02. Try To Get Closer

256 32 3
                                    

"Kai, kayanya si Reyden hari ini futsal deh" Ucap Kanaya tiba tiba pada Kaiza yang sedang tertidur di mejanya, sontak kepalanya yang tadinya bertumpu pada kedua tangan itu langsung menoleh ke arah Kanaya.

"Serius?" Kanaya mengangguk, ia langsung menunjukkan story-insta temannya sekelas Reyden yang sedang foto bersama mengenakan baju futsal.

"Aneh jir, dia yang biasanya cuman diem diem aja nonton di pojok tiba tiba turun kelapangan. Gue baru tau orang sekelemer kelemer Reyden bisa futsal" Elenna langsung menyambar julid, sedangan Kaiza hanya diam memandangi layar ponsel yang sekarang sudah berpindah ke tangannya.

"Udah! lepas mata lo liatin si Reyden" Kanaya menarik ponselnya saat Kaiza tidak mau lepas menatap story-insta temannya itu.

Kaiza langsung beranjak dari duduknya ingin berjalan keluar kelas membuat kedua temannya sontak mengikutinya.

"Mau kemana?" Tanya Elenna yang masih terus mengikuti Kaiza.

"Cari tempat nonton" Ucapnya seadanya, ia tidak sabar untuk menonton sang pujaan hati bermain. Hanya dengan melihat fotonya saja dia langsung kesemsem membayangkan lelaki itu berlarian di tengah lapangan dengan kerennya.

Pertandingan futsal segera dimulai, semua orang mulai berlalu lalang di area lapangan, untungnya kelas mereka bertiga di dekat area lapangan jadi gampang untuk cari tempat.

Kaiza menelisik area lapangan, mencari cari lelaki pujaannya itu. Namun bukannya menemukan lelaki yang ia cari, matanya malah tidak sengaja menatap lelaki yang akhir akhir ini gencar mendekatinya. Kaiza langsung memutuskan tatapan itu untuk lanjut mencari Reyden

"Itu tuh si Reyden!" Elenna dengar berisiknya menunjuk nunjuk ke arah Reyden, dengan geram Kanaya membekap mulutnya.

"Lo mau satu sekolah tau ya kalo si Kaiza demen Reyden?" Ucapnya memelototi galak Elenna, sedangkan yang ditatap hanya terkekeh tidak merasa bersalah.

Kaiza sedari tadi hanya diam memandangi Reyden, benar benar terlihat manis dengan pakaian futsalnya. Tawa itu, Kaiza sangat menyukainya.

"Ini lawan mana nih?" Kanaya berbisik dengan Elenna yang berada di sebelah kanannya.

"Kayanya Mipa 5 deh"

"Reydennya kelas berapa? Mipa 2 ya?" Elenna hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan Kanaya.

"Wasitnya kelas berapa?" Elenna menatap Kanaya dengan horor, sedangkan Kanaya hanya tertawa cengengesan ketika berhasil membuat Elenna emosi.

Pluit segera dibunyikan, tanda bahwa permainan telah dimulai. Permainan awal begitu santai, melihat dari cara bermainnya 11 Mipa 2 terlihat begitu unggul. Kaiza mengenal ketua teamnya, mereka satu sekolah saat SMP. Ketua team Reyden memang sudah terkenal jago bermain futsal saat SMP, jadi ia tidak heran.

Saat di pertandingan kedua permainan mulai sengit ketika team dari 11 Mipa 5 memasukkan anggota cadangan, Kaiza tau salah satunya dari orang itu adalah Liam. Namun Kaiza hanya acuh tak acuh saja, ia sibuk memandangi Reyden yang sedang mengelap keringatnya.

Saat pluit ditiup kembali, salah satu pemain dari team 11 Mipa 2 langsung menggiring bola ke arah gawang lawan, lalu di oper ke Reyden. Saat Reyden akan menggiring bolanya, ada orang yang menjegal kakinya membuat dirinya terjatuh. Itu malah seperti tendangan di banding jegalan, Kaiza bisa merasakan betapa sakitnya pergelangan kaki Reyden.

Tubuh Kaiza sampai reflek berdiri melihat kejadian itu, semua penonton juga sangat shock. Hal itu membuat 11 Mipa 5 mendapat kartu kuning. Kaiza menatap orang yang membuat Reyden terjatuh, dan ternyata orang itu sedari tadi tengah menatapnya dengan tatapan mengejek membuat Kaiza mengerutkan dahinya. Jadi Liam sengaja melakukannya?

Setelah pertandingan selesai, semua orang break untuk isoma (istirahat, solat, makan). Kaiza berjalan kearah anak anak 11 Mipa 5 duduk, kedua temannya itu sudah mengajaknya makan tapi ditolak mentah mentah oleh Kaiza karena ia ingin memastikan sesuatu.

"Liam, gue mau ngomong" Teman teman se-teamnya sontak bersorak riuh melihat itu, sedangkan Liam hanya tersenyum menyebalkan lalu berjalan mengikuti kemana Kaiza pergi.

Kaiza membawa Liam kebelakang gedung sekolah yang cukup sepi jika sedang istirahat, ia menatap Liam dengan sleepy eyesnya.

"Lo sengaja?"

"Sengaja apa?" Kaiza hanya menatapnya, ia paham Liam hanya berpura pura bodoh. Melihat tatapan itu Liam terkekeh.

"Ya.. Gue cuman pengen liat reaksi lo sih, soalnya dari tadi lo liatin dia terus" Kaiza mengernyit, apa urusannya dengan anak ini? pikirnya.

"Ternyata lo seperhatian itu ya? Dia siapa? Pacar lo? Gebetan? Hts'an?" Tanya Liam yang kepo sekali dengan jawaban Kaiza, namun Kaiza hanya mendengus malas.

"Bukan urusan lo" Ternyata pilihannya untuk menemui Liam adalah pilihan yang salah.

Kaiza ingin beranjak dari sana, namun tubuh Liam menghalanginya. Kaiza menatap Liam yang lebih pendek darinya dengan tatapan bertanya tanya, apa mau anak itu sekarang.

"Jelas urusan gue, gue suka sama lo" Ucap Liam secara blak blakan, namun melihat ekspresi Kaiza yang tidak terkejut sama sekali malah membuat Liam makin tertarik.

"Gue gak"

"Gue bakal buat lo suka sama gue!" Kaiza menatap lengannya yang di tahan oleh tangan putih mulus itu. Kaiza melepaskan tangan itu perlahan darinya.

"Just try it" Kaiza langsung berlalu dari sana meninggalkan Liam dengan senyumannya.

"Itu lampu ijokan? Yess! Berarti Kaiza kasih gue kesempatan buat maju" Liam melompat kegirangan, bahkan kali ini dia dapat menyentuh lengan halus milik Kaiza.

Kaiza berjalan melewati lorong kelas, kelas mereka begitu berisik karena hari ini adalah classmeet sekolah penuh dengan jamkos.

"Ehh deketan lagi coba, biar cakep fotonya" Kaiza yang ingin ke kantin harus melewati lorong kelas yang agak kosong karena kelas itu tidak pernah di pakai. Saat itu ia melihat Reyden sedang foto bersama seorang Kakak kelas, Kaiza kenal dengan perempuan itu. Teman kelasnya terus membicarakannya entah baiknya atau buruknya.

Kaiza mengepalkan tangannya, ia memilih kembali ke kelas merasa malas. Padahal awalnya ia hanya ingin menyusul kedua temannya. Moodnya langsung rusak, melihat lelaki yang di damba dambakannya dekat dengan perempuan lain.

Di tengah perjalanan kembali ke kelas ia sempat berpapasan dengan Liam. Tapi, jangankan menyapa melirik saja Kaiza tidak. Ia fokus menatap lurus dengan sedikit kerutan di dahinya yang terlihat marah.

Liam kebingungan kenapa Kaiza terlihat marah, namun ketika ia menoleh kedepan barulah ia sadar apa penyebabnya. Liam hanya tersenyum kecil melihat itu, ternyata Kaiza sedang cemburu?

tbc ..

Halo, jika kalian menyukai cerita ini berikan bintang terbaik kalian ya. Dukungan kalian akan sangat berharga dalam cerita ini, terimakasih. Salam hangat dariku👄

ADORE YOUDonde viven las historias. Descúbrelo ahora