6. Sadar atau Mimpi?

523 106 2
                                    

"Lo kenapa yon? Balik balik wajah lo jadi seger banget?" ucap Gin dari dalam kelas.

Setelah Rion keluar dari kelas Caine, ia berjalan menuju kelasnya itu dengan perasaan lega dan lehernya tidak lagi merasakan adanya sengatan listrik.

"Gue tadi ke Caine, tato mawar ungu punya gue rasanya sakit kek kena sengat listrik. Makanya gue cariin si Caine kemana, untungnya dah balik dari kantin. Cuma.." Rion menggantungkan perkataannya dan menggertakkan giginya hingga taringnya hampir saja muncul.

"Gue ada bau khas anak Serigala dari baju Caine tadi. Kayanya dia habis ketemuan sama Serigala." Gin menopang dagunya dengan tangannya.

"Serigala? Key sama Caca? Gue tadi juga ketemu sama mereka. Katanya mereka juga habis papasan sama Caine." Rion pergi ke kursinya dan duduk.

"Ga usah khawatir kalo sama Key sama Caca. Gue bisa jamin kalo mereka ga ada niatan buat ngajak perang sama kita." sambung Gin dan ia menepuk bahu Rion.

"Lo ngasih gue jaminan apaan?" Gin sejenak berpikir.

"Hm.. Jantung gue?" ucap Gin sambil berpikir.

"Kalo jantung, dari awal jantung kalian semua udah jadi punya gue. Yang lain." balas Rion, Gin pun mendengus sebal.

"Yaudah, tangan gue deh." Rion pun mrngangguk setuju.

"Bisa diterima."

"Oh iya, lo inget kan kalo nanti malem itu bulan purnama? Efek dari manipulasi otak yang gue kasih ke otaknya Caine bakal hilang. Gimana?" Rion pun diam dan berpikir.

"Maksud lo amnesia sama kekuatan mimpi nya itu?" Gin mengangguk

"Yaudah, biarin aja si Caine. Beberapa anak  yang gue suruh nanti bakal ada yang jaga pintu masuk hutan di pohon tinggi. Buat Jaga-jaga semisal kalo Caine nekat masuk hutan." ucap Rion.

"Jangan lupa juga, bulan purnama. Kalian harus bergerak lewat pohon, jangan lewat lahan kosong yang ga ada pohonnya." Gin mengangguk sekali lagi.

Lalu, siswa dari kelas Rion mulai masuk berurutan karena guru pelajaran mereka mulai datang untuk mengajar.

♠♠♠♠♠♠♠•♠♠♠♠♠♠♠

Setelah seharian belajar, Caine pulang dalam keadaan basah kuyup. Pasalnya, cuaca di sore hari itu sangat buruk.

Bahkan petir saling menyambar dan langit yang gelap hingga Caine tak bisa melihat jalanan dengan jelas.

"Duh, mandi dulu. Bisa sakit gue kalo basah kuyup nya kelamaan."

Caine langsung berlari menuju kamar mandi tamu di kamar bawah. Setelah selesai mandi, ia pergi ke kamarnya untuk pergi berganti baju.

"Baru juga gue tinggal mandi tadi, kepala gue udah pusing begini. Apa gue kelamaan ya mandinya.." gumam Caine sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing.

"Tidur dulu deh." ucap Caine.

Setelah 5 menit ia merebahkan dirinya di kasur dan langsung tertidur dengan nyenyak.

Di pertengahan malam, Caine terbangun dengan baju yang basah karena keringat. Ia merasa bahwa suhu di kamarnya menjadi panas atau malah dirinya yang sedang sakit.

"Duh panas banget. Jam berapa ini..." Caine melihat ke jam di meja nya dan ternyata jam 23:30.

"Masih malem... Gue cari angin dulu deh."

Caine mengganti bajunya lalu keluar membawa ponsel nya. Ia berjalan mengelilingi kompleks rumahnya di malam yang sangat terang karena hari ini sedang terjadi bulan purnama.

"Gue ke taman itu kali ya." Caine langsung mendekati taman kompleks yang sepi itu dan mendudukkan dirinya di kursi menghadap arah bulan purnama berada.

"Cakep banget bulannya... Gue foto dulu deh." Caine mengeluarkan ponselnya dan mengarahkan kameranya ke langit.

Secara tidak sadar, Caine menurunkan kameranya mengarah ke hutan dibelakang taman itu. Lalu, kameranya menangkap seseorang yang tengah berdiri menatap dirinya di pohon menggunakan jubah hitam dan rambut coklatnya.

Caine melihat hasil foto nya dan terkejut. Sontak matanya melihat ke arah hutan itu dan benar saja, orang tersebut sedang menatapnya.

"Dari postur tubuhnya kaya kenal..." gumam Caine sembari mengingat-ingat.

"OH! GIN!!" teriak Caine secara tidak sadar.

Namun, ajaibnya pria itu langsung menoleh ke arah Caine dan mata mereka pun bertatapan.

"Hah? Beneran Gin?!" Caine berlari masuk ke dalam hutan dan mencari Gin yang tadi ada diatas pohon.

Suara jam berbunyi menandakan sudah jam 12 malam. Caine terus masuk ke dalam hutan itu dan ingatan yang terus ia lupakan dan dirinya anggap mimpi ternyata sebenarnya sudah terjadi.

Kejadian dirinya yang dicekik oleh Rion, diselamatkan Rion dari Serigala, dan juga Rion yang sebenarnya adalah Raja dari para Vampire itu.

"Lo.. Dimana?! Please, muncul..." ucap Caine.

Caine yang kelelahan pun berhenti di dekat danau. Matanya menatap ke arah pantulan di danau dan sesuatu di lehernya terlihat menyala. Saat ia dekatkan kepalanya ke arah danau, Caine langsung ditarik ke dalam danau itu.

Meskipun terlihat dangkal, namun ternyata danau itu sangatlah dalam. Caine merasakan kram di kakinya yang sedang ditarik untuk terus masuk kedalam.

Lalu, sebuah tangan masuk kedalam air yang tenang itu dan menarik lengan Caine untuk keluar.

"Hah.. Hah..." Caine langsung meraup nafas yang banyak begitu keluar dari danau mematikan itu.

"Lo gila?!" ucap Rion yang menahan emosinya.

"Gue... Cuma mau lihat ada apa.. Di leher gue.." balas Caine kecapekan.

"Leher?" tanya Rion.

Rion pun menarik Caine untuk mendekat dan melihat ke leher Caine. Tato mawar merah nya itu menyala bersamaan dengan miliknya yang berwarna ungu.

"Lo inget gue?" Caine mengangguk.

"Kalo gitu, ikut gue. Disini terlalu bahaya buat manusia kaya lo." Caine mencoba berdiri namun kakinya masih kram hingga dia terjatuh ke tanah lagi.

Rion melirik Caine yang terjatuh. Dia langsung menggendong Caine di punggungnya lalu balik ke kastil.

Tbc

NyctophileWhere stories live. Discover now