PROLOG

49 23 8
                                    

Di balik rerimbunan dedaunan Kebun Raya Bogor, senja melintas perlahan, memancarkan cahaya emas yang menggoda. Fara melangkah dengan hati yang resah, mencari ketenangan dalam keheningan yang hanya dipatahkan oleh riuh gemuruh alam. Cahaya senja menyapu langkahnya, menyoroti wajah-wajah patung di taman, menciptakan bayangan-bayangan yang menari di sekelilingnya.

Fara adalah seorang perancang taman yang penuh semangat namun hatinya terluka oleh masa lalu yang menghantuinya. Kepergiannya ke Kota Bogor bukan hanya untuk mencari inspirasi baru, tetapi juga untuk merengkuh ketenangan di tengah kegaduhan kota besar. Jakarta, dengan segala kesibukannya, telah menghempaskan Fara ke dalam kebosanan dan rasa kosong.

Namun, Bogor menawarkan suatu keajaiban yang berbeda. Di sini, udara segar dan pepohonan rindang memberikan suasana yang menenangkan. Fara menghirup udara dingin dengan penuh syukur, seakan-akan setiap nafasnya mengusir beban yang menumpuk di pundaknya.

Kebun Raya Bogor, dengan seluruh keindahannya, menuntun Fara ke sudut-sudut yang terlupakan. Di antara bunga-bunga berwarna-warni dan pohon-pohon tua, Fara menemukan ketenangan yang selama ini dia cari.

Dan di sinilah, di sebuah sudut yang sunyi dan terlindung, Fara bertemu dengan Rama. Pria misterius dengan senyum lembut dan pandangan yang dalam. Cahaya senja memantulkan warna-warni di rambut hitamnya yang tergerai.

Pertemuan itu terasa seperti takdir yang telah tertulis. Bogor, dengan keindahannya yang alami, menjadi saksi bisu dari awal kisah cinta yang tak terduga antara Fara dan Rama. Dalam keheningan senja, di bawah langit yang mulai gelap, keduanya merasakan getaran yang sama di hati mereka.

Aku Kamu dan Bogor (TERBIT✅️)Where stories live. Discover now