Hot Summer - 3 (Kepala Bocor)

142 34 1
                                    


Eri mematung.

Raganya berada di meja kerja namun jiwanya melayang-layang di awang-awang. Rasanya dia ingin meminjam alat dari kantong ajaib doraemon untuk melupakan kejadian satu jam yang lalu. Apa alat itu ada? Apa doraemon benar-benar memiliki alat seperti itu? Dia tidak ingat alat seperti itu exist di satu pun episode serial doraemon.

Arrggggh!

Kepalanya hampir pecah. Kenapa dia malah memikirkan doraemon??

"Ri, lo beneran ikut meeting sama direksi?" Amar yang duduk di depannya bertanya dengan tawa kecil.

"Keren nih Eri bentar lagi kayaknya gantiin Pak Ridwan," entah celetukan dari siapa, Eri hanya bisa memejamkan matanya. Kesal.

"Terusin aja ngeledek gue," kata Eri sambil bangkit dari kursinya. 

"Dih, gitu doang ngambek nih anak."

"Bodo! Awas lo pada gue laporin Ridwan," ancamnya sebelum keluar dari ruangan.

Wajahnya seketika memanas lagi setelah mengingat kejadian memalukan satu jam yang lalu.


Setelah rapat dinyatakan selesai oleh Presdir, satu persatu peserta rapat bangkit dari duduknya. Eri berniat untuk menunggu semua orang untuk keluar dari ruang rapat, lalu dia akan keluar terakhir. 

Bukan tanpa alasan, dengan kaki telanjang tanpa alas kaki, Eri tidak ada muka untuk berjalan dengan bebas di ruangan itu. Tapi sepertinya kesialan tidak berhenti mengikuti Eri hari itu.

"Ri, ayo ikut ke depan nyalam bos baru kamu,"kata Ridwan yang sudah berdiri di hadapan Eri.

"Bapak aja, deh. Saya nunggu di sini," tolaknya.

"Nunggu apaan? Itu semua orang udah pada maju, mau disemprot lagi sama Pak Yahya?"

"Pak, bukannya saya nggak mau. Ini saya nggak pake sepatu," aku Eri dengan suara memelas.

"Eriii, kamu apa-apaan? Sepatu kamu mana?" suara Ridwan sedikit meninggi.

"Di tangga darurat, Pak," jawab Eri polos.

"Yaa, kenapa di tangga darurat?? Kenapa nggak di kaki kamu?"

"Waktu ke sini liftnya mati, Pak. Saya buru-buru turun lewat tangga, nggak sanggup saya, Pak. Sakit banget pake pantofel nurunin tangga sambil lari-larian. Jadi langsung saya copot tadi."

"Duh! Eri! Kamu tuh ada-ada aja ya," Ridwan menahan geram.

"Jadi gimana, Pak?"

"Ya...."

"Ridwan kenapa masih di situ? Ini manajer baru kamu, ayo kenalan dulu. Staf kamu juga sekalian diajak ke sini," belum sempat Ridwan menjawab sang Presdir sudah memanggil kedua orang itu.

"Ya udah, ayo. Udah dipanggil tuh," Ridwan tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

"Tapi, Pak..."

"Ayoo."

Awalnya tidak ada yang menyadari Eri yang berjalan ke depan tanpa alas kaki. Sampai akhirnya, Heru sang Manajer Personalia menghentikan langkah Eri.

"Kamu ke ruang rapat nggak pakai sepatu?" pertanyaan yang menarik perhatian banyak orang.

Pak Heru sialan, batin Eri dalam hati.

"Hehehe, iya, Pak. Sepatu saya di tangga darurat," Eri mencoba menjelaskan.

Wajah Heru bingung, "Kenapa bisa?"

If You Are A SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang