Chapter 90 - Panti Asuhan Kasih Sayang

116 20 8
                                    


“Kamu bilang kamu mencium ikan duyung jantan dengan ekor biru keperakan di dalam toples dan hantu cermin yang akan meledak di kereta yang terbakar?” Bai Liu kecil (6) bertanya lembut dengan nada acuh tak acuh. “Riwayat hubunganmu sepertinya agak luar biasa.”

Bai Liu tidak peduli. “Mereka semua hanyalah karakter dalam game. Ngomong-ngomong, kamu sudah lama berbicara denganku hari ini tanpa menutup telepon. Kenapa? Apa kamu ingin meneleponku selama tiga jam penuh?”

“Jika aku bisa, aku akan meneleponmu selama tiga jam.” Bai Liu kecil (6) menjawab dengan acuh tak acuh. “Bagaimanapun, tagihannya dihitung per menit. Hari ini adalah kesempatan langka dimana semua orang berlarian dan menarik perhatian anak cacat itu. Saat ini, hanya aku dan Mu Ke yang berhasil menelepon dan memberi tahu investor kami tentang apa yang akan terjadi besok.”

“Namun, gadis kecil buta bernama Liu Jiayi bergerak sangat cepat. Dia tidak bisa melihat tapi dia bergerak sambil menempelkan dirinya ke dinding. Baru saja, aku membantunya dan membawa pergi anak cacat itu dari sisinya. Dia seharusnya bisa segera menyelesaikan panggilan teleponnya dan kembali.”

“Anak-anak lain berlari cukup cepat. Aku ingat mereka dipanggil Miao Feichi dan Miao Gaojiang. Mereka berhasil menelepon tapi mereka menangis sepanjang waktu. Mereka tidak menjelaskan pada orang-orang di seberang sana bahwa mereka akan mengundang investor untuk menyaksikan upacara pembaptisan besok.”

Bai Liu kecil (6) menjelaskan situasinya dengan cepat pada Bai Liu sambil terengah-engah. Meski begitu, penjelasannya sangat jelas. “Kamu bisa yakin bahwa aku lebih waspada. Aku tidak tahu kalau kamu dan investor kedua anak ini punya dendam, tapi aku sengaja menghindarinya saat aku lari bersama Mu Ke. Mereka tidak tahu bahwa kita sedang berbicara di telepon. Selain itu, mungkin karena mereka berlari dan menarik perhatian para monster jadi kita bertiga bisa menelepon dengan mudah malam ini.”

“Oh ya, aku lupa memberitahumu. Ada lebih dari satu anak cacat malam ini.” Bai Liu kecil (6) dengan tenang menambahkan. “Ada tiga dengan kelainan bentuk yang berbeda. Mereka tidak sama dengan anak cacat tadi malam. Yang satu bergerak di tanah dengan empat anggota badan dan bibirnya berwarna ungu. Yang lainnya mengalami kelainan anggota badan. Tubuhnya terlipat ke dalam saat berlari dan dia pincang. Perbandingan anggota badan dan kepala sangat aneh. Yang terakhir memiliki rambut dan kulit berwarna putih yang tidak normal. Aku bersembunyi di seluncuran dan melihatnya. Aku tidak melihatnya dengan jelas tapi mata anak itu seharusnya berwarna ungu.”

Bai Liu pernah tinggal di panti asuhan dan dia akrab dengan kelainan/cacat umum. Dia memikirkannya. “Rasanya seperti penyakit jantung bawaan, perkembangan tulang yang tidak sempurna, dan albinisme.”

Semuanya merupakan penyakit genetik bawaan dan sebagian besar sama dengan penyakit yang diderita oleh lima anak yang bertahan hidup di dunia nyata.

Bai Liu dengan cepat menemukan dua hal aneh. Pertama, memang banyak anak penyandang disabilitas di panti asuhan. Mereka yang meninggal dan yang selamat merupakan anak-anak dengan penyakit bawaan tertentu. Ini sudah menjadi poin yang sangat spesial. Apa maksudnya? Kedua, mengapa anak-anak cacat di dunia nyata bisa bertahan hidup sedangkan anak-anak cacat di dunia ini menjadi hantu?

Untuk poin pertama, Bai Liu membutuhkan lebih banyak informasi untuk memikirkan penjelasannya. Sedangkan untuk poin kedua, Bai Liu merasa sudah mempunyai jawabannya.

Bai Liu bermain dengan pecahan koin yang tergantung di dadanya sambil merenung. Menurut informasi yang diberikan saat ini, seorang anak normal yaitu anak-anak yang tidak cacat tertarik oleh suara seruling dan menghilang. Mereka tidak pernah muncul kembali setelah menghilang. Cara kematian anak-anak cacat tersebut saat ini tidak diketahui. Setelah mati, mereka menjadi monster dan keluar untuk bermain.

(BL) Aku Jadi Dewa Dalam Game Horor (Bagian 1)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum