7D1A | 39

359 10 0
                                    

violence warning

Secangkir kopi dicicip sedikit. Mata kelabunya merenung tajam ke arah manusia yang tampak senang di hadapannya.

" Chi sei e qual è la tua intenzione. ( Who are you, and what's your intention. ) " Rodrigo Grey menyoal dengan wajah yang dibengiskan. Dia ditemani empat orang pengawal dengan dua orang di kiri kanannya dan dua lagi di kiri kanan tetamu tidak diundangnya. Ketenangan minum malamnya di rumah agam keluarga Grey diganggu dengan kehadiran lelaki ini. Entah bagaimana pengawalnya boleh membenarkan dia masuk.

Lelaki itu sengih sumbing.

" Non ricordi? Guarda questo viso, non sembra simile a quello di 20 anni fa? ( You don't remember? Look at this face, doesn't it looks similar like 20 years ago? ) " Katanya berani. Jari-jemari naik menyentuh wajah sendiri.

Terangkat sebelah kening Rodrigo. Cangkir kopi tadi diletak semula di atas meja yang terletak diantara mereka berdua. Tubuh direhatkan di sofa megahnya.

" You look like someone. " Kata Rodrigo. Otaknya ligat mengecam wajah tersebut, bagai pernah wujud di masa lalunya namun dulu tampak lebih dewasa...

" Come on, use your small brain to remember me. " Dia bagai mengejek dan memaksa Rodrigo untuk meneka siapa dirinya. Bibirnya terjungkit senyuman psiko.

" Ah, dimenticavo! Non hai mai visto la mia faccia, vero? ( Oh, I forgot! You have never seen my face, have you? ) " Lelaki itu berbicara dengan nada penuh sarkastik. Jari telunjuknya naik mengetuk dagu.

" Do you know what house is this? Do you know who are you facing with right now? " Rodrigo sudah mula naik darah apabila dia terasa diperbodohkan. Penumbuknya dijatuhkan, menghentam meja menyebabkan cecair hitam yang dicicipnya tadi tumpah.

" I'm very sure that this is Grey family's house. The most powerful mafia family. Or am I wrong? "

" Cosa intendi? ( What f do you mean? ) " Rodrigo mengetap rahangnya. Terasa ada makna berganda di dalam pernyataan lelaki di hadapannya.

" Is it the most powerful or the second most powerful? "

" Shut up! "

" Ops, you're mad? My apologies Mr.Rodrigo Grey. " Dia meminta ampun. Serasa pernah dengar ayat tersebut.

Rodrigo pantas berdiri mengangkat sepucuk pistol. Ah, tiada pentingnya lelaki ini padanya. Hanya nyamuk yang mengganggu tidurnya sahaja. Lebih baik dibunuh.

" Can't you remember? The night that shine with the light of fire. Burning the 'most influence mafia family's' house. Blood. Shootings everywhere. Dead body. Nah, I'm sure you can rewind that incident. " Hujah lelaki itu membuatkan Rodrigo menjatuhkan pucuk pistolnya.

Rodrigo terdiam. Fikirannya melayang kepada kejadian yang menyebabkan nama keluarganya naik. Dia panggung kepala memandang tetamunya itu. Tenang.

" Who are you? " Soalnya sekali lagi. Wajah itu menyerupai musuhnya, Lucio Vitale.

" Don't you know Lucio Vitale have a son? "

Terpempan. Lelaki separuh abad itu menunjukkan riak wajah tidak percaya.

Lelaki itu bersandar pada kerusinya. Kaki kanan diletakkan pada paha kaki kirinya.

" Introducing you, the one and only descendants of Vitale family... Lorenzo Vitale. "

Jeda. Suasana berubah seram sejuk. Aura gelap mulai muncul. Rodrigo masih dalam fasa terkejutnya. Dalam diam Rodrigo memberi isyarat pada pengawalnya agar menembak Lorenzo sebaik sahaja menerima arahannya.

7 DEMONS 1 ANGEL | OGWhere stories live. Discover now