(C-2) threee

254 40 4
                                    

...


Tentang sebuah rumah yang dihuni oleh para manusia yang ditakdirkan untuk bersama

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Tentang sebuah rumah yang dihuni oleh para manusia yang ditakdirkan untuk bersama.

Tentang sebuah rumah yang memiliki 1001 cerita didalamnya, entah kebahagian, kesedihan, maupun kebersamaan.

Maka di dalam rumah itu aku menemukan sebuah cinta sejati dan kan selalu abadi. Aku menemukan cinta sejati ku didalamnya.

Rumah sederhana namun penuh dengan tawa, rumah sederhana namun penuh dengan gemerlap cahaya.

Aku bahagia berada di dalam nya. Jika ditanya apa yang selalu membuatmu bahagia? Maka akan ku jawab tinggal di dalam rumah tersebut.

Sedari dulu kita selalu diajarkan untuk bersyukur, berterimakasih, serta menolong. Semuanya kita diajarkan oleh sang pemilik dari rumah sederhana tersebut.

Tutur lembut katanya, manisnya senyuman nya, tatap teduh matanya. Segalanya yang ada pada tubuhnya membuatku selalu merasa tenang.

"Kamu kenapa sedih sayang?" Tanya salah satu dari pemilik rumah tersebut.

"Aku capek sama dunia, aku lelah." Jawab anak kecil yang ditanya.

"Ikut sama saya yuk?, nanti kamu akan bahagia tanpa merasa ada luka sedikitpun." Ucap sang pemilik rumah itu kembali.

Pemilik rumah yang berbicara itu tak lain adalah Greesel. Greesel merawat seluruh anak-anaknya penuh dengan kasih sayang.

Lalu anak kecil tersebut tak lain adalah mereka semuanya. Sedari kecil memiliki luka yang sangat dalam serta tajam, namun begitu mereka tak kenal menyerah, dan terus berusaha.

Kini seluruh anak-anak mereka sedang tertidur dengan lelap dipangkuan keduanya. Selalu menatap sang cahaya dengan penuh kasih sayang serta cinta.

Dielusnya dahi mereka oleh keduanya, tanda bahwa mereka selalu bersyukur memiliki mereka semuanya. Tak ada kata lelah untuk menyayangi anak mereka.

Walaupun bukan anak kandung, tetapi rasa sayang keduanya setara dengan seluruh orangtua di muka bumi ini.

Diciumnya dahi mereka oleh keduanya, tanda bahwa keduanya tak mau kehilangan mereka semuanya. Sama seperti mereka mencium anak-anaknya sembari memenangkan amarahnya yang tak kunjung reda.

"Sayang kalian semuanya." Ucap keduanya sembari menatap dalam wajah mereka semuanya.

"Kalian semuanya adalah anugerah terindah yang Tuhan berikan pada kami, kami bangga memiliki kalian." Lanjut keduanya yang kembali menuturkan kata-kata indahnya.

Pukul 16.47

Jam sudah menunjukkan sore, waktunya untuk mereka membersihkan badan mereka. Perlahan-lahan namun pasti, keduanya membangunkan satu persatu anak mereka.

"Sayang, bangun yuk. Sudah sore, waktunya mandi." Ucap Cynthia dengan penuh kelembutan.

"Eughh. Iya mi." Ucap seluruh anak-anaknya.

Setelah mendapatkan perintah dari keduanya, kini mereka mulai menuju kamar masing-masing untuk melaksanakan perintah tersebut.

Setelah melaksanakan perintah tersebut, kini semuanya kembali berkumpul di ruang living room sembari bercerita.

Tiba-tiba datang salah satu dari mereka namun menggunakan pakaian yang berbeda, dan hal tersebut berhasil membuat mereka semuanya keheranan.

"Mau pergi kemana lu?" Tanya Jeane kepada Gendis

"Mau ke minimarket aelah, mau nitip kagak?" Ucap Gendis menjawab pertanyaan Jeane sembari bertanya kembali.

"Papi cuma mau nitip Coca-Cola doang." Jawab Greesel dengan segera.

"Itu doang? Yang lainnya kaga mau nitip?" Tanya Gendis kembali.

"Engga, udah kamu beli titipan papi aja." Suruh Cynthia kepada Gendis.

"Okey-okey. Gendis berangkat duluu, dadahh." Pamit Gendis kepada semuanya.

"Iyaa, hati-hati." Jawab Greesel.

Tak lama setelah itu, kini Gendis sudah kembali dengan menenteng sebuah plastik yang isinya kebutuhan dia serta barang titipan.

"GENDIS KEMBALII." Teriak Gendis dengan lantang.

"Stop teriak-teriak." Ucap Greesel dengan tegas.

"Hehe, iyaa." Jawab Gendis dengan cengengesan.

"Ini punya papi, terus tadi gua beliin kalian kacang buat nobar." Ucap Gendis sembari membagikan barang-barang yang ia sebutkan.

"Wedehh, anak baik nihh." Ucap Chelsea yang kemudian mengambil kacang yang dipegang Gendis.

"Yaudah, gua mau taruh barang-barang gua." Ucap Gendis yang kemudian langsung meninggalkan ruang living room.

Setelah Gendis menata seluruh barang-barangnya, ia pun segera kembali lagi ke ruang living room guna bergabung dengan semuanya.

"Ayo lihat film." Ajak Cathy.

"Boleh tuh, mau lihat film apa?" Tanya Greesel.

"Keluarga kerajaan ajaa, film Elizabeth." Saran Ribka.

"Oke-oke, kita lihat film yang direkomendasikan Ribka." Jawab Greesel.

Setelahnya kini mereka melihat film tersebut. Film yang berjudul 'Elizabeth' itu bercerita tentang kehidupan seorang Ratu Elizabeth I dari Inggris.

...


Terimakasihhh, segitu duluu yaaa, soalnya disini banyak tugass, maaf yaa

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Terimakasihhh, segitu duluu yaaa, soalnya disini banyak tugass, maaf yaa.

Terimakasih juga buat 1rb vote nyaa, terus dukung cerita iniii.

And jangan lupa votee okeyyy, babayyy.

See u in the next chapter. 💙✨

KOSAN 48 (GEN 11×12) [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora