Extra Part 3

3.9K 404 3
                                    

Nathalia Ellenius

Kedua netra merah menatap datar ukiran sebuah nama diatas batu nisan yang terbuat dari batu marmer tersebut. Setelah kepergiannya, hatinya terasa hampa. Semua menjadi hitam putih dan tidak memiliki warna yang bisa menarik perhatiannya.

Bunga mawar merah segar membingkai indah dimana raga seorang wanita dimakamkan disana. Acara pemakaman seorang putri duke banyak dihadiri oleh bangsawan penting, baik di dalam dan di luar kekaisaran Acelian.

Kaisar Ace juga tidak luput mendapatkan banyak dukungan dan motivasi untuk tetap melanjutkan hidup. Tidak menutup kemungkinan, sebagian dari mereka mempunyai tujuan menjodohkan putri-putri terbaiknya. Tahta permaisuri yang kosong membuat banyak kaum wanita mendambakan posisi tersebut.

Raja Helium mengamati keponakannya. Sudah berjalan tiga bulan semenjak kepergian Nathalia, kehidupan Ace tetap berputar dan terkesan monoton. Ia tidak mampu menghibur dengan memberikan semangat dan saran move on. Raja Helium tahu, perempuan tidak hanya satu di dunianya. Tapi, pandangan Ace tidaklah begitu. Ia tetap teguh dengan hatinya. Ia menjatuhkan separuh jiwanya kepada wanita yang sudah menarik perhatiannya sejak ia masih kecil.

"Aku akan kembali sepulang kita dari pemakaman." Sahut Raja Helium berpamitan.

Ace membalikkan tubuhnya, sorot mata datar, dingin, dan nampak tak ada gairah hidup menatap raja Helium. "William akan mengantarkan Anda nanti. Terima kasih untuk segalanya paman."

Raja Helium tersenyum. "Tidak perlu seperti itu. Kita sudah menjalin kerja sama. Sepatutnya aku membantu jika memang saudaraku membutuhkannya." Balasnya.

Jemari Ace mengelus puncak nisan milik Nathalia, ia pun melangkah kembali menuju istana untuk menunaikan tugasnya sebagai seorang kaisar.

"Ingat Ace! Kamu bisa membangkitkan istrimu seperti dia membangkitkanmu. Tapi, tidak untuk satu hal. Yaitu membuka portal dimensi waktu seperti yang dilakukan oleh Ratu Julie." Sahut raja Helium sebelum naik keatas kereta kuda.

Tidak ada respon dari Ace, ia tetap memasang ekspresi datar dan tatapan mata dingin seakan ia tak acuh pada setiap perkataan pamannya.

Ace kembali kedalam istana tanpa diikuti oleh asistennya-William. Ia segera menyandarkan punggungnya ke kursi empuk dimana ia menghabiskan waktunya untuk wilayahnya. Tumpukan kertas selalu menemaninya setiap waktu. Tapi kali ini, ia sedikit tidak tertarik untuk memeriksa setiap dokumen.

"Ingat Ace! Kamu bisa membangkitkan istrimu seperti dia membangkitkanmu. Tapi, tidak untuk satu hal. Yaitu membuka portal dimensi waktu seperti yang dilakukan oleh Ratu Julie."

Ace membenarkan jika membangkitkan seseorang membutuhkan nyawa sebagai bayarannya. Tapi, jika membuka portal dimensi waktu akan membutuhkan bayaran yang tidak terduga. Berbeda jika bukan keturunan asli mata merah yang membutuhkan banyak janin tidak berdosa dan janin bersyarat tertentu sebagai penutupnya.

Ia beranjak menuju balkon dan menatap lurus pemandangan di luar ruang kerjanya. Wilayah hijau dengan beberapa pemukiman warga membentang sepanjang ia menatap.

"Pasti ada jalan." Gumamnya pelan.

Ace pun menghilang dalam sekejap mata setelah ia meraih jubah hitamnya. Ia memutuskan untuk pergi ke kerajaan Renegades secara sembunyi-sembunyi. Meskipun mana miliknya akan terkuras habis ia sudah tidak mempedulikannya.

Ia melakukan teleportasi menuju perpustakaan kuno yang ada di wilayah renegades. Ace harus segera pergi dari wilayah renegades sebelum raja Helium sampai di wilayahnya.

Peluh membanjiri tubuhnya, butiran keringat keluar dari pori-pori kulit tubuhnya. Hembusan nafas yang memburu, serta debaran jantung bekerja dua kali lebih cepat membuat Ace limbung. Ia telah sampai di depan sebuah bangunan yang menjulang tinggi. Bangunan khas abad pertengahan dengan atap mengerucut keatas, ukurannya tidaklah seluas istana Renegades, dinding tersusun dari batu bata yang berwarna putih lusuh. Serta pintu kayu hitam kusam yang tertutup. Ace sampai di depan perpustakaan kuno dimana banyak informasi kuno milik leluhurnya tersimpan disana.

I WANT YOUWhere stories live. Discover now