10

5K 437 8
                                    

Pagi hari di rumah Joonmyeon berjalan lancar dan seperti sehari-hari walaupun tanpa Irene. Yeri dan Jisung selalu menanyakan di mana Irene, Apa yang terjadi, dan mengapa ia pergi sampai sampai Joonmyeon berbohong kepada buah hatinya tersebut.
Pagi yang damai itu menjadi berantakan, ketika Seunghwan datang ke rumah Joonmyeon sembari membawakan sarapan.
Seunghwan meletakkan piring dan peralatan makan lainnya di meja makan dan meletakkan masakannya di tengah-tengah meja. Lalu ia duduk di tempat Irene biasa duduk.

Prang!
Jisung membanting sendok di atas piring yang membuat semua orang di situ melihat ke arahnya.

"Tidak ada yang boleh duduk di kursi tempat noona duduk!" Kata Jisung.

"Jisungie!" Joonmyeon memperingati Jisung.

"Kalau begitu, eomma duduk di mana sayang?" Tanya Seunghwan sambil mengusap puncak kepala Jisung.

"Itu urusanmu. Pokoknya itu kursi Irene noona!" Kata Jisung. Ia meninggalkan meja makan dan menuju kamarnya.

"Biarkan saja ia" kata Joonmyeon.

Mereka melanjutkan sarapan pagi mereka.

"Yeri kau tidak belajar?" Tanya Seunghwan.

"Sudah selesai kemarin eomma" jawab Yeri sambil mengunyah makanannya.

"Kenapa bersantai-santai? Ulangi kembali pelajaranmu!" Kata Seunghwan.

"Eomma! Aku sudah belajar kemarin dan seminggu terakhir ini. Hari selasa adalah ujianku apakah aku harus terus belajar tanpa istirahat? Aku manusia bukan robot!" Kata Yeri. Emosinya keluar juga.

"Kim Yeri! Siapa yang mengajarimu begitu? Kau akan ujian semester, Yeri" kata Seunghwan. Seunghwan melirik Joonmyeon "Pasti istri barumu yang mengajari anakmu seperti itu. Ibu macam apa itu" tuduh Seunghwan.

"Eomma hentikan! Berhenti menghina Irene noona" kata Yeri berdiri dari duduknya. "Eomma tidak tahu apa-apa! Irene noona mengajariku banyak hal. Hal kebaikan!" Kata Yeri. Iapun berjalan dengan gusar menuju kamarnya.

Malam harinya, Doyoung menemui Yeri di kamarnya. Ia mengetuk pintu kamar itu dan Yeri membukanya. Doyoung duduk di tempat tidur Yeri dan Yeri duduk di kursi belajar.

"Apa yang kau rasakan?" Tanya Doyoung.

"Aku kesal dengan eomma" jawab Yeri.

"Karena?" Tanya Doyoung.

"Dia sudah menghilang selama 6 tahun dan mengatur hidupku seenaknya. Dia juga menghina Irene eonnie" jelas Yeri.

"Jadi kau memilih Eomma atau Irene noona?" Tanya Doyoung.

"Eomma yang melahirkanku. Irene noona yang selalu ada untukku, selalu membelaku, dan selalu melindungiku. Aku pasti menjadi anak yang bahagia di dunia ini jika Irene noona adalah ibu kandungku" jawab Yeri.

-

"Chanyeol, Perdana Mentri terus menelfon ku. Menurutmu aku angkat atau tidak?" Tanya Irene.

"Kalau aku jadi kau, aku angkat saja. Hitung-hitung kau tau kabar anakmu" jawab Chanyeol.

Irene mengangkat telfon. "Yeoboseyo?"

"Irene! Kau di mana? Kenapa kau pergi?"

"Ah. Hmm Yeri, Jisung, dan Doyoung apa kabar?" Tanya Irene.

"Mereka baik. Tapi Jisung sangat sedih kau pergi. Tolonglah kau kembali demi mereka"

"Untuk kali ini aku tidak bisa. Kalau Perdana Mentri mau menceraikanku, tidak apa-apa. Aku ikhlas" kata Irene. Air matanya menetes.

prime minister and i 《suho&irene》حيث تعيش القصص. اكتشف الآن