Hayden Mallory adalah anak tunggal dari seorang pembisnis terkaya di dunia. Dia adalah anak kesayangan Maminya yang penurut dan baik.
Meski dia baik dan penurut pada Maminya, dia tidak pernah menurut tentang satu hal. Pergi ke Sekolah Umum dan berte...
"Wah keren! Anda terlihat masih muda tapi pencapaian Anda sangat besar. Korea memiliki banyak generasi muda yang berpotensi memimpin negara ya." Ujar Hayden kagum.
"Ahaha.. Anda terlalu berlebihan Nona. Saya tidak sehebat itu.." Ujar Pria itu.
"Jangan merendah untuk meroket. Kamu harus meroket untuk lepas landas ke luar angkasa." Ujar Hayden dengan pedenya.
"Widih slogan baru!" Ujar seorang pria berkacamata dan berambut kuning di belakang pria tadi. Hayden hanya mengacungkan jempolnya.
"Anda Putri bangsawan yang dirumorkan itu yaa~ waahh senangnya dapat bertemu langsung dengan orangnya~" Ujar Pria berambut kuning.
"Ahaha.. iya.. senang juga bertemu dengan Anda Tuan.." Hayden berujar ragu. Jujur belum tahu dia namanya.
"Anggun katamu. Makan aja kaki ngangkang 180°. Apalagi kalau kau tidur. Kasur king size aja ga cukup." Roasting Hayden.
Jungoo yang mendengarnya langsung ngakak. Sementara Yoojin tersenyum tipis.
"Jangan buka kartu lah." Kesal Aidan.
"Gausah hadir. Kita nggak bakal kena marah. Toh jabatan Kita tinggi. Aku sibuk sekolah. Jadi nggak ada waktu untuk ngurus itu. Mending nanam tanaman di belakang rumah." Ujar Hayden.
"Iya juga. Aku akan katakan pada para orang tua. Dadah my cousin!!" Ujar Aidan lebay.
"Dasar boti." Gumam Hayden kembali mengundang tawa Jungoo. Tapi kali ini Hayden juga ikut tertawa.
"Dia siapanya Kamu?" Tanya Jungoo penasaran.
"Sepupuku. Tapi memang agak gila. Jadi abaikan saja." Ujar Hayden melambaikan tangannya acuh.
"Permisi Nona Muda. Anda dipanggil Nyonya ke ruang rapat. Tadi Tuan Muda Patrick juga ke sana." Ujar salah seorang bawahan keluarga.
Hayden merasakan firasat buruk. Tak biasanya dipanggil ke ruang rapat.
Segera dia berlari ke ruang rapat yang ada di lantai atas sambil melompati beberapa tangga agar cepat.
Jungoo dan Yoojin yang mendapat panggilan dari atasan dan bawahan mereka segera menuju ruang rapat tapi tidak terburu-buru seperti Hayden.
Sesampainya Hayden di ruang rapat, terlihat semua orang sudah berkumpul disana. Ada Papi dan Maminya juga.
"Apa sesuatu terjadi?" Tanya Hayden segera berjalan melewati beberapa orang menuju orang tuanya.
"Oh tidak sayang. Mami manggil Kamu karena ingin memperkenalkanmu pada teman-teman Mami." Jelas Angeline merangkul Hayden.
"Ciee yang panik! Ahahaha! Kaget kaan~ Nggak biasanya Mami manggil Kamu~" Ejek Jackson tertawa lepas melihat wajah panik Hayden.
"Panik gak? Panik gak? Panik lah masa enggak! BUAHAHAH!!!" Ejek Aidan senang melihat Hayden panik.
"AHAHAHA!" Tawa di ruangan itu pun pecah.
"Aku cantik Aku sabar." Ujar Hayden segera mengambil tempat Paling pojok agar menjauh dari yang lain.
Karena itulah mereka semakin gencar mengejek Hayden yang sudah pundung itu.
"Heh!! Anak sendiri diketawain?!! Tidur di luar kamu Jack!!" Amuk Angeline melihat Hayden sudah berkaca-kaca.
"NGGAK BISA GITU DONG SAYANG??!!" Protes Jackson tak terima tidur di luar.