EPILOG

5.1K 441 18
                                    

Ace turun dari kudanya, ia berjalan sedikit gontai memasuki istananya. Kepala pelayan istana menatap penuh kekhawatiran pada kaisar mereka yang tampak sedikit pucat. Dengan cekatan kepala pelayan yang sudah berumur 45 tahun itu membantu pemimpinnya berjalan memasuki istana.

"Yang mulia, apa yang terjadi pada Anda?" Tanya kepala pelayan dengan nada khawatir.

"Aku hanya kelelahan. Jangan khawatir." Ucap Ace yang duduk bersandar di sofa.

"Ambilkan minuman hangat untuk kaisar!" Perintahnya kepada pelayan yang lain.

Tidak menunggu lama, pelayan membawakan minuman hangat diatas nampannya. Ace segera mengambilnya dan meminumnya hingga tandas. Ace bersandar kembali ke sofa untuk mengumpulkan sisa-sisa tenaganya. Buku keemasan yang ia bungkus dengan kain hitam tergeletak tidak jauh darinya.

"Apa semua baik-baik saja selama aku tidak disini?" Tanya Ace.

Kepala pelayan mengangguk. "Semua terkendali, yang mulia."

"William sudah pulang." Tanya Ace lagi.

Kepala pelayan menggelengkan kepalanya, "Saya rasa belum, yang mulia. Kemungkinan nanti besok pagi tuan William sudah berada di istana." Jawab kepala pelayan.

"Persiapkan segala keperluanku hari ini. Aku akan pergi ke wilayah pusat untuk melihat sejauh mana pembangunan dan perbaikan kota!" Perintah Ace.

Kepala pelayan nampak terkejut. "Saya mengkhawatirkan keadaan yang mulia. Setidaknya istirahat terlebih dahulu satu hari karena Anda nampak pucat sekali."

Ace tersenyum mendengar omelan pria paruh baya didepannya itu. "Aku akan istirahat sejenak. Jangan terlalu khawatir." Ace berusaha menenangkannya.

***___***

Ruangan luas dengan dekorasi dan penataan warna sesuai keinginan sang istri membuat Ace menatap ruangan itu sendu. Ia menempati ruangan dingin itu sendirian. Entah sudah bermapa banyak tawaran dan lamaran yang diajukan langsung oleh ayah para putri bangsawan untuk dirinya. Tapi, semuanya ia tolak.

Penjara bawah tanah juga terisi beberapa manusia yang berani membelot karena usaha mereka mengisi posisi kosong sang permaisuri. Sebagian lagi sudah Ace habisi nyawanya karena menganggap mereka benar-benar membangkang.

Pria pemilik tinggi dua meter itu duduk di pinggir tempat tidur. Ia menatap kembali bungkusan kain hitam dipangkuannya. Jemarinya perlahan membuka kain tersebut. Nampak buku keemasan dengan ukiran burung phoniex menghiasi seluruh sampul buku.

"Dengan ini mungkin aku bisa menemukanmu." Ujarnya dengan senyuman tipis mengembang diwajahnya.

Ia segera mengambil kedua bandul sayap miliknya. Ia satukan dua bandul tersebut serta meletakkannya tepat di pola sayap yang berada bawah kaki sang burung phoniex.

Sinar keemasan berpusat pada kedua bandul sihirnya perlahan berjalan seperti air mengalir mengikuri pola ukiran sang burung phoniex, hingga berakhir di ujung sisi kanan atas dan bawah.

Kedua besi atas dan bawah tersusun cantik dan mengunci buku tersebut secara apik pun terbuka. Tangan Ace dengan sigap membuka halaman demi halaman. Buku tersebut penuh dengan tulisan latin khas kerajaan Renegades dan ukiran gambar yang memperlihatkan kehidupan kerajaan jauh dimasa lampau.

Hingga ia berhenti di satu halaman yang memang sudah ia cari-cari selama ini.

Viajero Del Tiempo

"Pelintas waktu." Gumamnya dengan senyum mengembang.

Ace sudah membulatkan tekadnya, ia akan melawan hukum alam untuk mendapatkan keinginan hatinya.

I WANT YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang