That Sandalwood Scented Sweater

4 1 0
                                    

Malam hari di perjalanan pulang study tour, aku merasakan kedinginan yang luar biasa hebat. Badanku gemetaran, gigiku bergemeletuk, dan sudah berapa kali kucoba untuk tidur tapi tidak bisa. Aku masih memakai jaketku yang basah terkena air hujan. Jika aku lepas jaket, maka aku akan semakin menggigil karena kaus yang kukenakan juga sama basahnya.

Dengan suara gemetar aku bertanya pada teman sebelahku, "Cik, ada jaket lagi nggak?"

Ia yang semula menutup matanya pun terbangun, lalu menatapku prihatin. "Gara-gara ujan-ujanan ya?"

"Guys, ada yang punya jaket nggak? Adisti kedinginan." Ia mengumumkan ke seisi bus.

Hal itu berhasil memancing perhatian semua orang. Orang-orang yang ada di sekitarku melongok hanya untuk menatapku iba. Lalu teman-teman sekelasku ribut mencari jaket, sweter, hoodie, atau apalah yang hangat-hangat.

Selama itu aku hanya terdiam merutuki kesalahanku. Aku yang lupa membawa jas hujan tetap nekat pergi ke mall dengan memakai jaket. Bodoh. Harusnya aku tak nekat pergi ke mall saat hujan-hujan.

Saat aku menutup mata seseorang berkata, "Nih, Dis." Cika, teman sebelahku menyerahkan sebuah sweter rajut warna biru muda.

Tanganku yang bergetar pun mengambilnya. "M-makasih."

Cika membantuku memegang jaket basahku, lalu kupakai sweter yang ukurannya jauh lebih besar dari ukuran tubuhku itu. Ketika dibentangkan, ada aroma wangi menguar. Baunya cenderung seperti cendana yang memberi kesan hangat. Bahannya yang tebal cukup untuk menghangatkan tubuhku. Tubuhku perlahan menghangat. Perlahan pula aku pun terlelap.

Setelah tidur yang nyenyak, pundakku ditepuk-tepuk oleh Cika. Aku segera bangun dan membereskan barang bawaanku karena sebentar lagi kami akan sampai.

"Cik, sweternya punya siapa?" Aku melepas sweter itu.

"Bagas."

Hah?!

Aku terdiam, tanpa sadar dahiku mengernyit.

"Cie cie, Disti!" Gita mencolek pipiku.

"Ih! Serius?" Aku memelankan suara.

"Serius lah."

Saat turun dari bus aku berusaha mencari cowok itu. Tubuhnya jangkung, jadi kalau ada di sekitar sini harusnya mudah ditemui. Namun, ke mana pun aku berjalan, tak kutemui sosoknya sama sekali. Bahkan ketika aku meneriakkan namanya ia tak muncul.

Baiklah, berarti akan kukembalikan saat masuk. Lagipula bagian dalam dari sweter ini pastilah basah terkena kausku. Apa perlu kucuci? Ah, nanti bau wangi itu hilang.

***

Aku sudah janjian dengannya. Kami akan ketemuan di kantin sebelum jam pelajaran pertama mulai. Entah apa maksudnya merahasiakan pertemuan kami, tapi aku juga terbantu. Aku akan malu jika teman sekelas kami melihatku mengembalikan sweter itu padanya. Apalagi beberapa temanku sudah tahu aku suka padanya.

Baru saja hendak kukeluarkan ponselku untuk memberi kabar bahwa aku sudah di kantin, cowok itu datang. Semerbak wangi cendana itu kembali menyapa hidungku ketika ia muncul di hadapanku.

"Makasih ya, Gas." Aku segera menyerahkan sweter biru miliknya.

Awalnya aku berniat langsung kabur, tapi pertanyaannya menahanku. "Kemaren lu kenapa?"

"Ah, nggak, gue abis ujan-ujanan, baju sama jaket gue basah." Aku berusaha menyunggingkan senyum meski tak berani menatap matanya.

"Emang kemaren nggak bawa jas ujan?"

"Nggak."

"Tapi abis itu nggak kenapa-kenapa 'kan?"

"Alhamdulillah nggak kenapa-kenapa."

Aku akan memaki diriku sendiri. Cowok yang kusuka jelas-jelas mengajakku mengobrol, aku harusnya bisa memanfaatkan ini untuk menjadi lawan bicara yang menyenangkan, bukannya terjebak di situasi canggung seperti ini.

"Btw parfum lu enak, merek apa?" Meski tak begitu mulus, kalimat itu berhasil meluncur dari bibirku.

"Lu suka? Itu baru gue semprot pas gue tau lu butuh sweter."

Saat kalimat itu ia ucapkan, aku otomatis tersentak. Di sekian detik di mana aku menatapnya kulihat kedua ujung bibirnya naik sehingga menampakkan lesung pipinya. Pemandangan itu sukses membuatku kembali menatap lantai. Degup jantungku terpacu cepat seakan ada orang yang menggedor dari dalam. Aku ingin menutupi kedua wajahku dengan tangan karena kuyakin pipiku merah. Aku tak yakin aku bisa berkata sesuatu lagi, jadi apakah kabur pilihan yang tepat?

-----

[A/N]
Halo! Halo! Lama tidak berjumpa! Setelah sekian lama hiatus upload apa-apa di Wattpad, akhirnya aku punya sesuatu untuk disuguhkan. Ini kumpulan cerita duel yang kutulis selama turnamen NPC. Aku akan keluarin satu-satu cerita yang menurutku layak tayang, dan tentunya direvisi dulu sekiranya ada adegan yang mau kutambahin mengingat selama duel jumlah kata per ceritanya cuma 400-600 kata.

16/05/24

Long Story ShortWhere stories live. Discover now