Chapter 25.

632 99 61
                                    

Happy Reading!

.

"Whatever the problem, I still love you all!"

.

Judul : KEHANGATAN

.

Menggeratkan genggaman pada ponsel, tersenyum tipis walau rasa bimbang menyelubungi dirinya. Berpikir jika keputusan dadakan yang ia ambil ialah keputusan yang benar.

"Nona, kita seharusnya tidak melewatkan penerbangan tadi." Ucap seorang sopir yang menemaninya.

Ia menjadi khawatir mengetahui sang majikan memutuskan rancangan pergi ke luar negeri secara sepihak.

Ruka menoleh pada sesosok pria paruh baya di antara kerumunan banyak orang yang berada di Bandara.

"Nggak masalah, kok. Kita kembali ke mansion saja."

"Tapi nyonya nanti akan marah jika tahu nona ternyata tidak jadi pergi."

Ruka menjeling, tersengih kecil mendengar setiap ungkapan khawatir sopir pribadinya.

"Apa yang salah? Aku hanya sedang menuruti permohonan adik ku."

Ya, Ruka lebih memilih mengabulkan permohonan sang adik di bandingkan ibu kandungnya sendiri.

Ponsel itu menyala dengan begitu terang, memamerkan isi chat yang Rora sampaikan susah payah padanya.

Ruka mengerti ada sesuatu hal yang salah, setelah berkecambung begitu lama dalam benak akhirnya ia memutuskan untuk tidak pergi.

"Tenang lah, aku yang akan menjelaskan semuanya nanti."

Ruka memasuki mobil secepat mungkin. Terdiam saat membaca berita tentang kecelakaan pesawat yang hendak ia naikki.

Walau tampak tenang dari luar akan tetapi hatinya sedang gemerisik di dalam.

'Bagaimana bisa kamu tahu, Rora?!'

____●____

Chelk!

"Bagaimana keadaannya? Dia baik-baik saja kan?"

Pharita mengangguk dengan lemah, sejujurnya ia sudah tidak memiliki tenaga yang tersisa. Memandang satu-persatu para adiknya yang juga terlihat sama berantakan.

"Rora belum bangun, tapi dia baik-baik saja. Demamnya juga mulai menurun."

Wajah semua insan di sana menunjukkan kelegaan yang teramat di nantikan. Chiquita, wajahnya telah mengering karna terlalu banyak di basahi air mata yang kini tidak berbuih kembali.

Menatap nanar sang kakak. "Kak Ruka bagaimana kak? S-semua baik-baik saja kan, iyakan?" Susah payah ia mengumpulkan keberanian untuk menyampaikan kekhawatirannya.

Pharita tersenyum tipis. "Kak Ruka nggak jadi pergi, kok. Tadi baru saja hubungi kakak katanya lagi perjalanan kesini."

Ia kembali berucap dengan serak. "Semuanya baik-baik saja, sekarang kita tungguin kak Ruka dulu."

"Hah, yang benar saja." Asa ambruk di tempatnya, semua rasa senang yang ia rasakan membuat tubuhnya lemas seketika.

Mereka saling memberi senyuman menenangkan satu sama lain. Ahyeon memeluk tubuh gemetar Rami dan Chiquita dari belakang.

HOPE [BM]Where stories live. Discover now