2

8.3K 1K 136
                                    

Typo.
Vote dulu slur, matursuwon.

_______________________

Selamat membaca.
_______________________

Geska melamun, menatap langit-langit kamarnya dengan memikirkan perkataan Antares saat berada di ruangan pribadinya.

••••••

– Flashback –

"Kenapa lo bawa gue ke sini?" Tanya Antares bingung dengan Geska.

"Mana berkas yang harus gue tanda tangani?" Bukanya menjawab, Geska malah berbalik tanya.

Antares membuang mukanya dan berdecih. Ia menghempaskan berkasnya begitu saja di meja Geska.
"Yang sopan, gue lebih tua dari lo!" Tegur Geska sedikit menaikan nada bicaranya. Namun Antares tidak menghiraukannya, malah membaringkan dirinya di sofa.

"Lo itu tamu, harusnya yang sopan!" Tegur Geska, raut datar dan dinginnya itu tidak membuat Antares takut sama sekali. Malah sebaliknya, Antares juga akan membalas tatapan dingin itu dengan lebih tajam dan menusuk.

"Lo bawel juga ternyata, Ka." Antares memejamkan matanya, rasanya ia ingin tidur saja di sini daripada harus kembali ke sekolah.

"Balik sana! Udah gue tanda tangani," ujar Geska.

"Cewek yang baru masuk tadi, sepupu lo?" Tanya Antares dengan mata yang masih terpejam.

"Iya, gak usah macem-macem sama dia!" Geska sedikit was-was pada Antares, sudah mengenal Antares sedari kecil hingga sekarang walaupun mereka Geska hanya bermain dengan Celvin. Tapi Geska tau jika Antares hobi bermain dengan perempuan, apalagi yang montok, bohay, mulus.

"Ah! Jadi mau deketin dia." Bibirnya membentuk sebuah seringai ketika membayangkan sosok Asya.

"Jangan sentuh dia!" Geska hanya tidak mau jika sepupu perempuannya itu menjadi rusak jika dengan Antares.

Mendengar ucapan Geska, Antares pun memposisikan dirinya menjadi duduk dan menatap tajam pada Geska. "Kenapa? Lo juga deket sama aa' gue, kan?"

"Lo suka aa' gue, kan?" Pertanyaan yang. terlontar dari mulut Antares itu membuat Geska terdiam. Memang benar jika dirinya menyukai Celvin sedari dulu. Tapi Geska tidak punya keberanian untuk mengatakannya. Takut persahabatan mereka hancur, belum lagi orang tuanya yang pasti menentang.

Melihat keterdiaman Geska, seulas seringai lagi-lagi Antares perlihatkan.
"Gini, deh." Berjalan mendekati Geska dan menumpukan kedua tangannya di atas meja.

"Gue bakal restuin lo sama a' Celvin. Tapi lo juga harus bantuin gue sama Asya, gimana?" Tawar Antares yang langsung mendapat tolakan dari Geska.

"Gak! Gue gak akan biarin lo sama Asya!" Ujar Geska dengan raut tegasnya.

Tidak hilang akal, Antares berpindah ke samping Geska dan merangkul pundak yang lebih tua. "Lo tenang aja, gue gak akan apa-apain Asya. Tapi, sebagai gantinya lo aja yang puasin gue. Emm.... istilahnya Friend with benefit, walaupun kita bukan teman. Seenggaknya simbiosis mutualisme."

"Maksut lo apa dengan gue yang puasin lo? Kalau lo emang suka Asya, perjuangin dia pake effort, bukan nafsu!" Sentak Geska.

Antares tersenyum remeh. "Oke kalau lo gak mau kerja sama. Jangan harap lo bisa sama aa' gue, kalaupun lo bisa, gue orang pertama yang bikin hancur hubungan kalian! Dan gue gak akan nyerah buat dapetin Asya!" Sedikit memberi gebrakan pada meja Geska dan keluar begitu saja.

••••••

Geska mengusak kasar rambutnya. Ia harus memperingati Asya agar tidak termakan rayuan maut Antares. Mengusak rambutnya dengan kasar, kemudian memilih keluar kamar dan berjalan menuju kamar adiknya.

KETOS VS PRESBEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang