Chapter 9 😜

8K 788 145
                                    

Kondisi tubuh Abian belum terlalu fit. Ditambah perubahan iklim yang sangat drastis membuat keadaan tubuhnya semakin memburuk.

Kai sampai harus memantaunya 24 jam.

Namun sipelaku malah terlihat kegirangan karna Kai selalu disisinya.

"Kai. Aku pengen ajak kamu kesuatu tempat, mumpung kita lagi di Jerman"
Ucap Abian dengan suara sedikit serak.

"Diam" jawab Kai.

Abian dengan cepat duduk bersila disaat Kai meracikkan obat didepannya.

"Aku sudah baikan"

"Buka mulut"

"Kau maumenciumku la-?"

Plug.

Sebutir obat masuk kedalam mulutnya disusul Kai memberinya minum.

Abian menatap datar Kai. Namun hal itu tidaklah mempan untuk Kai.

"Istirahat dan jangan banyak gerak"

"Kau mau kemana?"

Kai duduk disamping kasur Abian dan itu membuat Abian cukup lega. Asal ada Kai hidupnya terasa indah.



Karna lelah Kai ikut tertidur disana. Tak terasa keduanya saling memeluk.

Sampai sampai asisten dan beberapa staff yang ingin melihat keadaan Abian terpaku dan buru buru keluar tak ingin menganggunya.



.

Abian tak mempunyai pilihan lain selain lanjut atau mundur dimusim ini.

Abian memaksakan ikut untuk mencari nomor urut saat race nanti.

Peformanya masih sangat bagus dan berhasil di urutan pertama.

Semua bersorak bahagia kecuali Kai yang masih belum yakin Abian sembuh.

Belum menyapa orang orang disana. Abian langsung dibawa Kai kehotel untuk istirahat.

Semua orang hanya geleng geleng kepala.

"Sepertinya dokter Kai mulai jatuh cinta dengan Abian" ujar seseorang.

Mereka hanya tersenyum dan tak ingin mencampuri urusan pribadi Abian. Karna Kai sudah memenuhi kriteria orang yang pantas bersanding dengan Abian.

.

Abian mengulum senyumnya kala tangan putih itu mengandeng lengannya. Sepertinya dia bisa sembuh jika Kai semanis ini.

"Mau makan?" Tanya Kai.

"Tentu saja" jawab Abian yang tak bisa menolak Kai.


Namun Abian sedikit cemberut saat semangkuk bubur kacanghijau didepannya.

"Kai. Aku akan lemas kalo makan seperti ini" protes Abian smabil mendorong mangkuknya.

"Perutmu tidak boleh bekerja terlalu keras, ini juga biar obatmu bekerja maksimal"

"Setidaknya beri aku daging!"

"Makan saja lalu tidur"

"Kau kejam" ucapnya sambil menyuap buburnya.

"Ini obatmu. Jangan lupa diminum" Kai meletakkan obat Abian disisi mangkuknya lalu dering hp yang tak biasa terdengar begitu nyaring.

Itu menandakan jika salah satu pasiennya dirumah sakit sedang dalam keadaan darurat.

Kai buru buru mengangkatnya dan ternyata ada pasien harus segera dioperasi yang hanya bisa dilakukannya dengan para dokter ahli.
Namun Kai tetap menjadi dokter utamanya.

AutumnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang