K E L A M

26 11 0
                                    

Flash back

Sepupuku Cantik✔️

Kak aku lagi dijalan nih mau kerumah nenek jadi kita bisa ketemu lagi. Uhh aku kangen banget sama kakak.

Me

Kakak tunggu ya. Kamu hati hati. Jangan lupa bawa oleh oleh dari Singapura.

Sepupuku Cantik✔️

Siap kakak ku sayang.

Saking kegirangan aku menuruni anak tangga dengan sangat cepat untuk memberi tahu kepada mamaku bahwa Dara akan datang besok.

"Hati hati sayang nanti jatuh."

"Dara mau kesini ma, aku kangen banget em berapa tahun ya aku ga ketemu dia??"

"Terakhir ketemu waktu kalian TK sayang. Kayanya sekarang Dara udah gadis sama kaya kamu."

"Bantu mama beresin makanan ini ya nak."

Vania sangat bersemangat untuk bertemu dengan Dara sepupunya karna ibunya adalah adik kandung mama Vania.

Selang 5 jam akhirnya mereka datang.

"Gimana perjalanan nya de??" Tanya Raya seraya menyambut telapak tangan Disa adiknya.

"Lancar kak, ibu mana??"

"Ada didalam Tante sini aku bantu." Vania memapah jalan bumil cantik yang agak sulit melangkah.

"Anak ibu sudah datang." Maimun segera memeluk erat anak bungsunya namun sedikit terhalang karna perutnya yang kini sudah buncit.

"Berapa bulan nak??"

"Sudah enam bulan bu, Dara salam sama nenek sayang."

Dara mencium telapak tangan Maimun neneknya namun Dara dengan polos menunjuk ke arah foto besar yang berada di hadapannya. "Ma kok ada foto ayah disana ya??"

"Itu ayah kakak Ra, kamu mau ketemu??"
Vania menarik lengan Dara namun segera Dara tepis.

"Maksud Kakak apa?? Itu ayah aku!!"

"Iya cantik. Kamu boleh panggil ayahku ayahmu juga ko, yu kita salaman sama ayah dia ada di atas."

"Aku ga bohong kak itu beneran ayah aku." Kini tatapan nya menuju Disa. "Jelasin mah kalo itu ayah aku suami mama."

"Sayang kamu kenapa si?? itu kan ayah kakak Vania nak, ayahmu ada di Singapura." Disa masih bersikap tenang.

Dara tidak menggubris perkataan mama nya dan segera menaiki anak tangga dengan sangat cepat. Semua yang melihat pun langsung mengikutinya.

"Ayah." Dara menepuk pelan pria yang sedang menatap layar ponselnya.

"Sayang, kamu ngapain disini??"

"Aku yang harusnya nanya kenapa ayah ada disini??"

"Sayang, ayah bisa jelasin sama kamu."

"Jadi bener kalo ayah adalah ayah Dara juga."
Suara lantang Vania memulai berbicara.

"Maksudnya apa ini mas, de??" Mata Raya kini menatap kearah suami dan adiknya dengan heran.

"Aku bisa jelasin kak, aku sama dia ga pernah ada hubungan apa apa." Disa masih membela diri.

"Ga ada hubungan tapi sampe hamil dan lahir tumbuh dewasa seperti ini." Tangan Raya menunjuk ke arah Dara.

"Dan yang lebih parahnya lagi dia seumuran dengan anakku. Apa ini alasan kenapa kau melarang keluarga besar mu untuk ga hadiri pernikahanmu dulu de?? Lalu siapa lelaki yang sering kamu tunjukkan fotonya kepada kami de?? Kakak bener bener kecewa sama kamu." Raya menjerit berusaha menahan sesak dan memukul keras kepalanya.

"Sayang kamu jangan siksa diri kamu kaya gini." Tangan Aryo mencoba menarik tangan Raya.

"Stop panggil aku sayang. Salah aku apa mas?? Kamu tega khianati aku. Kamu sudah hancurkan mental anak kita Vania mas. Kamu gila kamu sakit mas."

Sementara Vania hanya menatap keadaan yang sangat membingungkan otaknya. Hatinya hancur berkeping keping.

Sama halnya dengan Dara ia tak pernah membayangkan bisa satu ayah dengan sepupunya sendiri. Drama yang sangat rapih untuk disembunyikan hampir belasan tahun lamanya.

"Maafkan aku sayang aku khilaf. Tolong jangan seperti ini." Aryo menatap Raya yang sudah siap menggorok lehernya dengan pisau tajam.

"Kak maafin aku kak aku mohon maafin adikmu ini."

"Mama jangan tinggalin aku ma." Vania menjerit ketika percikan darah mengenai wajahnya.

Brukkk

Tubuh Raya sudah ambruk dibarengi dengan genangan darah segar yang mengalir dari arah lehernya.

"Mama aaaaa mama jangan tinggalin aku. Mama bangun aaaaaaaaaaaaa engga aku gabisa tanpa mama."

"Kakak aku minta maaf kak!!!"

"Sayang bangun sayang maafin aku."

Suara tangis dan jeritan penyesalan mengisi ruangan itu. Membuat Maimun segera menaiki tangga untuk melihat apa yang terjadi.

"Astaga Raya anakku. Ada apa ini nak kenapa seperti ini."

"Dasar jalang." Vania mengumpat Disa yang kini terkulai rapuh dihadapan jasad Raya.

"Kak maafin mama aku." Dara meraih tangan Vania namun ia segera membuangnya.

"Berhenti panggil gue kakak. Gue benci sama Lo dan jalang itu."

✔️✔️✔️✔️✔️✔️

Vania menatap foto yang sangat ia rindukan, ia selalu terbayang bayang kejadian yang terjadi 5 tahun silam. Melihat mamanya merenggut nyawa tepat di hadapannya membuat Vania trauma.

Tanpa sadar air mata  Vania terus mengalir dengan cepat. Dada yang sesak menahan kepedihan dan bibir yang bergetar. " Ma aku kangen sama mama "

Me

Kamu kesini sekarang please aku butuh kamu.

Adnara🖤

Siap sayang kamu tunggu aku.

Tanpa menunggu waktu lama kini Nara sudah berada dihadapan Vania karna pintu yang tidak dikunci membuatnya leluasa untuk bisa langsung masuk.

"Kamu kenapa hey."

Nara mencoba menenangkan Vania dengan mengusap lembut kepalanya.

"Inget lagi sama mama hm?? Aku bantu buat hapus air matanya ya."

"Aku kangen sama mama Ra."

"Kita ke kamar ya disini dingin." Nara menggendong tubuh Vania dengan ala ala bride style.

"Aku temenin ya."

"Gausah Ra kamu pulang aja nanti papa kamu nyariin aku gappaa."

"Aku ga mungkin tinggalin kamu dalam keadaan kaya gini, Aku khawatir. Takutnya kamu akan mimpi buruk lagi."

"Tapi-"

"Aku temenin kamu walupun kamu larang aku." Kini tangan Nara memeluk pinggang Vania dan mereka pun terlelap.

Mama jangan tinggalin aku mama aaaaaaaaa

Nara yang tersadar mendengar teriakan  langsung memeluk erat dari arah belakang karna Vania yang kini sudah terbangun.

"Mimpi lagi hm??"

"Iya."

Keringat mengalir deras diseluruh tubuh Vania. Air mata yang terus mengalir membuat Nara kebingungan harus berbuat apa, terlebih ini tengah malam.

Sedangkan Vania menenggelamkan kepalanya dalam dekapan Nara.

"Jangan tinggalin aku Ra. Aku ga punya siapa siapa selain kamu." Lirih Vania ditengah Isak tangisnya.

.
.
.
.
.

Hallo hai gimana kabarnya.




 




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

STAY HERETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang