22. Salah Tingkah

38K 2.1K 31
                                    


Ferza P.O.V

"Sok kuat sih" Ucap gue prihatin dan segera merangkul Anya yang sudah meneteskan air mata dipipinya.

Sebenarnya gak tega juga sih melihat Anya sedih kayak gini, tapi gue salut banget karena baru kali ini gue melihat ada seseorang yang rela ngorbanin perasaannya demi kebahagiaan sang sahabat.

"Pegangan yang kencang, gue takut lo jatuh di jalanan nanti" Kata gue dengan nada mengejek sebelum mengendarai motor gue untuk pulang ke rumah.

Anya langsung memukul lengan gue, dan juga langsung pegangan ke pinggang gue. Gue kira hanya perempuan saja yang jantungnya berdetak lebih cepat ketika jatuh cinta, ternyata ....

"Makasih udah nganterin gue pulang" Katanya setelah sampai di rumah Anya.

"Gak usah makasih, orang rumah gue aja ada disebrang rumah lo" Jawab gue.

"Terserah lo deh"Katanya malas.

"Udah sana masuk, istirahat yang cukup jangan terlalu banyak mikirin hal yang membuat lo malah sedih, mimpi indah yah" Kata gue sambil mengusap pucuk kepalanya yang membuat Ia tersenyum.

"Sok peduli lo ah! Yaudah gue masuk." Jawabnya dan segera melangkahkan kaki kedalam rumah.

***

Entah kenapa gue masih terus gak bisa lupain kata -kata Anya tadi ketika di halaman belakang rumah Ola. Dengan mudahnya Dia merelakan perasaannya demi sahabatnya.

Flashback on

"Za?" Tanyanya yang membuat alis gue terangkat satu.

"Apa gue harus ngerelain perasaan gue buat Ola aja yah?" Tanyanya yang membuat gue setengah kaget.

"Ini tuh pilihan paling tepat Za, kalau gue masih tetap gak rela Ola jadian sama Ardi, apa mungkin Ardi mau nerima gue? Mustahil Za, gue tahu banget sifat Ardi, dia tipe orang yang sulit jatuh cinta sama seseorang.

"Lagi pula gue juga tahu kalau Ola suka sama Ardi" Jelasnya.

"Dari mana lo tahu?" Tanya gue penasaran.

Dia tersenyum "Dari cara dia menatap Ardi, bicara sama Ardi, dan masih banyak lagi deh Za. Yah mungkin aja gue baru sadar akhir -akhir ini"

"Kalau dari Ardinya, apa lo tahu tentang perasaannya ke Ola?" Tanya gue yang membuat dia menggelengkan kepalanya.

"Sama sekali gak keliatan kalau dia lagi suka sama seseorang" Katanya.

"Loh? Gue bingung deh, malah gue tau persis kalau Ardi lagi suka sama seseorang, dan orangnya itu Ola" Jelas gue.

Jujur aja gue udah sering banget mergokin Ardi lagi asyik memperhatikan Ola.

"Serius?" Tanya Anya tak percaya. Gue menganggukkan kepala.

"Za, gue harus nemuin mereka berdua sekarang." Katanya dan langsung melangkahkan kaki menuju dimana Ola dan Ardi berada.

Flashback off.

Anya memang perempuan terbaik yang pernah gue kenal, walaupun sifatnya yang nyebelin tapi dibalik semua itu dia adalah perempuan yang terlalu solid, menurut gue.

Malam berganti pagi, liburan kembali datang. Akhirnya, setelah seminggu lebih gue berperang dengan pelajaran, dan sekarang saatnya gue berleha -leha dirumah.

Karena bosan di rumah terus, gue memutuskan untuk pergi ke sebrang rumah.

"Pagi Tante, Anya ada?" Tanya gue kepada Mamahnya Anya yang kebetulan lagi menyiram tanaman.

Crazy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang