My Dear

34 4 3
                                    


Setelah perihal kejadian semalem, Winter tidak mau berinteraksi dengan Arthur, bahkan untuk menatapnya saja dia segan. Dia masih kesel sama cowok itu karena telah mengambil mahkotanya. Walaupun tuh cowok udah minta maaf berkali-kali, gak bakal bisa balikin Winter menjadi seorang gadis lagi.

Saat ini ia cuma bermain game Hay Day di ponselnya. Daripada gabut gak ngapa-ngapain, mending Winter ngurusin hewan ternaknya yang udah kurus kering karena ditinggal selama seminggu. Oh iya, tidak lupa sama ngurusin pesanan kapal yang sedikit lagi selesai.

"Win, tolong bikinin aku kopi donk"

Winter hanya memutar bola matanya malas saat mendengar suara Arthur. Ia tidak menghiraukan, dan lanjut bermain game.

"Win..."

"Bikin sendiri Arthur, masa gak bisa sih?!"

"Aku mau nyiapin bawaan aku sayang. Tolong bantu aku dulu yak"

Winter berdecak sebal, kemudian ia mematikan ponselnya lalu pergi ke dapur untuk membuat teh.

Namun saat sudah sampai di dapur, ide untuk memasak menu sarapan dan bekal makan siang pun muncul dibenak Winter. Untuk bekal, Winter ingin membuatkan menu makanan yang sehat untuk Arthur agar cowok itu tidak mengonsumsi makanan dan minuman sembarangan lagi kayak kemarin.

Setelah selesai berkutat di dapur, Winter kembali ke ruang tengah untuk menemui Arthur. Mungkin cowok itu sudah menunggunya dari tadi karena cukup lama waktu yang Winter gunakan untuk memasak.

"Maaf nunggu lama" ucapnya tanpa menatap wajah cowok itu.

"Iya gak papa, aku juga baru di sini kok"

Winter mengambil tasnya Arthur yang dia letakkan tidak jauh dari posisinya. Kemudian ia menaruh kotak bekal dan botol minum di tempat yang paling mudah dijangkau.

"Itu apa Win?" Tanyanya

"Bekel buat makan siang, sama susu yang udah aku bikinin buat kamu. Aku sengaja nyiapin ini biar kamu gak ngonsumsi yang aneh-aneh lagi kayak kemaren!"

Mendengar itu, membuat hati Arthur sedikit tersentuh. Selama perjalanan hidupnya, cuma Winter yang memberikannya perhatian penuh, bahkan sampai hal makan aja diperhatiin ama dia.

"Makasih Win"

"Kabarin juga yak kalo misalkan kamu mau lembur"

"Iya Win, kamu juga udahan yak marahnya sama aku"

"Ya"

"Maafin aku Win, kamu pasti kecewa sama aku karena perlakuan aku semalem" ucapnya lalu mengambil secangkir teh di meja.

Winter menghela nafasnya, "bukan itu doank sih, aku juga kecewa sama kamu karena aku dijadiin bahan taruhan kamu ama Giovan."

Arthur tersedak minumannya. Dia kaget banget setelah mendengar ucapan Winter yang membahas tentang taruhan. Winter bisa tau darimana? Padahal Arthur tidak pernah bilang.

"Kamu tau dari mana, Winter?"

"Kamu cerita semuanya semalem. Tentang taruhan kamu sama Giovan yang ngerebutin aku, tentang Giovan yang ternyata suka sama aku pas pertama kali dia ketemu aku di taman, dan tentang taruhan final balap mobil di tempat bang Yo-yo siapa gitu aku lupa namanya." 

Arthur benar-benar kehabisan kata-kata. Winter bisa tau tentang taruhan karena Arthur telah membeberkan semuanya secara tidak sadar. Ah! Gak lagi-lagi deh dia mabok kayak kemarin. Bikin musibah baru soalnya.

"Kamu tau semua?"

Winter menatap Arthur dengan tatapan marahnya. "Iya, dan aku gak suka pas tau kalo kamu mau taruhan balap mobil. Emangnya biar dibilang apa sih kamu ngadain taruhan balap mobil segala? Kamu gak takut dampaknya yak? Gak takut dikejar polisi?! Gak takut kalo berakhir di rumah sakit?! Gak mikir buat biaya perbaikan mobilnya!!" Winter meninggikan nada suaranya yang membuat Arthur cukup kaget.

Nightmare Lover (End) ✓Where stories live. Discover now