01

126 38 8
                                    

Berjuta rayuan yang pernah ku rasa
Namun tak pernah tersentuh tak ada yang mengesankanku
.

.

.

Jean tersenyum kecil sembari mendorong keranjang belanja, menatap punggung Suzy yang tengah sibuk memeriksa dan membandingkan barang.

Dari bandara mereka langsung menuju ke salah satu mall, untuk makan siang dan membeli beberapa kebutuhan sehari-hari untuk Suzy. Mengingat Jean menyuruh Suzy untuk membawa pakaian seperlu nya saja dan untuk perlengkapan lain dibeli disini saja.

"Kakak ada yang mau dibeli gak?." Tanya Suzy, berbalik menatap Jean.

"Gak ada, kemarin si mbok baru belanja bulanan, tapi kalau kamu nambahin bumbu dapur gapapa." Jawab Jean, menyebut panggilan untuk salah satu asisten rumah tangga nya, yang memang biasa memasak dan bersih bersih rumah.

"Stock mie banyak dong?."

"Banyak, kamu pasti mau beli ramyeon instan ya?."

Suzy tersenyum manis, Jean secara reflek mengelus puncak kepala nya. Membuat Suzy melotot karena rambut nya berantakan.

"Jangan kebanyakan makan mie cantik."

"Ih buat stock sama makanan kalau darurat."

"Yaudah, sekalian snack buat stock juga, ambil banyak banyak. Soalnya dirumah lagi kosong."

"Lho katanya si mbok udah belanja bulanan."

"Emang tapi snack sama minuman gak termasuk, biasanya kakak yang beli. Kulkas kan ada dua yang satu khusus sayur sama makanan sehari hari itu emang si mbok yang ngisi karena dia yang masak, kalau yang satunya khusus buat makanan ringan ya kakak mu ini yang ngisi."

"Aku kira pacar pacar kakak yang bantu ngisi makanan di kulkas, kan mereka biasa nginep disana tuh." Jawab Suzy dengan senyum usil.

"Pacar yang mana sih? Kamu tuh percaya aja omongan bang Yohan."

"Gimana gak percaya, orang aku pernah liat cewek-cewek itu di story nya temen temen kakak pas mampir kesini. Masalahnya emang 2 cewek itu paling sering keliatan dan selalu posisi nya kalau gak kakak ngerangkul ya mereka deket deket sama kakak, meski ya mereka gak pernah di satu frame dan itu kan second account ya." Jelas Suzy.

"Anak kecil sotoy banget lagi." Jawab Jean, memeluk Suzy dari belakang, menaruh kepala di bahu lalu mengecup pipi.

Suzy hanya membiarkan karena itu hal biasa,mengingat sedari kecil Jean memang suka memeluk dan mengecup pipi Suzy karena gemas.

Tanpa Suzy tau, bahwa setelah besar semua skinship ini bukan hanya atas dasar gemas saja.

Mereka sudah berada di kasir dan menunggu giliran untuk membayar. Supermarket hari ini nampak padat, mungkin karena tanggal muda.

"Semoga ya gak ketemu sama kolega kakak, kalau ketemu nanti mereka mikir kita pasangan baru nikah yang lagi belanja bulanan."  Kata Suzy, sembari mengeluarkan barang dari keranjang.

"Mau emang nya?."

"Mau apa?."

Jean tak menjawab karena kasir meminta pin dari kartu nya untuk pembayaran. Ya tentu saja semua biaya ditanggung Jean dan ia sama sekali tak keberatan karena cepat atau lambat ia pun akan mengikat Suzy.

.

Setelah belanja bulanan dan makan siang, mereka tak langsung pulang, Jean membawa Suzy ke kantor nya alias tempat magang Suzy untuk mengambil dokumen.

Sehabis itu Jean malah membawa Suzy ke pantai untuk melihat matahari terben dan diakhiri dengan makan malam dengan menu seafood. Akhirnya pulang ke villa, meskipun setelah itu Jean pamit untuk bertemu teman nya ke salah satu club malam hits di dekat pantai Kuta.


"Wah akhirnya Boss Jean muncul." Sapa salah satu teman Jean, Chandra.

"Tumben muncul tengah malem, biasanya paling awal dateng paling awal balik." Komentar Zico.

"Gak diizinin sama pacar bule ye." Sahut Baskara.

"Nanti gak diizinin nya sama pacar lokal."Kali ini Elang bersuara.

Jean mendengus, sudah tau siapa sumber informasi yang memberitahu berita hoax pada Suzy selain kakak kandung nya.

"Suzy baru nyampe hari ini, ya jelas dia lah yang gue prioritasin. Juga loe pada ngapain ngasih info hoax ke dia, pacar bule yang mana anjir." Jawab Jean.

"Wah ada Suzy, bawa gue balik ke villa loe ya." Kata Chandra dengan senyum.

"Oh si cantik udah sampe ternyata, tau gitu kumpul nya di villa loe aja." Sahut Baskara dangan penuh semangat.

"Jadi dia magang disini, padahal gue ngajak dia magang di tempat gue." Komentar Zico.

"Ah ada Suzy." Ucap Elang dengan nada tenang.

Jean memicing, mendengar respon teman teman nya tentang Suzy. Membuat Jean merasa semakin waspada, terlebih ia tau bagaimana teman teman nya.

"Gak, gak ada yang gue izinin ke villa." Jawab Jean.

"Anjir posesif, eh tapi bule kemarin, yang Eliza itu nanyain elo tau."

"Barusan gue ketemu Jisa, dia juga nyariin loe."

"Gimana Suzy gak percaya kalau loe banyak pacar sementara cewek dideket loe segitu banyak."

"Tolong ngaca ye Chan, juga gue gak ada apa apa sama cewek cewek itu selain temenan." Jawab Jean.

"Iyalah, meskipun cewek nya banyak, beliau ini kan gak pernah pacaran."

"Jomblo organik."

"Jagain jodoh orang dia, soalnya Suzy kan jodoh gue."

"Elang kampret."

Setelah itu mereka tertawa dan kembali berbincang tentang banyak hal. Karena memang tujuan mereka untuk mengobrol.

Kalau ditanya tentang sejarah pertemanan, mereka bertemu di organisasi kampus dan setelah itu berteman sampai sekarang. Mereka juga mengenal Suzy karena organisasi dan berusaha untuk memiliki si junior cantik yang merupakan primadona itu. Tetapi karena Jean, tentu saja tak ada satu pun yang bisa berkencan dengan Suzy.

Jean protective dan posesif sejak dulu dan semakin sekarang semakin parah.

.

Jean jomblo buat jagain jodoh dia apa jagain jodoh orang ya wkwkwkkw?

Hanya kamuWhere stories live. Discover now