4. Terima kasih, Rinda.

52 12 0
                                    

==========
Don't Plagiarism!!!!
Karya ini milik pribadi siamatiranrasa, mari saling menghargai!
==========

==========Don't Plagiarism!!!!Karya ini milik pribadi siamatiranrasa, mari saling menghargai!==========

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hola, Peeps!

Dalam sekejap status Arinda berubah, sekarang dirinya adalah seorang istri dari Abhizar Atmojo. Arinda mengetahui nama lengkap pria itu saat tadi acara ijab kabul, pernikahan tiba-tiba itu berjalan hikmat. Meski terlihat elegan, pernikahan itu hanya di hadiri oleh beberapa orang saja, kata Mama mertuanya tamu yang hadir hanyalah keluarga besar Atmojo. Arinda merasa lega, semoga saja tidak ada dari mereka yang berniat memberi tahu orang diluar keluarga Atmojo, Abhi sudah menjamin jika pernikahan tiba-tiba ini hanya akan di ketahui oleh keluarga besarnya.

Meski tak berlangsung lama, rasanya seluruh tubuh Arinda pegal-pegal. Sekarang, ia berada di dalam kamar pengantin tempat dimana ia pertama kali di beri tahu tentang kejadian tak terduga hari ini. Arinda menghela nafas lelah, suara dering ponsel nyari membuat Arinda terlonjak kaget. Layar ponsel menunjukkan panggilan dari sang Bunda, tanpa sadar Arinda meremas pelan jemarinya, entah apa yang akan ia katakan pada Bundanya.

"Halo.." Arinda bisa merasakan suaranya sedikit bergetar.

"Rinda, kenapa baru diangkat? Bunda udah nelponin dari tadi loh, kamu bikin Bunda khawatir, kamu gak apa-apa kan?"

Arinda menggigit pelan bibirnya menahan sedih, rasanya ia berdosa sudah menikah tanpa sepengetahuan keluarganya "Ketiduran Bunda, aku capek beberapa hari kemarin jalan-jalan terus. Jadi ketiduran deh"

"Kamu nih kebiasaan, Bunda hampir aja minta kakak kamu nyusulin"

"Jangan Bunda, Arinda baik-baik aja kok. Lusa Arinda balik, kak Arissya jangan sampai nyusulin" Arinda panik, takut jika kakaknya menyusul kemari, keluarganya akan tahu soal pernikahan anehnya.

"Gak usah panik gitu, takut banget yah kakak kamu nyusulin. Yaudah kamu baik-baik yah disana, jangan aneh-aneh. Bunda percaya sama Rinda kok"

Arinda menahan tangisnya, kenyataannya ia sudah mengkhianati keluarganya "Iya Bunda, udah dulu yah salam sama ayah"

Setelah mematikan panggilan Arinda merutuki empatinya yang berlebihan, hanya karena tak kuat dengan tatapan memohon keluarga Abhi dirinya malah melakukan hal yang akan menyakiti keluarganya sendiri. Asyik menyesali keputusannya, Arinda tak menyadari seseorang memasuki kamar tempatnya berada.

Suara deheman pelan mengalihkan perhatian Arinda, Abhi berdiri menjulang tak jauh dari sofa tempatnya duduk "Eh, Mas Abhi"

Abhi berdiri canggung, sebelum melangkah duduk di sofa yang berhadapan dengan Arinda "Kita perlu bicara"

"Memang seharusnya begitu kan?"

"Saya minta maaf untuk semua kejadian tiba-tiba ini, tapi saya bisa menjamin semua akan baik-baik saja"

Tiba-tiba NikahWhere stories live. Discover now