V

119 18 4
                                    

Sebenarnya ada alasan kuat kenapa Tristan begitu tergila-gila pada Aliya bahkan saat selalu saja ditolak.

Untuk Tristan, Aliya itu sudah semacam pahlawan disaat hidupnya benar-benar ada dititik terendah walaupun cara Aliya menyelamatkan dirinya tuh gak seperti pahlawan pada umumnya.

Tristan tak dilahirkan sebagai seorang anak sah. Dia sebaliknya.

"Anak haram"

Ejekan itu sudah Tristan terima dari kecil, saat dia tak tahu arti dari kalimat itu hingga dia akhirnya paham.

Seharusnya Tristan marah akan ejekan itu namun dia gak bisa. Karena memang faktanya begitu, dia lahir karena ayahnya menggauli ibunya yang saat itu hanya staff biasa dikantor sang ayah.

Karena itu walaupun telinganya panas mendengar dua kata itu, Tristan berusaha acuh. Dia berusaha menjalani hidupnya secara normal.

"Telinga lo gak berdarah apa dikatain anak haram mulu?"

Pertanyaan itu dilemparkan Aliya pada Tristan yang pada saat itu atau tepatnya enam tahun lalu. Padahal mereka tak dekat sama sekali. Mereka saling mengenal namun tak sedekat itu hingga saling menyapa.

Dan mengingat posisi mereka, menanyakan perihal yang begitu tak sopan menurut Tristan.

"Jaga omongan lo-"

"Kalau lo bisa bilang ke gue untuk jaga omongan gue, kenapa lo gak bisa bilang ke orang lain untuk stop ngatain lo anak haram?" Potong Aliya.

"Gue yang bukan dikatain aja gedeg dengernya tiap hari lo bilang anak haram. Harga diri lo dimana? Lo taro kemana?"

"Lo gak akan paham"

"Iya gue gak akan paham karena gue bukan coward kayak lo. Mikir dikit kek, lo anak satu-satunya nyokap lo, kalau lo selalu aja diam pas dihujat, gimana lo mau ngelindungin nyokap lo?"

"...."

Awal acara speak up Aliya terjadi karena mereka lagi disatu event penggalangan dana yang semua circle atas Jakarta tuh ada disana. Tapi pasti deh setiap Aliya jalan mencoba untuk mingling ada aja sebutan "Anak haram Handoko gak tahu malu, malah dateng dia ke tempat kita"

Padahal acara fundraising kayak gini tuh terbuka untuk siapa aja yang punya duit dan setahu Aliya, Tristan selalu yang paling gede nyumbang. Terus masih dinyiyirin.

"Jangan ngomongin adek gue bego"

"Bukan adek lo lah dia. Lo anak sah, dia anak haram"

Aliya cuman bisa terkekeh pas ngedengar pacarnya ketawa karir. Aliya paham banget kalau sebenarnya pacarnya, Yogi Handoko, senang akan image anak haram yang selalu melekat pada Tristan.

Lama-lama Aliya muak juga sama tingkah sang pacar. Aliya pikir udah saatnya dia putus sama Yogi yang muka dua gitu. Aliya gak berselera sama laki-laki macam gituan.

"Dengan gue diam dan nerima semua itu, gue udah nyelamatin Mami gue" jawab Tristan yang udah mau menjauh dari Aliya.

Aliya mana paham jadi dirinya yang serba salah?

Aliya adalah manusia yang dianugerahi nama Risjad. Dia gak akan paham perkara yang Tristan hadapi.

"Gila, kasian banget nyokap lo punya anak kayak lo-"

Dan itu sanggup mebuat Tristan yang udah mau cabut malah terdiam. Amarahnya tersulut tentu saja.

"Omongan sampah! Lo yang selalu hidup dalam kenyamanan gak akan paham tentang hidup gue. Jangan bawa nyokap gue-"

Shattered Pieces (ON HOLD)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora