•~• Dunia Membagongkan •~•

0 0 0
                                    

Beberapa orang hanya menatap dan sisanya mulai membericarakanku. Tak tau apa yang mereka katakan yang pasti itu bukan hal yang baik.

Mengapa tuhan begitu jahat padaku. Baru hari pertama sekolah aja sudah begini. Sial sekali hidup ini.

  "Udah selesai ya masalahnya. Dia biang keroknya. Dah gue mau pergi bye."

Dengan langkah santai dan tampak tak berdosa tentukan, ia pergi meninggalkan kerumunan di belakang. Sisa aku yang menjadi tatapan tajam orang di sana.

  "Serius bukan gue. Kenal aja inggak." Bela ku dengan wajah panik.
  "Ya dah lah Cuma masalah makanan doang lupain aja." Melangkah pergi.

Masalah sudah selesai. Semua sudah pergi meninggalkan tempat kejadian. Sial sekali hari ini. Di tambah malu yang luar biasa. Bisakah aku pergi dari dunia ini sekarang? Kenapa Tuhan begitu kejam mengirimkan iblis dari neraka padaku. Sudah datang tak diundang pergi meninggalkan masalah. Walaupun masalah memang sudah selesai, tapi tetap saja memalukan. Baru pertama sekolah namaku sudah tercemar.

  "Malu banget... bang... adek mu tersiksa di sini."

Apakah ada tempat untuk melarikan diri? Saat memasuki kelas semua mata tertuju padaku. Saat keadaan seperti ini aku hanya menunduk dan duduk di kursi. Hari yang sangat berat. Beberapa helaan napas ku keluarkan. Baru sejenak bernapas manusia biadab itu duduk di sampingku dengan wajah memelas. Biadab Emang. Semua hariku kacau pertama saat bertemu dengannya.

  "Lo selingkuh dari gue?" Tanyanya. Wajah sedih dengan air mata yang keluar. Air mata buaya tepatnya :).

Apalagi sekarang? Napasku belum stabil, tapi ada manusia syaiton di sampingku. Mengapa aku dikelilingi oleh orang tak waras? Sebentar lagi aku juga tak waras.

  "Lo diam aja. Gue capek sekarang."
  "Gue nanyak sama lo. Lo selingkuh dari gue?
  "Selingkuh apaan dah syaitonnn. Kita gak pacaran." Kesalku.

Manusia biadab ini berulah lagi sekarang. Ingin aku melemparnya ke kandang buaya. Apa kalian mau membantuku? Aku ingin membunuhnya dan menjualnya di tempat lelang. Siapa tau ada yang membeli manusia spek syaiton seperti dia. Aku berani jamin keluarganya sudah terkena stroke menghadapinya. Mungkin korban selanjutnya aku.

  "Memang lo ya. Tega banget sakitin hati gue. Kurang apa coba gue? Ganteng udah, kaya nanti pas udah cari kerja. Kurang apalagi?
  "Kurang akhlak sih menurut gue." Balasku santai. Rasanya sudah lelah menghadapi dengan emosi. Tunggu energiku penuh maka aku jamin dia akan tinggal nama.
  "Kita udah gak bisa meneruskan hubungan ini. Hubungan ini terlalu toxic." Ujarnya. Wajah memelas sembari memegang dadanya. Sungguh manusia banyak drama.
  "Emang terlalu toxic. Mending lo pergi sebelum mati di tangan gue. Sumpah satu hari ini terlalu capek."
  "Baiklah gue gak akan pernah ganggu lo lagi. Terima kasih sudah menjadi belahan hidupku." Pergi meninggalkan ruangan.

Apakah sudah berakhir? Hidupku sudah tenang? Hari yang melelahkan. Jika dipikir aku sudah bisa mendapatkan penghargaan orang paling sabar. Dan manusia biadab itu sudah bisa menang dalam lomba sifat iblis yang mengalahkan iblis. Keren bukan? Kenapa Tuhan menciptakan makhluk idiot seperti dia? Apakah dia berguna bagi masyarakat? Ku rasa hanya menambah beban negara (⁠•⁠‿⁠•⁠).

  "Aku ingin cepat-cepat pulang." batinku.

Entah mengapa waktu berjalan sangat lambat. Suasana memang kembali seperti semula. Namun, tidak dengan perasaan ku. Kejadian tadi memutar di kepala seakan semua akan mengingat kejadian itu. Bawakan aku pistol aku ingin menembak manusia purba itu ◉⁠‿⁠◉.

  "Kapan acara pemakamannya? Gue bersedia masuk penjara dah."

~~~~°°°~~~~

Salah Pungut TemanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang