𝟔. 𝐌𝐲 𝐥𝐚𝐬𝐭 𝐰𝐢𝐬𝐡

70 51 12
                                    

Louis pulang ke rumah dengan langkah berat setelah seharian bekerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Louis pulang ke rumah dengan langkah berat setelah seharian bekerja. Kelelahan yang tak terucap membuatnya tampak pucat dan kehilangan semangat. Kakak laki-lakinya yang penuh perhatian, Edgar, melihat perubahan itu dan tanpa ragu mengajukan pertanyaan yang mungkin sulit dijawab oleh adiknya.

"Ada apa denganmu? Akhir-akhir ini kau terlihat seperti orang yang hampir mati," ucap Edgar dengan nada prihatin.

"Tidak ada," jawab Louis singkat sambil mencoba menyembunyikan keraguan dalam dirinya.

Namun, Edgar tidak tergoda oleh jawaban singkat itu. "Ya sudah, Ngomong-ngomong Ayah ingin berbicara denganmu," ucapnya, mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Apa? Dimana Ayah?" tanya Louis, kebingungan sedikit menyerang pikirannya.

"Ada didapur, berhati-hatilah," pesan Edgar, memberikan isyarat tersembunyi yang membuat Louis merasa gelisah.

"Jangan menakutiku," ucap Louis, mencoba menutupi rasa takut yang mulai mengganggunya.

"Aku tidak menakutimu, memang kau saja yang penakut," balas Edgar dengan senyum kecil di wajahnya, berusaha membuat Louis tersenyum namun sia-sia.

Louis akhirnya meninggalkan kakaknya dan melangkah perlahan menuju ke arah dapur, tempat dimana ayahnya berada. Dari kejauhan, Louis memperhatikan sosok ayahnya yang sibuk menyiapkan makanan untuk Lucky, kucing kesayangan keluarga mereka.

"Kemari, Louis," panggil ayahnya dengan suara tenang namun penuh arti ketika menyadari bahwa dirinya sedang diperhatikan oleh Louis.

"Ya," Louis memasuki ruangan itu dan berdiri di hadapan ayahnya dengan perasaan ragu dan gelisah yang sulit disembunyikan.

"Bagaimana hubunganmu dengan Celine? Apakah masih berlanjut?" tanya ayahnya tanpa basa-basi, langsung mengarah pada inti permasalahan yang mengganjal di hatinya.

"Ayah, hubungan kami masih berlanjut dan baik-baik saja. Tolong mengerti," jawab Louis dengan suara yang bergetar, mencoba meyakinkan ayahnya.

"Ayah sudah mencoba mengerti, tetapi hubungan kalian itu tidak ada masa depan," ucap ayahnya dengan nada tegas.

"Ada, pasti ada," Louis mencoba mempertahankan keyakinannya, namun kesulitan menyelinap di sudut hatinya.

"Jangan berani-berani nya kamu pindah agama!" tegur ayahnya dengan penuh kekhawatiran, menunjukkan ketegasan pandangannya yang sulit digoyahkan.

"Ayah, aku akan pastikan menemukan jalan terbaik untuk hubungan kami," ucap Louis dengan tekad yang masih bersemangat meski terasa rapuh di dalamnya.

"Bagaimana kamu akan menemukan jalan itu? Sementara meminta Celine untuk masuk ke agama kita saja kamu tidak mau," ucap ayahnya, membuka rahasia yang sebelumnya terkunci rapat di hatinya.

"Karena itu, aku meminta izin pada ayah untuk membiarkan aku pindah keyakinan," ucap Louis dengan hati yang terbuka, berharap ayahnya dapat memahami pilihannya.

Reality:1022 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang