SEMBILAN : Pukul 3 Dini Hari

4.1K 319 31
                                    

—Lu pikir
gue belok?

🔞🔞

Faktanya, meski sampai akun The******Whisperer memposting konten barunya di Audiomack, mana ada tanda-tanda kalau Om Laksmada itu pulih ingatannya. Kusinggung begini kentara om-om yang suka desah-desah tidak jelas itu biasanya update satu bulan sekali.

Sebenarnya aku tidak pernah mendengarkan kontennya lagi sejak tiga tahun belakang, hanya saja jejak notifikasinya sudah lengket sekali di ponselku. Dan malam tadi, aku mendengarkannya kembali setelah sekian lama hiatus.

Buseehh hiatus kubilang.

GAYA SEKALI!

Tapi anehnya, aku tidak tahan mendengar apa yang dia katakan. Tidak seperti dulu, kali ini kesannya seperti aku yang mual kalau melihat keberadaan Pak Naresh. Jangankan sampai dia bersuara, tahu kalau mobilnya parkir di depan rumah saja perutku langsung dangdutan.

Kebetulan masa ospek sudah berjalan menuju hari ketiga, yaitu besok, —eh ralat; hari ini karena sekarang sudah jam 3 dini hari. Padahal tidak ada sedikit pun niatanku untuk jadi calon mahasiswa baru yang siap sedia menerima nasib kegembiraan di hari pertama, tapi ajaibnya aku tidak bisa tidur seakan sangat menanti-nantikan hal tersebut.

Keinginanku untuk melakukan sesuatu di dapur meningkat saat tidak ada lagi hal yang ingin kulakukan di kamar. Jadi, aku keluar untuk sekedar membuka kulkas. Meski aku yang paling tahu apa saja isi dari benda pendingin tersebut, tetap saja aku langganan membuka-tutupnya seperti anak kecil.

Kalau Om Laksmada yang dulu tahu, dia akan melarang kebiasaan ini. Tapi karena dia lupa ingatan, aku jadi sering makan sesuatu yang dingin termasuk itu es krim.

Sebelum benar-benar sampai dapur, ternyata Om Laksmada tidur di sofa ruang tengah. Laptopnya bahkan masih tertahan di atas perut, sementara kesadarannya entah sudah kabur ke alam mimpi bagian mana.

Aku memutuskan untuk membereskan kekacauan tersebut, termasuk bolak-balik mengambil selimut dari kamarnya. Lalu memindahkan laptop ke atas meja agar bisa menggelar selimut untuknya.

Hanya saja, ketika tanganku sibuk melebarkan kain hangat tersebut, dia memegangi salah satunya, sangat kuat.

Aku terdiam untuk memperhatikan wajah Om Laksmada.

Ternyata tidak ada pergerakan apa pun setelah itu, jadi aku mencoba melepaskan tangannya.

Tapi sekelebat kilat juga dia bergerak menarikku hingga nyaris mendarat di atas pangkuannya.

Bisa bayangkan tidak?

Begini  ....

ANGJAY INPO?! Dia mengigau tidak jelas begini saja sudah mengacaukan segala sesuatu dalam pikiranku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

ANGJAY INPO?! Dia mengigau tidak jelas begini saja sudah mengacaukan segala sesuatu dalam pikiranku. Kamu tahu maksudnya, 'kan?

"Beberapa kali saya peringatkan jangan berpakaian kayak gini." Dia mendaratkan jari telunjuknya di tengah-tengah belahan payudaraku yang terekspos sedikit.

OM LAKSMADA 2Where stories live. Discover now