CHAPTER 6 : AUGMENTATION

14K 1.3K 6
                                    

Happy Reading :)

Typo bertebaran!

Sebuah deheman membuat Prilly yang tengah mendesign baju untuk peluncuran karya terbarunya mendongakkan kepala, ia melirik sekilas lalu kemudian kembali dengan lembaran putih dihadapannya.

"Baby!" Panggilnya karena sedari tak dihiraukan keberadaannya ini.

"Hm." Prilly hanya bergumam menjawab panggilan dari kekasihnya.

"Kita lunch bersama hari ini." Ucap Larry melihat-lihat isi ruangan Prilly.

"Baiklah, tapi jawab dulu pertanyaanku." Ucap Prilly berjalan kearah Larry, ia menyilangkan tangannya didepan dada.

"Apa yang kau lakukan 2 hari lalu disalon?" Tanya Prilly menatap tajam kearah lawan bicaranya ini, mengapa Prilly baru menanyakan hal ini sekarang? Karena 2 hari kemarin ia sama sekali tak bertemu ataupun melihat Larry.

"Aku mengantar mommy kesana." Jawab Larry berbohong, tak mungkin ia mengatakan yang sebenarnya pada Prilly.

"Tapi aku tak melihat tante Olan disana, kau berbohong?" Selidik Prilly, jujur Prilly sangat ingin mencari tahu tentang ini dari 2 hari yang lalu. Namun kesibukan butik menjelang acara pameran busananya benar-benar menguras sebagian waktunya.

"Kau harus percaya padaku baby!" Ucap Larry menggenggam tangan Prilly, tapi sedetik kemudian Prilly melepaskannya.

"Aku mempercayaimu, ayo kita makan sekarang." Ucap Prilly mengambil tasnya lalu berjalan disamping Larry.

---

#PRILLY POV

Aku mengetik pesan singkat diponselku untuk memberitahu pada Ali, karena biasanya aku akan makan siang dengannya. Namun hari ini aku akan melakukan itu dengan Larry.

Prince, kau sedang apa? Hari ini aku makan siang dengan Larry.
Jangan lupa makan siangmu Prince.

Sent

Tak berapa lama ponselku bergetar menandakan ada sebuah pesan masuk, aku membukanya dan ternyata dari Ali.

Aku sedang meeting Dear. Baiklah, aku juga akan makan siang dengan clientku.
Hati-hati Dear.

Aku segera memasukkan ponselku setelah mendapat balasan dari Ali, kulirik Larry yang sedang menyetir disampingku. Dia tampan, sama seperti Ali. Mereka berdua sepertinya terlahir dengan porsi ketampanan yang berbeda.

"Apa saat peluncuran rancangan baruku kau akan datang?" Tanyaku memecah keheningan diantara kita berdua.

"Aku pasti datang Baby, kau tenang saja." Jawabnya menggenggam tanganku.

Aku dan Larry tiba disebuah Restaurant langganan pilihannya, dia membukakan pintu untukku lalu kita berjalan masuk kedalam Restaurant.

Hanya suara musik yang mengalun mengiringi acara makan siangku dan Larry, kita berdua masih sibuk menghabiskan menu makanan yang tadi dipesan.

Kulihat Larry sedang mengangkat teleponnya yang baru saja berdering, hey mengapa dia harus berbisik seperti itu?

"Siapa?" Tanyaku setelah dia menyudahi acara berbisik dengan ponselnya.

"Clientku, dia meminta meeting mendadak sekarang juga. Apa kau tak keberatan aku meninggalkanmu disini? Aku buru-buru." Jawabnya, apa tadi dia bertanya aku tidak keberatan? Ck, aku tentu saja keberatan bahkan sangat keberatan. Apa dia tega meninggalkanku disini? Memang tak bisaclientnya itu untuk menunggu.

Attendant Le MomentDonde viven las historias. Descúbrelo ahora