BAGIAN DUA BELAS

27 3 0
                                    

Aksara melihat gadis yang dicarinya, berdiri di dekat pintu masuk sambil memainkan ponselnya. Lelaki itu mengetuk pelan pintu kaca itu, pembatas antara dirinya dan sang gadis.

Haruna tersenyum melihat Aksara dan bergegas keluar dari dalam mini market. "Kenapa isi jemput aku?" Tanya gadis itu to the point dengan senyum diwajahnya.

Aksara tertawa dalam hatinya melihat bagaimana ekspesi yang diperlihatkan gadis itu. "Kenapa keluar malem?" Lelaki itu balik bertanya dan membuat gadis di depannya menghela nafas pelan. "Kan sudah bilang, beli roti" Sahutnya.

Aksara menarik pelan gadis itu kepinggir agar tak menghalangi jalan. "Balik sekarang?" Aksara kembali bertanya.

Haruna mengangguk, "Iya." Kata gadis itu melangkah terlebih dahulu.

"Jadi kenapa nggak sekolah?" Tanya Haruna pada Aksara yang ada di belakangnya.

Aksara menggeleng pelan. "Males, capek, nggak mood." Kata lelaki itu dengan santai.

Haruna yang mendengarnya langsung menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang, menatap Aksara yang tersenyum geli. "Ih, seriusan." Kata gadis itu kesal.

Aksara terkekeh, "Itu udah serius."

Haruna berdecak pelan dan kembali melanjutkan langkahnya. "Bercanda terus." Gumamnya pelan yang masih bisa di dengar Aksara.

"Ngapain tadi di sekolah?" Tanya Aksara yang sudah mensejajarkan langkahnya dengan Haruna.

"Ya nggak ngapain."

"Lo kesepian nggak ada gue?"

Haruna memandang sinis lelaki di sampingnya. "Ew, no way. Nggaklah, gila aja kamu." Kata gadis itu bergidik ngeri dan langsung mempercepat langkahnya. Tawa Aksara tak bisa di sembunyikan, lelaki itu tertawa dan mengejar Haruna yang melangkah lebih jauh darinya.

"Besok gue nggak sekolah lagi." Kata Aksara saat mereka sudah berada di dalam lobby apartment mereka. Haruna mendesah pelan dan hanya mengangguk. "Ada sesuatu yang harus gue urus. Dua hari lagi gue sekolah kok. Mau berangkat bareng?"

Haruna langsung menggeleng. "Nggak, mau jalan kaki aja. Jugaan nggak jauh-jauh banget kok."

Aksara mengangguk. "Oke, gue juga deh. Bareng ya." Tentu saja lelaki itu bukan meminta izin, tetapi memaksa ikut walaupun Haruna menolak. Gadis itu memutar bola matanya malas dan hanya mengangguk pelan.

Keduanya sudah sampai di depan kamar Haruna. "Aku ke dalam ya." Kata gadis itu dengan senyum kecil yang terbit di bibirnya.

Aksara mengangguk dan membalas senyum gadis itu. "Good night, Haruna." Kata lelaki itu lembut dan pelan. Aksara mengusap pelan puncak kepala gadis itu. "Sana masuk ke dalem, beberapa jam lagi lo harus ke sekolah." Suruh lelaki itu.

Haruna mengangguk kecil. "Good night, Aksara."

Dalam kehidupan tak sesekali kita bertemu dengan seseorang lantas berakhir dengan perpisahan. Saat mendengar perpisahan entah mengapa kata itu terdengar sangat menakutkan, bukan? Mungkin dulu saat kita masih kecil perpisahan yang kita pikirkan hanyalah sebuah kata lain sampai jumpa dan esok hari kita akan bertemu dengan seseorang itu bisa juga perpisahan yang bermakna kita akan naik tingkat pada jenjang sekolah dasar menjadi sekolah menengah pertama. Tetapi erbeda saat kita dewasa kata perpisahan berarti meninggalkan dan kita harus siap dengan itu.

Begitupun Haruna, dia selalu takut dengan perpisahan. Ia berusaha untuk tidak mendengar kata-kata itu keluar dari mulut seseorang yang dia sayangi, sebisa mungkin dirinya untuk membuat batasan pada orang-orang. Sayangnya kali ini dirinya gagal memberi batasan pada satu orang.

Aksara lelaki yang baru ia kenal dan kini mulai berani memasuki kehidupannya. Rasa takut yang ia rasakan sedikit mulai terkikis, walaupun begitu dirinya masih ragu dan bimbang dengan semua yang terjadi di kehidupanya yang baru. Ia takut dengan akhir yang tak sesuai dengan apa yang dibayangkannya, dirinya benar-benar takut untuk memulai.

Apakah dirinya harus memulai sesuatu yang ia takutkan?

***

"Na, lo begadang?" Tanya Elina saat melihat Haruna menguap.

Haruna menjawabnya dengan kekehan, "Iya, nggak bisa tidur."

"Kenapa? Biasanya lo yang paling cepet tidur kalau malem." Luna menatap bingung Haruna.

"Nggak tahu, aku juga bingung." Jawab gadis itu pelan. Tentu saja ia tahu alasan kenapa dirinya susah tidur. Perasaan yang menganggunya yang membuat dirinya susah tidur dan berakhir jam empat pagi baru bisa terlelap.

"Aksara nggak sekolah lagi?" Tanya Elina menggangi topi.

Haruna menggeleng pelan, "Mungkin masih di Bali." Kata gadis itu. Elina dan Luna mengangguk sudah cukup dengan jawaban Haruna, keduanya melanjutkan tugas yang harus mereka selesaikan.

Dirinya masih memikirkan surat yang ia berikan pada Aksara, mengapa lelaki itu tidak ada membahasanya sama sekali. Padahal Haruna sudah menyiapkan dirinya jika Aksara akan membahas itu, tetapi nyatanya lelaki itu tidak ada membahasnya sama sekali.

Haruna mengambil ponselnya membuka sosial medianya, dirinya bosan tetapi malas untuk pergi dari kelasnya. Elina dan Luna juga sedang sibuk dengan tugas yang berikan oleh ketua kelas mereka.

Pintu kelasnya terbuka dengan sedikit kasar. "Good morning, teman-teman tercintaku." Caca masuk dengan ceria dan langsung bergabung dengan tiga orang temannya.

"Hallo para gadis-gadis cantik." Sapa Caca yang sudah duduk di depan Haruna. "Berapa banyak gosip yang tertinggal nih?" Tanya Caca pada Haruna.

"Banyak, lo kebanyakan bolos mendingan sekalian selesai sekolah." Tentu saja bukan Haruna yang mengatakan melainkan Elina dengan santainya mengatakan itu.

Caca mendengus pelan. "Gue telat bangun karena banyak kejadian tau." Beritahu Caca pada ketiga temannya. "Oh iya! Btw, lo udah nggak deket sama Aksara lagi?" Tanya Caca pada Haruna.

"Maksud kamu?" Tanya Haruna bingung. Elina dan Caca menghentika kegiatannya mengecat, ikut menatap Haruna yang bingung.

"Bukannya lo lagi pendekatan ya sama Aksara?" Tanya Caca yang juga ikut bingung.

Haruna menggeleng cepat. "Siapa yang mendekatan? orang cuman saling kenal karena temen sekelas." Kata gadis itu mengelak. Bohong.

Caca mengangguk mengerti. "Terus lo ada hubungan apa sama Olie?" Kini Elina dan Luna benar-benar memperhatikan Haruna, meminta penjelasan pada gadis itu.

Haruna benar-benar bingung kali ini. "Tunggu, kamu lagi ngomongin apa sih, Ca? Aku beneran bingung sama pertanyaan kamu dari tadi."

"Olie minta nomoer hp lo sama gue, cantik." Kata Caca gemas.

"Tapi aku nggak tahu siapa Olie." Kata Haruna bingung dan kesal.

Caca menatap bingung, "Lah? Lo nggak kenal Olie? Seriusan?" Haruna mengangguk.

Elina mendesah pelan, "Cowok yang lo tabrak pas jalan ke kamar mandi." Kata Elina memberitahu Haruna.

Haruna mendelik dan langsung menggeleng. "Ih, aku nggak kenal dia! Tahu mukanya aja karena nggak sengaja aku tabrak pas jalan ke toilet." Gadis itu cepat-cepat menjelaskan situasinya pada ketiga temannya.

Elina menatapnya seolah-olah mengatakan. Kan udah gue bilang

"Selamat ya, Na. Masa SMA lo selama setahun kedapan bakalan berwarna-warni. Mana langsung gaet Aksara sama Olie." Kata Caca tertawa pelan dan Luna hanya menggeleng pelan lantas menepuk pelan pundak Haruna.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 07 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

THE END Where stories live. Discover now