025

429 37 10
                                    

"Tidurlah."

"Hiks..."

"Tidak akan terjadi apapun sekarang, jadi tidurlah, Hyung akan menemani mu."

Hyunsik menepuk-nepuk punggung sang Adik dengan pelan, tangannya yang lain bergerak mengusap kepala pemuda di dekapannya itu.

"Tidur, Han. Kau harus beristirahat sekarang."

Han tak mendengarkan, ia semakin mengeratkan pelukannya pada sang Kakak. Ia takut, takut pada ingatan yang memasuki kepalanya beberapa saat yang lalu.

"Mereka tidak akan seperti itu lagi padamu, jadi tenanglah."

Terdiam, Han memikirkan segalanya. Menyambungkan ingatan-ingatan yang selama ini pernah memasukinya, ia mencoba untuk membuat jawaban dari itu semua.

Iya, selama ini ia sering mendapatkan ingatan-ingatan baru yang terkadang lolos memasukinya, tapi memang ia tidak memberitahu siapapun, termasuk pria-pria yang kini sudah menjadi Suami-suaminya.

Ingin menepis, tapi segalanya benar-benar terasa sangat nyata. Apa benar ia mengalami semua itu? Ia merasa tidak, tapi ia juga merasa jika itu memang dirinya.

Saat mereka melamarnya beberapa hari yang lalu dan ia dilarikan ke rumah sakit, itu bukan pertama kalinya ia mengalami hal seperti itu, karena ia sudah mengalami itu sebelum-sebelumnya.

Hanya saja memang orang-orang tidak tahu, dan berakhir panik sampai membawanya ke rumah sakit. Padahal tidak perlu seperti itu menurutnya. Ia bisa mengatasi itu sendiri, percayalah.

Ia memang akan histeris dan ketakutan saat ingatan itu datang, tapi akan tenang dengan sendirinya di beberapa saat kemudian. Ingat, ia mengingat semua ingatan-ingatan itu, karena itulah ia akan menyambungkan semuanya sekarang.

"Han?." Suara Hyunsik kembali terdengar di keheningan malam ini, Han mendongak, menatap pria yang kini juga tengah menatapnya.

Tangan Hyunsik bergerak menghapus sisa-sisa air mata di wajah Han. Pemuda itu memang sempat menangis tadi, bahkan sampai terisak.

"Maaf."

"Hm?." Mengernyit, Hyunsik tak paham dengan alasan Adiknya meminta maaf.

"Membuat semua orang semakin lelah dan menunda istirahat mereka, terkhusus Hyung. Han-."

"Dengar. Kami lelah bukan karena mu, tapi memang karena acara itu. Tidak apa Kami menunda istirahat Kami, karena Kau adalah yang terpenting. Jangan pikirkan apapun lagi, sekarang tidurlah."

"Hyung akan tidur di sini?."

"Tentu. Kenapa tidak?."

"Sam Hyung bagaimana?." Han melepaskan pelukan dan menjauhkan diri dari sang Kakak saat teringat dengan Kakak iparnya itu. Bagaimana bisa ia tidur bersama Suami orang di malam pertamanya?

"'Bagaimana'?." Hyunsik ikut mendudukkan diri dan menatap Adiknya itu dengan bingung.

"Hyung pergi sana! Han akan tidur sendiri."

"Tid-."

"Aku akan tidur bersama Seungmin dan yang lainnya, jadi Hyung juga harus tidur bersama Sam Hyung sekarang."

"Bukanka-."

"Aku tidak apa-apa. Sekarang Hyung pergilah."

"Han-."

"Pergi atau Aku akan membenci Hyung." Pandangan Han mendingin, membuat yang ditatap merasa sedikit tertegun.

"Jika Hyung tidak ingin pergi juga, kembalikan anak Han yang sudah Hyung korbankan demi kehidupan Han yang nyatanya tidak berguna ini. Kembalikan anak Han yang dulu Hyung biarkan mati demi Han yang beban ini! Kembalikan anak Han, Hyung!."

Happiness | Han Ji-Sung HaremWhere stories live. Discover now