38. PENANTIAN MEMBUAT GUSAR

21 1 0
                                    

Setelah berlarian mengerahkan seluruh ilmu meringankan tubuh mereka, dimana keduanya mengambil jalur orang dunia persilatan dan berhenti dua kali saja hanya untuk mengisi perut dan beristirahat,..
Tanpa mempedulikan hujan deras yang menghambat perjalanan?,..

Sampailah Werni dan Laras di lembah Sungai Putus keesokan harinya.
Saat itulah keduanya diliputi perasaan prihatin mendalam, karena mendengar penuturan Lasmi dan Ni Luh kemarin dengan membayangkan bagaimana keadaan semua kakak dan adiknya yang pertama kali tiba di tempat ini?,..

Keduanya segera dilingkupi oleh rasa haru.
Sekarang saja terlihat masih memprihatinkan apalagi kemarin-kemarin?,..
Demikian mereka berdua bermonolog setelah saling pandang.

Bagaimana tidak?,..

Dari ketinggian dahan pohon sukun yang menjulang, keduanya melihat lembah terbuka itu dipenuhi oleh tenda dan berbagai bangunan barak, jumlahnya ada ratusan lebih.

Kemudian disebelah kiri mereka, yaitu tepi sungai Mahadam menampakkan sebuah sungai besar yang airnya meluap dan arusnya mengalir sangat deras mengerikan.
Ujung kiri disebelah sana yang merupakan wilayah negeri Muderakali, akibat begitu lebarnya sungai tersebut?,..
Hanya menampakkan pemandangan yang terlihat samar-samar, apalagi pandangan mereka tertutup oleh tirai hujan yang turun begitu deras.

Mereka berdua ini semakin memahami cara kerja dan fungsi tali tambang yang kemarin diceritakan oleh Ni Luh, yang di ikat lebih tinggi dari seberang sungai sana,..
Membentang panjang diatas sungai dan melandai ke bawah pada sisi sebelah sini, serta di ikatkan pada batang pohon kelapa.
Dimana tali-tali itu terlihat berjajar teramat banyak pada setiap puluhan pohon.

Rupanya selain tali-tali tersebut dapat berfungsi sebagai jembatan penyeberangan bagi orang-orang yang memiliki ilmu meringankan tubuh?,..
Dapat dimanfaatkan juga sebagai jalur luncuran karung yang disetiap ujungnya dipasangi oleh gelang-gelang besi, sehingga karung-karung tadi dapat meluncur bebas menyeberang ke sisi sebelah sini,..
Lalu diterima oleh "petugas" penjaga, diturunkan dan kemudian diangkut dengan pedati mengarah ke sebuah bangunan barak yang terlihat paling besar dan terpanjang diantara bangunan lainnya di sekitar tempat itu :

"kak Werni,.. sepertinya itu adalah dapur umum,.. mari kita kesana,.."

"benar,.. ayo adikku,.."

Maka keduanya segera melayang turun dan melesat ke bangunan dimaksud.
Benar saja, disitu mereka segera menjumpai Bening, Sari dan Sukma.
Ketiganya sedang sibuk menyiapkan bahan-bahan masakan dengan dibantu oleh empatpuluhan wanita dan juga ada para paman duapuluhan orang, yang sebagian besar mengatur pengapian dan sedang menyusun berbagai kayu bakar :

"kak Sukma,.. kak Bening,.. mari kami bantu,.."

Demi mendengar suara Werni, Sukma dan kedua gadis lainnya segera mengangkat wajah, lalu menghentikan kegiatan mereka dan secara bergantian memegang tangan Werni dan Laras yang telah tiba mendekat :

"kalian sampai basah kuyup begini,.. adik Bening antarlah mereka ke tenda kita, kalian ganti pakaian dengan yang kering,.."

Demikian Sukma berkata, adapun Bening turut menimpali :

"iya benar,.. sebaiknya nanti biar kak Werni saja yang membantu kami disini, karena sepertinya kak Laras lebih dibutuhkan oleh adik Laksita dan kak Mawar,.."

Demikian Bening menimpali ucapan Sukma barusan, dimana kedua nona yang barusan tiba segera mengekor kepergian Bening disertai Sari dan memasuki sebuah tenda yang tidak terlalu jauh dari dapur umum tadi.

"apakah kebutuhan tenda masih kurang kak Bening?,.."

Demikian Laras bertanya sambil mulai melepas bajunya yang basah kuyup :

HASRAT BIDADARI - Pendekar Dibalik Layar 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang