06• Feelings are starting to grow

46 8 5
                                    

🎶 Playlist
Bruno Mars - Locked out of heaven
Love me like you do-Ellie Goudling

💗

"Jisaaaa.... Jimin mengajakmu berkencan!!!!"

Jisa berlari sekuat tenaga saat mendengar Hara berteriak setelah membaca pesan dari ponselnya. Tentu saja bahaya besar akan datang setelahnya. Maka, dengan kecepatan maksimal Jisa segera mengambil ponselnya dari tangan Hara, hingga membuat Hara tertawa terbahak-bahak.

Jisa bahkan belum mengatur napasnya dengan benar, namun ketika kedua maniknya melihat ke arah ponsel, jantungnya dibuat terkejut lagi ketika ia tak menemukan apa-apa selain notifikasi yang tidak penting dari aplikasi lain. Sial! Hara berhasil membuat darah Jisa mendidih dengan air muka yang berubah merah, bersamaan dengan satu tangannya yang mengepal.

"Ow..ow.. sabar.. sabar teman. Tarik napas.. lalu keluarkan." Selayaknya sebuah intrusksi, Jisa mengikuti pergerakan kedua tangan Hara yang naik turun mengatur ritme napasnya. "Pertama, kabur..." Teriak Hara berlari secepat kilat setelah berhasil mengambil celah Jisa.

Jisa tidak langsung mengejar, ia berbalik badan untuk mengambil sudip kayu berukuran panjang, kemudian mengejar Hara yang sudah terlebih dahulu bersembunyi di balik kamarnya yang telah dikunci.

Jisa mengetuk-ngetuk kamar Hara menggunakan sudip itu. "Buka, atau mau aku dobrak?"

"Sabar, Ji, Sabar. Orang sabar beneran jadian sama Jimin." Celetuknya yang hanya menambah kesal Jisa saja.

"Dua ya eonnie, dua." Jisa memberi peringatan sembari terus mengetuk-ngetuk pintu kamar Hara dengan kencang.

Hara menutup kedua telinga. Tidak disangka suara yang di hasilkan oleh sudip itu begitu berisik dan sangat mengganggu. "Ji, jika kau tidak berhenti maka pengelola apartemen akan segera datang." Teriaknya dari atas ranjang.

"Siapa perduli. Eonnie yang akan kena masalah, bukan aku."

"Akan ku katakan pada Jimin kalau kau mencintainya." Teriaknya kembali.

"Eonie! Jangan sembarangan ya! Aku tidak begitu!"

"Lalu, untuk apa kau marah jika memang tidak tertarik padanya?" Ucap Hara yang berhasil membuat Jisa berfikir.

Benar juga ya.
Untuk apa Jisa marah padahal apa yang Hara katakan memang benar. Jisa memukul kepalanya sendiri. Setelah menahan malu, Jisa pergi dari sana meninggalkan Hara.

Hara yang sedari tadi mengamati, hanya bisa memicing sembari menurunkan kedua tangannya. "Sudah pergi? Secepat itu?" Hara berjalan mengendap-endap menuruni ranjang sampai ke depan pintu. Satu telinganya ia dekatkan di pintu untuk mengamati apakah Jisa benar pergi atau tidak.

Hara terus mengamati suara-suara dari belakang pintunya, memastikan jika tidak ada satupun suara yang terdengar. Sepertinya Jisa memang sudah pergi meninggalkan tempat itu. Lantas dengan keyakinan penuh Hara langsung membuka pintu itu dengan hati yang lega, tidak lupa dengan senyum puas di bibirnya. Hara berfikir ia telah berhasil menipu Jisa.

Namun sialnya perkiraan Hara meleset jauh. Sebab Jisa langsung memukul kepala Hara dengan sudip begitu wanita itu keluar dari kamarnya.

Satu poin tambahan untuk Jisa. Penyamaran yang bagus.

"Aw.." Hara merintih kesakitan sembari memegang kepala. Maniknya langsung menoleh ke arah Jisa dengan tatapan tajam.

"Apa?" Ucap Jisa dengan kedua bola mata yang terbelalak.

"Hehehe.." Hara tertawa canggung. Kemudian tangannya mengelus-elus lengan Jisa. "Sudahlah Ji, kalau jodoh pasti tidak akan kemana." Usilnya lagi.

"Apa Eonnie bilang!" Jisa menaikkan suaranya menjadi beberapa oktaf. Bukannya meminta maaf, wanita itu justru membuat Jisa semangkin kesal saja.

Vous avez atteint le dernier des chapitres publiés.

⏰ Dernière mise à jour : May 14 ⏰

Ajoutez cette histoire à votre Bibliothèque pour être informé des nouveaux chapitres !

START WITH HIM || PARK JIMIN Où les histoires vivent. Découvrez maintenant