(C-2) fivee

285 43 11
                                    



...




Bercerita tentang sekumpulan manusia yang harus tinggal bersama walaupun berbeda latar, berjanji akan terus bersama-sama serta menyembuhkan luka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bercerita tentang sekumpulan manusia yang harus tinggal bersama walaupun berbeda latar, berjanji akan terus bersama-sama serta menyembuhkan luka.

"Loh Jeane?, kenapa ga gabung, ayo gabung." Ucap Greesel menyuruh Jeane bergabung dalam pelukan hangat mereka.

"Gausah pih." Tolak Jeane dengan halus.

"Kenapa?, ayo sini. Apapun yang terjadi, kita akan terus bersama-sama, sebanyak apapun orang yang membencimu, kita akan selalu menyayangimu." Ucap Greesel yang kembali menyuruh Jeane.

Dan pada akhirnya Jeane bergabung dalam pelukan hangat semuanya. Jangan hanya memandang sebelah mata, carilah kebenarannya sebelum menghina.

Bila ada satu orang yang pergi, maka semua tak sanggup hidup kembali. Anak sekecil itu harus dicaci maki berkali-kali.

Se kecewa apapun itu, jangan pernah melontarkan kata-kata yang buruk dan tak pantas kepada orang yang di oloknya.

Jeane menutup komentar pada sosial medianya, tak kuat dengan hinaan serta caci makian, sedih serta pilu saat Jeane membaca satu persatu komentar tersebut.

Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, sudah waktunya mereka semua pergi tidur. Namun lain halnya dengan Jeane, ia malah pergi menuju kamar sang terkasih.

"Mami, papi. Jeane minta waktunya sebentar, tapi Jeane mau ngomong ini di ruang living room saja." Pinta Jeane kepada keduanya.

Kini ketiganya sedang berjalan menuju ruang living room. Jeane menatap ruang tersebut dengan pandangan kosongnya, banyak kenangan yang ia simpan didalam ruangan tersebut.

"Mau ngomongin apa sayang?" Tanya Cynthia dengan lembut.

"Sebenarnya Jeane gamau ngomong apa-apa, Jeane sekarang cuma butuh pelukan yang erat dari kalian berdua." Jawab Jeane dengan suara parau nya.

Tanpa ba-bi-bu, kini keduanya langsung memeluk Jeane dan memberikan kehangatan. Membiarkan Jeane menangis di pundak keduanya, dan alhasil baju mereka basah dikarenakan air mata yang bercucuran dadi mata Jeane.

"Keluarkan semua keluh kesahmu, keluarkan seluruh bebanmu, dan keluarkan seluruh luka-lukamu, nak." Ucap Greesel sembari mengelus punggung Jeane

Jeane, anak yang tertawanya paling keras, anak yang suka keceplosan ngomong kasar, anak yang selalu menghibur. Namun dibalik itu semua, ia memiliki luka yang masih belum sembuh.

Sudah 15 menit Jeane menumpahkan isi hatinya dengan menangis, sampai pada akhirnya kini ia sudah berhenti. Lega sekali rasanya menangis dengan keras di pelukan orang yang sudah ia anggap melebihi rumahnya.

"Sudah lega?" Tanya Cynthia kembali.

"S-sudah." Jawab Jeane dengan sesenggukan.

"Haha, sesenggukan kann?, matanya juga sembab bangett. Sekarang kalau sudah lega kembali ke kamar terus tidur." Perintah Greesel.

"Siapp papihhhh." Jawab Jeane dengan tangan hormat.

"Lucu, anak sekecil kamu mentalnya harus dibunuh dengan cara yang tak pantas. Semoga kamu selalu kuat, nak." Gumam Greesel yang merasakan betapa sakitnya luka-luka Jeane.

"Sekarang ayo kita kembali ke kamar, tugas kita buat menjadi rumah telah selesai." Ajak Greesel kepada Cynthia.

"Iya, ayo kembali." Jawab Cynthia.

Kini keduanya telah kembali ke kamar mereka, dan mereka dapat melihat Trisha yang sedang tidur dengan pulas di bawah dunia mimpinya.

Tak lama setelahnya, kini keduanya tidur untuk menyusul mimpi seluruh anak-anaknya.

Jeane sudah kembali ke kamarnya, ia terkejut lantaran Alya masih belum tidur dan masih menunggu nya.

"Loh sayang?, kamu kok belum tidur?" Tanya Jeane.

"Aku nungguin kamu, terus kenapa mata kamu sembab?" Tanya balik Alya.

"Hanya lelah, tadi aku juga udah nyurahin semua isi hati aku ke mami papi kok." Jawab Jeane.

"It's okey, kamu ga harus kuat dalam seluruh luka-luka, kamu tetap anak kecil yang masih ingin dimanja. Tetapi aku tau kamu kuat buat menghadapi seluruh masalah yang ada di dunia." Tutur Alya sembari mengelus punggung Jeane yang kini sudah berada di dekapannya.

"Terimakasih, aku beruntung memilikimu." Ucap Jeane yang langsung mencium kening Alya.

"Ayo tidur, udah larut malam." Perintah Alya.

Lalu kemudian keduanya memakai selimut dan menyusul mimpi seluruh teman-temannya.

Pundakmu tak selamanya kuat menampung seluruh masalah, ada waktunya kamu harus menangis dikarenakan sudah lelah dengan sengsara.

Jangan selalu memandang sebelah mata, carilah dulu kebenarannya, tak selamanya yang engkau kira itu nyata, padahal cuma khayalan belaka.

Manusia diciptakan untuk saling berbagi kepada manusia lainnya, carilah rumah yang benar-benar rumah dalam kehidupanmu.

Tuhan kan selalu mendengar ucapan-ucapan mu, Tuhan lagi Maha Pengasih dan lagi Maha Penyayang, tempat mu mencurahkan isi hati.



...




Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Hallooo, so sorry buat besok sampai jumat aku ga update, soalnya study tour akhir kelass, jadinya aku rest sebentar buat ga upload.

And aku mau bicara, kalian jangan menilai Jeane sebelah mata. Membenci boleh, tapi jangan melantunkan kata-kata yang tak sopan kepadanya, bagaimanapun jadinya, ia masih membutuhkan kita sebagai penyemangatnya.

See u in the next chapter. ✨💙

KOSAN 48 (GEN 11×12) [END]Where stories live. Discover now