[07]

235 28 6
                                    


________________

Setelah sekolah berakhir,

Sunoo melangkah dengan berat menuju lapangan basket, tempat hukuman pahit menunggunya.

Pikirannya dipenuhi dengan kemarahan dan kekecewaan, merasa dirugikan dan dihina oleh Niki.

Saat dia melangkah, awan kemarahan membayangi pikirannya, matanya berkilau dengan api protes yang membara.

"Kenapa aku harus menanggung ini? Kenapa Niki bertindak seolah-olah ini bukan urusannya?"
pikir Sunoo dengan marah.

.
.
_______________
.
.

Ketika tiba di lapangan,

dia melihat Niki sedang bermain basket dengan santai dan tersenyum, seolah tidak peduli sama sekali.

Bunga api kemarahan berkobar di hati Sunoo saat melihat pemandangan itu, namun dia berusaha menjaga ketenangannya, tapi sia-sia.

"Kau pikir kau bisa mengabaikanku begitu saja?"
teriak Sunoo dengan marah, mencoba menekan bara yang membara di dalam dirinya.

Niki mengangkat kepalanya perlahan, melihat Sunoo dengan senyum mengejek di wajahnya.

"Oh, apakah itu saja yang bisa kau lakukan?"
kata Niki dengan ejekan yang menghina.

"Sungguh sombong..Bagaimana mungkin seseorang bisa seangkuh ini?"
pikir Sunoo dengan marah.

Darah Sunoo mendidih,

dia melangkah maju menuju Niki, berkata
"Kau pikir kau penting? Kau tidak berarti apa-apa bagiku! Tapi aku akan menghentikan kesombonganmu sekarang juga!"

Niki tersenyum dingin dan berkata
"Kau benar-benar berpikir bisa melakukannya? Kau hanya anak kecil yang mencoba membuktikan dirinya."

"...."

"Aku tidak percaya aku harus berurusan dengan orang ini setiap hari. Bagaimana mungkin sekolah membiarkan seseorang seperti dia tetap ada?"

Napas Sunoo semakin cepat saat dia berkata
"Kenapa kau tidak membantuku setidaknya daripada berdiri di sini dan bermain?"

Niki tertawa dan berkata
"Kenapa aku harus membantumu? Ini hukumanmu, bukan hukumanku. Aku di sini hanya karena aku suka bermain."

Kemarahan lain menyala di mata Sunoo saat dia berkata
"Kau tidak mengerti apa-apa tentang tanggung jawab atau kerja sama. Sekolah ini bukan taman bermain pribadimu!"

Niki berhenti bermain dan berbalik menghadap Sunoo, berkata dengan serius
"Dan kau pikir membersihkan lapangan akan membuatmu menjadi pahlawan? Ini hanya pekerjaan konyol yang tidak akan mengubah apa pun."

Sunoo mundur selangkah, mencoba mengendalikan emosinya.

Dia merasa tak berdaya dan kecewa, berkata dengan tenang
"Kau benar. Mungkin membersihkan tidak akan mengubah apa pun, tapi setidaknya aku akan melakukan apa yang diminta dariku."

BETWEEN PAGES || SUNOO HAREMWhere stories live. Discover now