Happiness - 24

399 45 14
                                    

"Ak-"

Baru saja ingin menjawab, Han terpaksa menghentikannya saat kepalanya berdenyut kencang. Ia memejamkan mata, tangannya kemudian bergerak meremas rambutnya.

"Han?."

Han menunduk, kepalanya terasa sangat pusing sekarang. Sebuah ingatan kini berusaha memasuki kepalanya. Ia menggeleng berusaha menghalau itu. Ini menyakitkan, ia tidak menyukainya.

"Shh..."

"Han? Ada apa? Kau kenapa? Katakan pada Hyung."

Tak menjawab sang Kakak, Han semakin menguatkan remasan pada rambutnya. Mereka yang berada di sana segera mendekati pemuda itu dan memasang raut khawatir.

"Han?!." Mereka menyeru panik saat Han terhuyung ke belakang, beruntung Hyunsik segera menangkap tubuh pemuda itu.

"Shh...s-sakith..."

"Kita ke rumah sakit sekarang!."

Dengan segera, Hyunsik menggendong sang Adik menuju mobil yang terparkir di depan taman. Wajahnya kalut, ia benar-benar khawatir sekarang.

"Ayo cepat bawa mobilnya!." Sentaknya keras pada orang-orang yang masih betah terdiam. Demi apapun, ia akan membunuh mereka jika saja Felix tak cepat tanggap dan langsung duduk di balik kemudi.

Mobil mereka melaju, membuat yang lain segera menyusul mobil Hyunsik yang melaju dengan cepat, dalam hati berdo'a dan berharap agar tidak terjadi hal yang serius pada pemuda itu.

"H-Hyung..."

"Hyung di sini."

"T-takut..."

Han yang semula terbaring dengan kepala di pangku oleh Hyunsik , kini bangkit dan langsung memeluk sang Kakak dengan erat. Isakannya kini terdengar, membuat Felix memelankan laju mobilnya untuk melihat ke belakang.

"Han?." Tergambar di matanya, Han yang tengah meremas jas milik Hyunsik dengan kuat. Felix pun mengalihkan pandangannya kembali ke depan, tak ingin membahayakan semua orang karena perbuatannya.

"Hyung di sini, Han."

"Hiks...t-takut..."

"Tidak, tidak ada yang harus Kau takutkan."

"Hyung...takut..."

"Hey? Hyung di sini, Kau aman bersama Hyung sekarang."

Mengusap rambut sang Adik, Hyunsik terus mengeluarkan kata-kata penenangnya. Sepertinya ada ingatan sang Adik yang kembali, dan ingatan itu membuat Adiknya takut. Ia tidak akan bertanya, ia tidak ingin membuat pemuda itu semakin histeris nantinya.

"Kita akan segera sampai." Interupsi dari Felix itu membuat Hyunsik menatap ke depan dan mengangguk pelan. Ia ingin segalanya jelas, agar ia dan yang lainnya tahu harus bagaimana nantinya.

-•-

Persis seperti yang Hyunsik pikirkan, ada ingatan yang memaksa masuk pada Adiknya dan menyebabkan pemuda itu kesakitan dan merasa takut karena ingatan itu.

Dokter pun sudah menjelaskan, jika ingatan Han akan kembali datang dan memaksa masuk jika ada hal yang memicunya. Untuk sekarang, Dokter berkata jika Han bisa menolak ingatan itu agar tidak berhasil memasukinya.

Beruntung Han segera ditangani oleh Dokter, karena bila dibiarkan bisa berakibat buruk kedepannya, misal pemuda itu kembali mengalami trauma lagi meski itu trauma ringan. Bersyukur? Tentu saja. Hyunsik jadi merasa jika ia bukan Kakak yang terlalu buruk bagi pemuda itu.

Kini, Han sudah berada di rumah. Mereka segera membawa pemuda itu pulang setelah pemuda itu tenang sebelumnya. Dan ya, acara lamaran yang mereka siapkan itu akhirnya gagal.

Happiness | Han Ji-Sung HaremKde žijí příběhy. Začni objevovat