selia fokus dengan ponsel milik Caine dan Garin.

Makoto dan Riji ikut membantu. Mereka mulai tracking pada nomor Elya dan Echi yang terdapat pesan ancaman juga.

Setelah berjam-jam mereka dihadapan keenam ponsel itu, akhirnya selesai juga. Mia sudah tertidur di sofa. Selia beranjak mengambil makan sedangkan Makoto dan Riji memainkan game.

Sedangkan pemilik keenam hp itu sudah masuk dalam mimpi nya di kamar masing-masing.

Tbc

maaf ya semua kalo dalam penulisan namanya mungkin ada yang salah hehe

Enemies? Where stories live. Discover now