00.01

40 10 3
                                    

—𝐇𝐄𝐍𝐈𝐍𝐆𝐍𝐘𝐀 𝐃𝐔𝐍𝐈𝐀—

∞ 

“𝐃𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐫𝐢𝐧𝐝𝐮, 𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐡𝐚𝐝𝐢𝐫 𝐦𝐞𝐥𝐞𝐧𝐠𝐤𝐚𝐩𝐢 𝐬𝐮𝐧𝐲𝐢𝐤𝐮.”
—𝐨 𝐧 𝐛 𝐲 𝐞 𝐥 𝐥.

ᴅᴀᴛᴀɴɢʟᴀʜ ᴋᴇᴍʙᴀʟɪ ᴅɪ ᴋɪsᴀʜ ɪɴɪ ᴅᴇɴɢᴀɴ ᴘᴇʀᴀsᴀᴀɴ ʙᴀʜᴀɢɪᴀ, ᴊɪᴋᴀ sᴇᴅɪʜ? ʙᴇʀᴄᴇʀɪᴛᴀ ʟᴀʜ ᴋᴇᴘᴀᴅᴀ ɴᴇɢᴀʀᴀ ᴅᴀɴ sᴇᴍᴇsᴛᴀ ʙᴀɢᴀɪᴍᴀɴᴀ ᴊᴀʜᴀᴛɴʏᴀ ᴅᴜɴɪᴀ.

»»——⍟——««

𝐁𝐚𝐠𝐢 𝐬𝐞𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠, 𝐬𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐤𝐮𝐫𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐡𝐚𝐥 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐚𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐡𝐢𝐧𝐚 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩. 𝐌𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐧𝐝𝐚𝐧𝐠 𝐫𝐞𝐦𝐞𝐡 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐦𝐚𝐧𝐮𝐬𝐢𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐚𝐭𝐚𝐩 𝐭𝐚𝐧𝐩𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐛𝐢𝐜𝐚𝐫𝐚 “𝐭𝐮𝐧𝐚𝐰𝐢𝐜𝐚𝐫𝐚”.

Namun, bagi Negara, semua itu juga ada sisi baiknya. Dimana saat dunia terasa jahat dan berisik—penuh hinaan dan cacian—ia melepas alat bantu dengarnya, lalu yang ia tahu sebuah dunia yang hanya memiliki sepi dan gelap. Hitam, tanpa ada warna lain selain gelap. Sebuah buta yang amat nyata, diselimuti realita dengan fatamorgana. Inilah suatu kebahagiaan dari para tunawicara. Mereka tak akan bisa mendengar semua suara asing nan berisik saat mereka melepas alat pendengar.

Sementara itu, seorang gadis sedang berbaring di ranjang besarnya. Empuk nan lembut, nyaman nan aman, perempuan itu rasakan. Saat ia memejamkan mata entah kenapa nama Negara selalu terngiang di pikirannya.

“Negara. Laki-laki unik itu, gue tertarik untuk bisa masuk ke dalam dunia hening tak bersuara miliknya. Tapi gimana caranya ya?” gumam Amora kebingungan. Pasalnya bak darat dan laut, dua insan ini memiliki dua dunia yang berbeda.

Dunia Negara yang hening dan Amora yang dikelilingi suara berisik.

“Hanya ada satu cara untuk bisa masuk ke dunianya. Pahami bagian dari Negara, pelajari setiap kata dari dunia nya. Cuma itu satu-satunya cara.” Sudah berulangkali kepala perempuan berusia tujuh belas tahun itu berputar ide, namun hanya segini yang mampu ia lahir kan.

“Dan untuk tahu bahasanya, gue harus belajar,” simpul Amora lalu dengan cepat mengambil benda pipih bernama ponsel dari saku celananya.

Perempuan itu lalu berselancar menjelajah dunia internet, hingga menemukan sebuah kunci untuknya bisa masuk memahami Negara.

“Tahap pertama memahami bahasa Negara adalah mempelajarinya dari hal paling sederhana. Gue akan coba belajar dari video mentor YouTube! ” ucap Amora bersemangat.

“Oh iya, besok kan dapet kelas baru!! Liat siapa temen-temen baru gua ah!!”

Amora lalu mengambil ponselnya, ia mencari info di grup sekolahnya. Karena besok, ia akan mendapatkan kelas baru karena dirinya yang sudah beranjak ke kelas 12.

Mata tanpa bicara. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang