25

642 58 9
                                    

Satang terbangun dari tidurnya melihat handphonenya yang menunjukkan pukul 8 pagi, kesialannya pagi ini adalah terlambat bekerja di hari pertamanya. Dia mengambil kemeja dan jasnya serta tanpa pikir panjang langsung berlari ke pangkalan ojek untuk mengantarkannya ke kantor.

Lima tahun sudah berlalu, kehidupannya kini adalah momen yang sangat dia syukuri karena kesendiriannya mengantarkan dia menuju gerbang kebahagiaan dimana dia bisa bekerja di sebuah perusahaan yang sedari dulu diidamkannya.

Pekerjaannya mungkin cukup berat karena dia telah diterima sebagai asisten pribadi seorang CEO perusahaan ternama di kota tersebut. Sialnya kecerobohannya dia harus terlambat hari ini membuatnya takut karena hari ini merupakan hari pertamanya bekerja.

Dia buru-buru memberikan uang kepada ojek tersebut setelah tiba di depan gedung perusahaan yang menjulang tinggi pagi itu. Berjalan dengan terburu-buru sambil membenarkan jas yang dipakainya. Dia menekan tombol lift berharap bos nya tidak akan memarahinya.

Sesuai dengan informasi bahwa hari ini merupakan penyambutan kedatangan CEO perusahaan tersebut dari New York. Satang sama sekali belum pernah bertemu bosnya sehingga dia membayangkan bos yang tua dan galak apalagi tau jika dia datang terlambat di hari pertamanya bekerja.

"acaranya udah dimulai?" tanyanya kepada seseorang disampingnya ketika dia memasuki aula yang cukup luas dengan dipadati seluruh karyawan yang bekerja disana.

"sebentar lagi" jawab perempuan yang ia tanya itu. Akhirnya dia bisa bernafas lega ketika mendengar bahwa acaranya belum dimulai, dia mengatur nafasnya dan merogoh saku celananya mengambil jam tangan yang belum sempat ia pakai.

Sorakan tepuk tangan terdengar ketika jajaran para petinggi perusahaan tersebut datang namun Satang masih saja sibuk dengan jam tangannya.

"selamat pagi semuanya"

Suara berat itu terdengar familiar, dia melihat ke depan dan sontak terkejut ketika Winny Thanawin yang merupakan mantan kekasihnya berdiri di jajaran para petinggi dan tengah menyampaikan sambutan.

"CEO nya ganteng banget"

"jadi semangat kerja kalo bosnya kayak gini"

"gw rela lembur deh biar bisa liat pak Winny"

Satang mendengar jelas bisikan-bisikan kaum hawa yang berada di belakangnya. Dia menghela nafas dan berusaha biasa saja mendengarkan beberapa sambutan dari jajaran para petinggi perusahaan yang diakhiri dengan acara makan bersama.

"asisten peibadinya pak winny kan? disuruh ke ruangannya"

uhukk uhuuk

Satang tersedak ketika dia tengah makan dan seseorang menepuk pundaknya mengatakan bahwa dirinya adalah asisten pribadi Winny. Dia tidak menyangka bahwa dunia akan sesempit ini terlebih lagi pekerjaannya menjadi asisten CEO yang sama sekali tak pernah dia sangka.

Dia mengangguk dan tersenyum kemudian beranjak pergi meninggalkan ruangan tersebut untuk pergi ke ruangan Winny.

Mantannya
oh bukan. Tapi Bosnya, Atasannya.

Tidak ada kata lagi selain itu, walaupun dia sama sekali tidak ada perasaan kepada Winny namun tetap saja merasa sangat canggung ketika harus bertemu dengan mantan kekasihnya yang sekarang merupakan bosnya.

Dia mengetuk pintu dengan pelan kemudian masuk ke dalam ruangan pribadi milik CEO perusahaan yang sangat luas itu. Satang berjalan menunduk dan berhenti tepat di depan meja kerja milik Winny dengan perasaan campur aduk dan canggung.

Winny memutar kursinya melihat dirinya dengan tatapan yang sulit diartikan, kontak mata yang terjadi antara keduanya sama sekali tidak mengubah respon apapun mengingat cinta di masa lalu mereka.

My possessive boyfriend | WinnySatangحيث تعيش القصص. اكتشف الآن