BANYAK TINGKAH

8 6 0
                                    

  Seminggu sudah berlalu  para murid hadir ke sekolah, hari ini mereka akan melanjutkan aktivitas mereka di rumah. Pagi ini sangat berbeda dari hari sebelumnya karena cuaca hari ini sedang hujan. Di pinggir jalan Gabriella Laurence sedang menunggu taksi untuk pulang ke rumah. Hampir satu jam taksi atau angkutan umum lainnya pun tak kunjung lewat. Terpaksa Gabriella Laurence untuk menunggu.

"Mama, papa jemput aku" kata Gabriella dengan mata sendu.

Di rumah Rafka~~~

Jam menunjukkan pukul 10.00 pagi dan Rafka merasa bosan di rumah tanpa ada aktivitas diluar. Tiba-tiba bunda Rafka mengetuk pintu kamar. Rafka sempat kaget mengira yang datang siapa dan ternyata bundanya sendiri.

"Nak Rafka, bunda minta tolong belikan daftar belanjaan untuk satu Minggu ke depan. Bunda sama Ayah lagi capek, kamu bawa mobil aja biar tidak kehujanan" kata bunda Rafka dengan wajah seperti orang sakit.

"Baik bunda, Rafka berangkat" ujar Rafka sambil mengambil uang dari tangan bundanya.

"Hati-hati dijalan ya nak" ucap bunda Rafka berjalan ke kamar untuk istirahat.

"Siap bunda" sahutnya lalu bersiap-siap.

Dua jam Rafka membeli daftar belanjaan bundanya, ia pun langsung bergegas pulang ke rumah. Namun karena Rafka ingin membeli sesuatu, ia memutuskan untuk mampir ke suatu tempat.

Tiba-tiba Rafka melihat sosok wanita tak asing sedang duduk di pemberhentian angkutan umum.

Suara klakson mobil ~~~

Gabriella yang mendengar suara itu, langsung tersadar dari lamunannya.

"Lu ngapain duduk disitu?" tanya Rafka santai.

"Gue lagi nunggu angkutan umum, tapi dari tadi gak ada yang lewat" ujar Gabriella gugup.

"Lu ikut gue, sekalian gue antar pulang" ucap Rafka. Gabriella hanya diam dan tidak membuka mulutnya.

"Gue ngomong sama lu, lu lihat mata gue" ucap Rafka.

Gabriella tidak bisa mengelak, dan memilih untuk menuruti kata Rafka.

"Gimana, lu mau atau gak?" ucap Rafka bertanya kembali.
"Emm... iyaa gue mau. Tapi lu gak jahat kan?" tanya Gabriella gugup.

"Lu kira gue orang jahat, ha. Yaudah lu sekarang masuk ke dalam. Dan lu duduk nya di samping gue" kata Rafka sambil merapikan kursi disamping nya.

Gabriella Laurence langsung masuk ke dalam mobil dan duduk lalu memakai seat belt. Gabriella berusaha untuk tetap percaya pada Rafka yang niatnya untuk mengantarkan Gabriella pulang ke rumah.

"Lu ngapain hujan-hujan gini keluar" tanya Rafka memecahkan keheningan.

"Eum... gue tadi ke toko buku mau beli buku bacaan" balas Gabriella dan tak ada balasan apa-apa dari Rafka.

"Raf, lu juara satu olimpiade matematika ya?" Gabriella memberanikan diri untuk bicara.

"Lu tau dari mana?" tanya Rafka balik.

"Gu-Gue baca sertifikat ini" balas Gabriella sambil menunjuk lembaran kertas yang ada di lemari mobil Rafka.

"Oh, iya. Emangnya kenapa?" tanya Rafka sambil bernyanyi.
"Nanya doang" jawab Gabriella.

***

Sampai dirumah Gabriella Laurence, Gabriella turun dari mobil.

"Sekali lagi makasih lu udah nolongin gue" kata Gabriella gak enakan.

"Iya" balas Rafka melajukan mobilnya.

Gabriella pun langsung masuk ke dalam rumah dan mandi. Setelah itu Gabriella melakukan aktivitas seperti biasa.

Jam 3 sore ~~~

"Gue udah gak Sampat ke sana, kalau gue ke sana bunda sama ayah bakal nyariin" batin Rafka.

Rafka sampai di rumah ~~~

"Bunda, Ayah aku pulang" panggil Rafka untuk minta tolong agar barang belanjaan di masukkan ke dalam.

"Iya nak" ucap orang tuanya sambil keluar rumah. Dan membantu Rafka menurunkan barang.

"Bunda, Ayah aku mandi dulu" ucap Rafka mengembalikan kunci mobil pada Bundanya.

"Iya nak Rafka" ucap Ayah dan Bundanya.
Setelah selesai mandi, Rafka mengecek handphone nya karena dari pulang antar Gabriella ia sama sekali belum memegang handphone.

Alaska

Tadi lu sama siapa di mobil?

Ha, maksud lu?

Gue sama Seanc sempat lihat lu sama cewek. Itu siapa, pacar lu?

Gila kali lu, itu si Gabriella. Gue gak sengaja ketemu dia, ya udah sekalian aja gue antar pulang.

Kirain siapa.

Read.

"gak habis pikir gue sama otak dua teman gue sendiri. Dah lah mending sekarang gue harus fokus untuk masa depan. Soal cewek mah mudah gue gak nyari aja masih banyak yang naksir." kata Rafka pada dirinya dengan percaya diri.

Karena jam menunjukkan sudah larut malam, Rafka memutuskan untuk istirahat dan tidak perduli soal pikirannya.

CINTA ALJABAR DAN MELODI BAHASA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang